Mendongkrak Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura Melalui Ekspor Batik Aromaterapi

Marketing.co.id – Berita UMKM | Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor kain dan bahan pakaian Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka yang mengesankan, yaitu sebesar USD473,31 juta. Lima negara utama yang menjadi tujuan ekspor kain dan bahan pakaian Indonesia antara lain Jepang, Vietnam, India, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Desa Devisa Aromaterapi 2024
Desa Devisa Aromaterapi 2024

Peningkatan ini juga terlihat pada ekspor batik, salah satu kekayaan budaya Indonesia yang mendunia. Nilai ekspor batik pada tahun yang sama mencapai USD17,45 juta. Amerika Serikat menjadi negara utama penerima ekspor batik Indonesia, diikuti oleh Jerman, Singapura, Malaysia, dan Kanada.

Menariknya, terobosan baru dalam dunia batik juga muncul dengan hadirnya produk batik aromaterapi. Batik aromaterapi tidak hanya mengusung keindahan motif batik, tetapi juga menyajikan aroma wangi rempah dan bunga yang tahan hingga empat tahun meskipun sering dicuci. Inovasi ini diciptakan oleh Warisatul Hasanah, seorang perempuan milenial yang mendirikan Batik Al-Warits.

Al-Warits telah menjadi mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sejak 2019 dan telah berhasil mengikuti berbagai pameran skala internasional, termasuk Trade Expo Indonesia (TEI) 2019. Kolaborasi antara LPEI, Kemenkeu Satu, dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Provinsi Jawa Timur memberikan dukungan yang signifikan bagi pengembangan produk batik aromaterapi.

Melalui Program Desa Devisa, LPEI memberikan pendampingan komprehensif kepada perajin batik aromaterapi, terutama di daerah Madura. Hasilnya, kapasitas produksi perajin meningkat pesat, dari 400 kain per hari menjadi 4.000 kain per hari. Pendapatan perajin juga mengalami peningkatan signifikan, dari Rp300.000 menjadi Rp1.250.000 per bulan.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Ilham Mustafa, menegaskan bahwa komitmen LPEI dalam menciptakan ekosistem ekspor yang berkelanjutan tidak berhenti sampai di situ. Program Desa Devisa berhasil membuka peluang ekspor batik aromaterapi ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang.

Dengan terus mendorong inovasi dan memberikan dukungan kepada para pelaku usaha, Indonesia diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan kontribusi sektor ekspor dalam perekonomian nasional. Semoga dengan sinergi antara berbagai pihak, potensi ekspor kain dan batik Indonesia akan terus berkembang menuju masa depan yang lebih cerah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here