Antisipasi Omicron Perlu Prokes, Vaksinasi dan Deteksi Dini

antisipasi omicron
Dialog Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Selasa (7/12/2021), Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi (kanan atas) menggarisbawahi bahwa penyebaran Omicron sangat cepat.

Marketing.co.id – Berita Marketing | World Health Organization atau WHO menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali ditemukan di Benua Afrika pada 24 November 2021. Hanya dua hari sesudahnya, varian ini telah dikategorikan sebagai variant of concern. Omicron disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam penularan dan di berbagai negara, penelitian terus dilakukan untuk mempelajari varian baru ini.

Oleh karena itu pemerintah terus memantau virus COVID-19 varian baru Omicron. Berbagai upaya dan kebijakan diambil guna mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia. Munculnya varian ini menjadi bukti bahwa COVID-19 tetap harus diwaspadai. Karena itu, meski pandemi dalam situasi landai di Indonesia, pemerintah meminta masyarakat terus menjaga protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi.

Dalam Dialog Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Selasa (7/12/2021), Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menggarisbawahi bahwa penyebaran Omicron sangat cepat. “Jumlah negara yang melaporkan sudah hampir 45 negara, jadi sangat cepat penyebarannya,” ujar Nadia.

Ia juga menjelaskan bahwa di beberapa negara tersebut, terdapat kasus di mana orang yang terinfeksi tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Karena itu Nadia mengingatkan, bahwa sejalan dengan pengetatan pintu masuk, masyarakat di dalam negeri juga harus tetap waspada.

Sedangkan terkait situasi di tanah air, Nadia menyebutkan, meski laju penularan rendah, namun varian Delta yang mendominasi virus COVID-19 di Indonesia masih terus bermutasi. Setidaknya 23 varian turunan telah teridentifikasi. Artinya, kata Nadia, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi dan deteksi dini adalah keharusan.

“Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang,” tuturnya. Sedangkan vaksinasi, dikatakannya, selain mencegah sakit parah, juga akan menekan jumlah populasi virus.

“Bila semua sudah divaksinasi, kita akan punya benteng kekebalan yang bisa menjaga kita dari varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru di dalam negeri,” papar Nadia.

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, bahwa apapun varian virusnya, masyarakat diharapkan menerapkan 100% prokes dan melengkapi vaksinasi sebagai upaya pencegahan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.