FisTx Perkenalkan Teknologi RAS dan Mobile Water Sterilizer untuk Pengelolaan Tambak Udang

Marketing.co.id – Berita Marketing | FisTx, startup teknologi pertambakan udang dan ikan memperkenalkan teknologi teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS). RAS merupakan teknologi berkonsep kolam petak untuk sistem budidaya secara insentif dengan memanfaatkan air secara terus menerus, sehingga air pada kolam utama terjaga kualitasnya serta menghemat penggunaan air dan biaya pergantian air.Sebelumnya, FisTx fokus pada kebutuhan dasar dalam mendukung kesuksesan dalam budidaya melalui produk Aqua Input dan layanan farming system.
Salah satu yang sudah menggunakan teknologi FisTx adalah PT Nayottama Kelola Laut Indonesia (NKLI). PT NKLI secara resmi mengumumkan penggunaan teknologi terbaru RAS FisTx melalui sebuah perayaan soft launching di kolam budidaya yang terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 20 Januari 2021 lalu.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Hermansyah. Dengan teknologi RAS, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sebanyak tiga hingga empat kali lipat. Momentum ini turut menandai implementasi perdana teknologi RAS FisTx.
“Konsep RAS serupa dengan akuarium, air kolam tidak dibuang tetapi disaring terus menerus. Jadi ide besarnya adalah bagaimana air yang ada ini dapat dikonservasi dan dipakai berkesinambungan dengan sistem filtrasi yang FisTx kembangkan. Sistem ini juga terbukti aman karena kami juga sudah menerapkan sistem disinfeksi yang cukup ketat melalui teknologi kami yang lain, yaitu Mobile Water Sterilizer yang dilengkapi dengan teknologi UV dan teknologi ozone untuk mengurangi penggunaan bahan kimia. Selain itu, Mobile Water Sterilizer juga dapat digunakan sebagai water treatment unit,” jelas COO FisTx, Rico Wibisono.
Baca juga: Udadi Fish Siap Antar Ikan Segar untuk Anda dengan Cepat dan Terjangkau
Selain ramah lingkungan, manfaat lain yang didapat dari penggunaan teknologi RAS adalah meningkatkan produktivitas, meminimalisir permasalahan udang mati dini, dan hemat hingga 30 persen jika dibandingkan dengan pemakaian kimia seperti kaporit. Produksi per hari pun lebih cepat, growth rate meningkat  rata-rata sekitar 20%, dengan efisiensi pakan hingga 23,5%.
“Teknologi RAS sangat tepat digunakan bagi para petambak di masa ini. Dengan latar belakang sebagai seorang petambak, saya belajar dari kegagalan budidaya tambak udang milik sendiri. Kemudian, saya berinisiatif untuk mengembangkan teknologi RAS di kolam sendiri yang sebelumnya sudah saya kenal di Vietnam sejak tahun 2020. Berawal dari situ kemudian saya terapkan RAS di FisTx,” papar pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Perikanan Budidaya ini.

FisTx
FisTx, startup teknologi pertambakan udang dan ikan memperkenalkan teknologi teknologi Recirculating Aquaculture System

Rico memetakan setidaknya ada empat tantangan dalam budidaya tambak udang, yakni manajemen tambak, manajemen operasional, manajemen konstruksi tambak, dan manajemen alam, contohnya pemilihan lokasi tambak yang tidak sesuai di lokasi rawan bencana seperti tsunami dan gempa.
Berbeda dengan yang banyak dilakukan petambak udang saat ini, FisTx berkomitmen menyasar pada solusi di permasalahan inti pertambakan udang, yaitu manajemen tambak dan manajemen operasional budidaya seperti monitoring tambak. Bahkan, saat ini FisTx juga sudah mengembangkan manajemen konstruksi tambak.
Baca juga: Kembangkan Smart Farming, Startup ini Menang Kompetisi di Jerman
“Awal proses budidaya hingga panen itu akan menjadi sebuah ekosistem, itulah yang kami sebut FisTx 360. Tantangan kami adalah mengedukasi para petambak dari old mind menuju new mind in farming untuk dapat meningkatkan produktivitas tambaknya. Dengan menggunakan perhitungan yang mudah, efektif, dan terukur, RAS akan menjadi sistem yang akan mengangkat pertambakan di Indonesia,” ujar Rico.
Hingga saat ini, produk Aqua Input FisTx melalui penjualan langsung dan daring telah merambah ke 21 provinsi, 180 kabupaten kota, sekitar 300 petambak dengan kalkulasi sekitar 1,500 petak yang dikelola. Ke depannya Rico menargetkan sistem kerja sama operasioanal (KSO) melalui penambahan empat project dengan jumlah kolam sekitar 40 petak kolam menggunakan teknologi RAS.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here