Semakin Produktif di Era Disruptif

Potensi karier dan bisnis di industri gaming Marketing.co.id – Berita Digital | Di tengah terbukanya peluang untuk melakukan hal-hal baru di era digital, persaingan untuk menjadi yang  paling inovatif dan paling produktif adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi setiap orang, tak  terkecuali mereka yang berada di industri gaming.
Menanggapi isu produktivitas di era yang disruptif ini, UniPin Community (UNITY) Bersama Fantech menyelenggarakan webinar dengan tema “Makin Produktif di Era yang Disruptif”, Minggu (13/3). UNITY mengundang Marketing Coordinator Fantech Indonesia Robby Arianto, Manajer Tim Nasional  PUBGM Indonesia Isfan Satria Wijaya, dan Chief Growth Officer RevivaLTV Irliansyah Wijanarko sebagai  pembicara.
Tantangan-Tantangan Produktivitas di Era yang Disruptif 
Bahasan soal produktivitas tak lepas dari kaitannya dengan tantangan soal fleksibilitas waktu. Isfan dalam  pemaparannya menyebutkan bahwa di industri gaming, hampir semua hal dilakukan di luar “jam kantor”.
“Baik dari tim esports, media gaming, korporat dan brand gaming, pasti ngerti bahwa kita harus stand by  24/7. Ini hitungannya tantangan lho karena kita enggak bekerja dengan jam kerja konvensional. Industri  gaming ini lebih ke arah entertainment, hampir semua turnamen itu di weekend dan Anda harus  mengorbankan weekend Anda,” ujar Isfan.
Dalam hal meningkatkan produktivitas, penting untuk mengetahui dan memanfaatkan sebaik-baiknya  modal yang dimiliki. Irliansyah atau yang akrab disapa Irlie menjelaskan bahwa modal sekecil apapun tak  menjadi penghalang jika tahu memanfaatkan dan mengembangkannya dengan cara yang tepat.
“Tadi ada yang tanya di komentar, gimana kalau mau jadi streamer tapi modal HP doang? Sebenarnya  kalau dipikir enggak mungkin karena enggak cukup untuk menghibur kalau pakai HP doang. Seminimalnya  yang bisa kalian manfaatkan dari HP itu adalah kalian bisa riset, apakah gue bisa bikin video TikTok, gue  pakai HP itu untuk nambah exposure dan modal gue, baru pelan-pelan upgrade sampai punya hardware yang memadai untuk streaming,” terang Irlie.
Potensi karier dan bisnis di industri gaming amatlah luas. Tidak hanya berasal dari industri atlet  profesional dan tim-tim esports profesional, tetapi juga berkaitan erat dengan industri lain penunjang  aktivitas gaming misalnya media gaming seperti RevivaLTV dan industri peripheral equipment seperti  Fantech. Industri-industri kerap berkolaborasi untuk menghadapi beragam tantangan yang berasal dari  perubahan-perubahan di era digital.
“Penetrasi gaming di Indonesia aja baru 30-50%, tapi pekerjaan apapun yang bisa kita bayangkan, yang  10 tahun lalu enggak ada, itu bisa terjadi di industri ini. Industrinya besar banget, ekosistemnya besar  banget, dan semua itu perlu bersinergi untuk mencapai hal yang lebih besar lagi,” ujar Robby.
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here