Kesalahan-Kesalahan Besar Pemasaran

Marketing.co.id – Dunia saat ini sudah terlalu penuh dengan persaingan. Jika Anda membuat satu kesalahan, para pesaing akan dengan cepat merebut bisnis Anda.

Peluang untuk merebut kembali bisa jadi sangat tipis, kecuali ada orang lain yang melakukan kesalahan. Berharap pesaing membuat kesalahan ibarat mengikuti perlombaan dengan harapan  pihak lawan jatuh.

Menurut Jack Trout dalam bukunya In Search of the Obvious, setidaknya ada delapan kesalahan besar yang lazim terjadi dalam dunia hiperkompetitif seperti saat ini.

Ikut-ikutan

Banyak orang percaya bahwa masalah mendasar dalam pemasaran adalah membujuk calon pelanggan. Karena memiliki produk atau jasa yang lebih baik, Anda akan berkata, “Kami mungkin bukan yang pertama, tetapi kami akan menjadi yang lebih baik.”

Itu bisa saja benar, tetapi jika Anda terlambat, dan harus bertempur dengan pesaing besar yang telah mapan, strategi pemasaran Anda mungkin salah. Ikut-ikutan tidak akan berhasil.

Apa yang Anda jual?

Perusahaan besar dan kecil sering merasa sangat kesulitan menggambarkan produk mereka, khususnya jika produk tersebut merupakan kategori baru dan teknologi baru. Penjelasan mereka sering kali berbelit-belit yang pada akhirnya menjadi sulit dipahami.

Sukses pemasaran terbesar diperoleh dengan penjelasan efektif tentang apa yang Anda tawarkan. Jangan berusaha kelihatan cerdas atau rumit.

Kebenaran akan menang.

Pemasaran adalah pertarungan persepsi. Ini merupakan pernyataan sederhana yang sering menjadi sandungan bagi banyak pengusaha. Orang-orang pemasaran asyik melakukan riset dan “mendapatkan fakta-fakta”. Mereka menganalisis situasi untuk memastikan kebenaran itu memang berada di pihak mereka.

Kemudian, mereka berlayar dengan penuh percaya diri ke arena pemasaran. Merasa aman dengan pengetahuan bahwa mereka memiliki produk terbaik dan bahwa pada akhirnya produk terbaiklah yang akan sukses.

Padahal, semua yang ada di dunia pemasaran ini merupakan persepsi pikiran pelanggan atau calon pelanggan.

Ide orang lain

Meluncurkan produk ikut-ikutan sebenarnya berbahaya, seperti halnya ide yang ikut-ikutan. Alasannya, dua perusahaan tidak bisa memiliki konsep yang sama dalam pikiran pelanggan. Ketika pesaing memiliki satu kata atau posisi dalam pikiran pelanggan, akan sia-sialah memiliki kata yang sama.

Kami sangat sukses

Kesuksesan sering menyebabkan arogansi, dan arogansi akan menyebabkan kegagalan.  Ketika orang menjadi sukses, mereka cenderung bersikap kurang objektif.

Ketika kesuksesan mereka semakin meningkat, mereka semakin arogan dan merasa bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan. Kesuksesan membawa kesulitan.

Segalanya untuk setiap orang

Ketika Anda mencoba menjadi apa saja untuk  semua orang, Anda akan mengalami kesulitan. Mencoba menggunakan merek yang sudah sukses untuk tujuan yang lebih tinggi daripada yang bisa ditunjukkan merek itu dalam pikiran pelanggan malah bisa menjadi bumerang bagi merek itu sendiri.

Hidup dengan angka

Angka sangat dibutuhkan dalam bisnis. Hitungan tentang laba dan pendapatan tentu harus melibatkan angka-angka. Namun, kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan angka-angka untuk membuat sebuah prediksi bisnis.

Sebuah perhitungan yang tidak akurat dapat mengarahkan kita pada penetapan target yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kita dapat mencapai sebuah target yang tidak masuk akal tersebut? Hal tersebut juga dapat membuat harga saham kita di pasar hancur. Namun yang lebih fatal, ketidakakuratan perhitungan dapat membuat kita keliru dalam mengambil keputusan.

Tidak mengkritisi diri-sendiri

Telah banyak yang ditulis tentang DEC, Xerox, AT&T, dan Kodak, dan usaha mereka untuk berpindah dari bisnis dengan pertumbuhan lambat menjadi cepat.

Jika situasi ini semakin parah, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada apa yang disebut “teknologi-teknologi yang mengacaukan”.

DEC menghadapi revolusi komputer desktop, Xerox menghadapi gelombang produk cetak laser, dan Kodak menghadapi kamera digital.

Walaupun sulit, seorang pemimpin harus menemukan cara untuk beralih ke ide atau teknologi yang lebih baik. Sekalipun itu mengancam bisnis dasar mereka. Jika tidak, masa depan mereka akan terancam, khususnya ketika teknologi dikembangkan dan mencapai momentumnya. Masalahnya adalah bagaimana melakukan hal seperti itu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here