Bidik Industri Kreatif, Ekuid Ramaikan pasar crowdfunding Indonesia

Photo Caption:
Direktur Ekuid, Bayu Aji Prakoso  bersama dengan Illustrator  Mohammad Taufiq/Emte dalam acara peresmian aplikasi Ekuid Indonesia dan pengumuman maskot Ekuid di Cecemuwe, Jakarta (22/9). Ekuid adalah platform Securities Crowfunding (SCF) yang membuka akses kepada masyarakat yang ingin berinvestasi dengan metode pengumpulan dana dan nantinya dana tersebut digunakan untuk pengembangan usaha bagi pemilik bisnis, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta Startup (perusahaan rintisan).Marketing.coid – Berita Financial Services | Crowdfunding saat ini telah menjadi metode alternatif untuk meningkatkan pencarian dana bagi pebisnis dan proyek-proyek kreatif minim modal. Dengan sifatnya yang cair, model pendanaan ini terbukti berkembang pesat.

Di dunia international, situs-situs crowdfunding telah menjadi salah satu situs yang dianggap “seksi” oleh kalangan pebisnis minim modal. Pasar crowdfunding di Indonesia pun terus tumbuh. Hal itu terlihat dari mulai banyaknya perusahaan-perusahaan urun dana yang bermunculan belakangan ini. Salah satunya adalah platform investasi Ekuid.

Setelah berhasil mendapatkan mendapatkan izin sebagai Penyelenggara Securities Crowdfunding dari OJK melalui Surat Keputusan Nomor KEP-11/D.04/2022, Ekuid kini secara resmi mendeklerasikan sebagai penyalur dana untuk berbagai sektor bisnis, termasuk industri kreatif, yang ingin mendapatkan pendanaan melalui Efek (Obligasi) maupun Securities Crowdfunding (SCF).

Popularitas perusahaan crowdfunding semakin mencuri perhatian lantaran kehadirannya dianggap memudahkan para pebisnis minim modal dalam mencari pendanaan dan memberikan peluang bagi investor yang mencari instrumen alternatif dalam berinvestasi.

Direktur Eku.id Bayu Aji Prakoso mengatakan, pasar crowdfunding di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan. Sehingga, Ekuid tidak merasa sedang berkompetisi dengan pemain lainnya.

“Saya nggak merasa berkompetisi dengan player lain. Yang penting kan sebenarnya kita saling challenge juga, kita nggak mau juga sombong sendirian. Kita ingin industri sekuritas crowdfunding ini lebih banyak dikenal khalayak ramai. Yang menjadi challenge adalah terutama kita mau masuk di industri kreatif. Challenge-nya adalah mencari penerbit yang benar-benar dia punya projek bener dan lainnya, itu yang menjadi challenge,” ujarnya.

Selain menerbitkan projek kepada publik, Ekuid juga menawarkan cuan ke pemodal dengan memberikan bunga atas projek tersebut karena ini hutang atau obligasi. Tak hanya itu, Ekuid juga mengincar projek-projek yang memberikan dampak positif, sosial, budaya dan lainnya. Karena,  para kreator, pencipta lagu, produsen film, produser musik dan lainnya saat ini agak susah mendapatkan pendanaan dalam berkarya. Nah, tujuan Ekuid adalah memberikan pendanaan dengan skema IP (intellectual property) Based. “Jadi, pendanaan yang kita lakukan itu bisa menjaminkan IP-nya dengan kita,” lanjutnya.

Menurut Bayu, salah satu tantangan di industri kreatif adalah mereka tidak memiliki fixed asset, tapi mereka memiliki IP. Sebenernya, IP tersebut ada evaluasinya, berharga, dan memiliki nilai yang dimana bank saat ini belum bisa menilai. Meski undang-undang sudah ada di tahun lalu bahwa bank boleh menerima jaminan berupa IP. Tapi sampai saat ini belum. “Kami bisa menerobos itu dengan melihat historical revenue-nya mereka atas karya tersebut berapa. Harapannya kita mendobrak itu dan seniman, produser serta yang lainnya itu hanya mikirin karya aja,” ujarnya.

Photo Caption:
Direktur Ekuid, Bayu Aji Prakoso  bersama dengan Illustrator  Mohammad Taufiq/Emte dalam acara peresmian aplikasi Ekuid Indonesia dan pengumuman maskot Ekuid di Cecemuwe, Jakarta (22/9). Ekuid adalah platform Securities Crowfunding (SCF) yang membuka akses kepada masyarakat yang ingin berinvestasi dengan metode pengumpulan dana dan nantinya dana tersebut digunakan untuk pengembangan usaha bagi pemilik bisnis, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta Startup (perusahaan rintisan).Sayembara pembuatan maskot Ekuid

Salah satu realisasi Eku.id dalam menitikberatkan pada industri kreatif antara lain dengan menggelar kompetisi pembuatan maskot. Diumumkan saat peresmian beroperasinya Eku.id pada Jum’at (22/9), prakarsa sayembara pembuatan maskot Eku.id tidak sekadar mengenalkan diri sebagai platform investasi inovatif, tetapi juga sebagai penggerak kreativitas dan kebanggaan bangsa Indonesia.

“Maskot adalah simbol bagi sebuah brand, sehingga kompetisi ini bukan sekadar sayembara umum, namun memantapkan posisi Eku.id sebagai Securities Crowdfunding yang mendukung UMKM, khususnya di industri kreatif yang memang memiliki pasar dengan segmen khusus tetapi memiliki potensi besar,” katanya.

Kompetisi ini telah mengumpulkan 77 ilustrator dari berbagai penjuru Indonesia. Dalam sayembara ini, Eku.id bukan hanya mencari logo visual, tetapi juga mencari lambang yang menggambarkan semangat kreatifitas dan aspirasi kebangsaan.

Bayu menegaskan, inisiatif ini tidak hanya berhenti pada pemberian hadiah dan penghargaan. Eku.id berupaya menciptakan platform yang mendukung ekosistem kreatif bangsa. Melalui sayembara “Bikinin EKU.ID Maskot”, Eku.id memberikan penghormatan kepada para ilustrator dan menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri kreatif, yang merupakan salah satu sektor yang penuh potensi dalam perekonomian Indonesia. Selain itu, sayembara ini juga sebagai langkah untuk memperkenalkan investasi kepada generasi muda Indonesia. Ini adalah upaya nyata untuk membimbing mereka dalam memahami pentingnya berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik.

Sebelumnya, Ekuid telah sukses meluncurkan 13 penerbit dengan total penerbitan efek atau obligasi mendekati Rp10 miliar dengan tingkat keberhasilan pengembalian kepada pemodal mencapai 100%.

Ekuid telah berkolaborasi dengan industri kreatif dengan mendukung film series dan festival musik Pesta Semalam Minggu yang sukses mendatangkan 50 ribu penonton dan telah melakukan crowdfunding sebanyak 3 kali.

Dalam waktu dekat Ekuid menargetkan funding sebesar 15 miliar rupiah. “Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, kita ingin target funding-nya itu Rp15 miliar. Target kita pengen lebih banyak user akuisisi dan masyarakat pengen coba aja dulu untuk investasi 100 ribu. Yang penting belajar aja dulu,” pungkas Bayu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.