Saham SAP Express Dijual Rp220-Rp260 per Lembar

Jakarta, 4 September 2018Memasuki usianya ke-4, PT Satria Antaran Prima Tbk (SAP Express) melakukan langkah strategis dengan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Langkah SAP Express tercatat sebagai pertama kali dan satu-satunya perusahaan jasa pengiriman (kurir) di Indonesia yang melantai di bursa.

SAP Express menawarkan sebanyak-banyaknya 600.000.000 saham atau sebesar 60% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah IPO. Adapun kisaran harga yang ditawarkan melalui Penawaran Awal (bookbuilding) Rp220-Rp260 per lembar saham. SAP Express menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Penawaran Awal berlangsung 31 Agustus 2018 hingga 10 September 2018. Sedangkan masa Penawaran Umum dijadwalkan pada  24-26 September 2018, setelah diterimanya Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan. Saham SAP Express diharapkan akan diperdagangkan pertama kali di BEI sekitar akhir September atau awal bulan oktober tahun ini.

Budiyanto Darmastono, Direktur Utama SAP Express mengatakan, IPO akan memperkuat struktur permodalan, yang antara lain digunakan untuk mendukung bisnis jasa pengiriman (express delivery) sektor e-commerce. Saat ini, kontribusi revenue dari jasa pengiriman e-commerce sekitar 11%. “Setelah IPO kontribusi dari pengiriman e-commerce diharapakan meningkat 40%,” tutur Budiyanto.

Budiyanto Darmastono, Direktur Utama PT Satria Antaran Prima Tbk (kedua dari kiri), bersama para BOD dan BOC perseroan saat memaparkan kinerja perusahaan di IDX Main Hall Jakarta

Menurut Budiyanto, potensi bisnis pengiriman dari sektor e-commerce masih sangat besar di masa mendatang. Dia mengutip data yang dirilis oleh Statista Digital Market Outlook pada tahun 2017. Penjualan e-commerce di Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan mencapai lebih dari USD8,5 miliar, naik sebesar 49% dibandingkan dengan tahun 2016 yang tercatat sebesar USD5,8 miliar. Masih dari sumber yang sama, pada tahun 2022, penjualan e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari USD16,4 miliar atau bertumbuh rata-rata sebesar 18% setiap tahunnya sejak 2018.

Agar lebih fokus menggarap e-commerce, SAP Express akan mengambil beberapa langkah strategis, diantaranya menambah jumlah kantor cabang, dari 100 menjadi 1.000 outlet. Luasan gudang SAP Express juga akan ditambah pasca IPO, dari sebelumnya 300 meter persegi menjadi 1500 meter persegi.

Selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan payment gateway untuk memudahkan konsumen membayar tagihan kiriman barang. “Keunggulan kami di e-commerce pada layanan COD (Cash on Delivery), ada 4 empat perusahaan kurir yang melayani COD, dan SAP menjadi market leader,” klaim Budiyanto.

Tarif pengiriman SAP Express juga lebih kompetitif dibandingkan para pesaing. Ongkos mengirim barang melalui SAP Express lebih murah 20% – 30% dibandingkan perusahaan kurir besar lainnya. Selama ini, nama SAP Express di jagat bisnis kurir memang kurang terdengar gaungnya, karena SAP Express lebih dominan menggarap segmen B2B, dengan segmen pasar utama industri perbankan. “Tugas kami antara lain mengantarkan kartu kredit ke nasabah,” tandas Budiyanto.

Kinerja Keuangan

Pada kuartal pertama tahun 2018, SAP Express membukukan pendapatan Rp48,2 miliar, meningkat 54,3% dibandingkan kuartal pertama tahun 2017 yang sebesar Rp31,2 miliar. Sementara itu, pada tahun 2017, 2016 dan 2015 SAP Express membukukan pendapatan masing-masing sebesar Rp148,2 miliar, Rp117,4 miliar, dan Rp60,0 miliar.

Adapun laba bruto SAP Express pada kuartal pertama tahun 2018 tercatat Rp10,8 miliar, naik 59,3% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp6,8 miliar. Pada tahun 2017, 2016 dan 2015 SAP Express membukukan laba bruto masing-masing senilai Rp28,2 miliar, Rp28,2 miliar, dan Rp7,1 miliar. Setelah IPO, manajemen memperkirakan perbaikan pada operasional dan kinerja laporan keuangan di tahun-tahun yang akan datang.

Adapun nilai aset per 31 Maret 2018 tercatat sebesar Rp56,3 miliar, meningkat dibandingkan aset per 31 Desember 2017 yang tercatat sebesar Rp44,0 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp47,3 miliar dari Rp43,4 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp8,9 miliar dari Rp553 juta. Sementara itu, pada 31 Maret 2018, current ratio tercatat sebesar 2,1 kali, gross profit margin sebesar 22,5% dan perbandingan aset dengan liabilitas sebesar 1,2 kali.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.