Facebook “Like” Perimeter Kesuksesan Brand

www.marketing.co.id – Ketika sebuah sebuah perusahaan membuat akun Facebook, mereka berharap untuk bisa menarik sebanyak mungkin perhatian pengguna. Salah satu perimeter  yang bisa digunakan untuk melihat seberapa banyak orang yang menyukai produk suatu brand adalah dengan menghitung jumlah pengguna  yang menekan tombol “Like” pada akun Facebook brand tersebut.

Berdasarkan studi yang dilakukan ExactTarget pada 1.500 pengguna Facebook, ternyata 38% konsumen di Amerika Serikat menekan tombol “Like” atau sebelumnya menjadi “Fans” minimal satu buah brand dalam Facebook, jejaring sosial paling populer saat ini. Rata-rata pengguna Facebook menyukai sembilan macam brand berbeda. Ini jadi kesempatan bagi para marketer untuk lebih menelaah berita apa yang diinginkan konsumen. Akan tetapi, dengan menyukai suatu brand, bukan berarti pengguna itu serta merta terbuka untuk mengonsumsi program promosi Anda terus-menerus. Menurut laporan ExactTarget, 70% konsumen tidak pernah menganggap menjadi fans sama dengan menerima segala bentuk program marketing brand tersebut.

Perlu diingat oleh marketer bahwa Facebook sangatlah bersifat personal. Kebanyakan pengguna menekan tombol “Like” karena ingin membagi kesenangan mereka terhadap sesuatu hal kepada teman-temannya. Karena itu, frekuensi dan program marketing yang akan dibagi kepada target fans harus benar-benar dipikirkan.

Bertolak kembali ke laporan ExactTarget, didapatkan berbagai macam motivasi pengguna untuk menyukai suatu perusahaan atau brand tertentu. Yang paling dominan adalah untuk menerima diskon dan promosi (40%) juga memperlihatkan dukungan terhadap perusahaan atau brand tertentu (39%). Banyak juga yang ingin mendapatkan kesempatan memperoleh produk gratisan (36%) dan informasi mengenai aktivitas perusahaan (34%). Lainnya hanya untuk kesenangan dan hiburan (29%), update tentang produk mendatang (33%) dan jadwal diskon (30%). Cukup banyak yang menginginkan konten eksklusif dari brand yang mereka sukai (25%), rekomendasi teman juga berpengaruh (22%) untuk mempelajari lebih banyak mengenai perusahaan tertentu (21%).

Hasil temuan motivasi di atas memang agak kontradiktif dengan hasil laporan sebelumnya yang mengungkapkan pengguna Facebook cenderung menolak pesan marketing. Faktanya, pengguna menekan tombol “Like” karena banyak alasan. Sebab itu, para marketer harus jeli memberikan konten yang bervariasi dalam halaman Facebook mereka.

Waktu juga merupakan faktor penting dalam meraih perhatian pengguna Facebook. Sebanyak 65% pengguna Facebook hanya mengakses situs jejaring sosial ini saat selepas jam kantor dan sekolah, seperti pagi dan sore hari. Ini bisa menjadi perhitungan bagi Anda yang ingin menambah divisi social media ke dalam perusahaan. Karena jika kegiatan mengurus halaman Facebook perusahaan pada pukul 9–5 waktu kantor saja, Anda bisa kehilangan kesempatan untuk dapat berinteraksi langsung dengan konsumen di saat mereka online.

Ada pula perbedaan antara cara menggunakan Facebook yang dilakukan laki-laki dan perempuan. Para perempuan cenderung menggunakan Facebook untuk menjaga relasi (sekitar 63%) dan memiliki sedikit waktu berurusan dengan bisnis.

Penelitian lain yang diprakarsai PRmoment juga menunjukkan peluang bagi perusahaan untuk eksis di Facebook. Menurut hasil penelitian terakhir mereka, sebanyak 43% pengguna Facebook menjadi penggemar suatu brand. Namun, hanya 40% yang merasakan manfaat dari halaman situs brand yang mereka sukai. Potensi besar bagi perusahaan untuk memanfaatkan eksistensi mereka di Facebook terlebih ditemukan pula dari penelitian bahwa 6% pengguna Facebook mengatakan mereka telah membeli barang melalui rekomendasi yang mereka lihat melalui situs tersebut.

Hal menarik lain ditemukan dari penelitian ExactTarget berjudul Digital Morning yang mempelajari perilaku pengguna di pagi hari saat mereka baru menyalakan komputer dan menjelajahi dunia maya. Misalnya, tipe pengguna “email first” (58%) langsung membuka inbox pesan mereka. Tipe ini cenderung haus akan informasi dan memiliki kepribadian yang berorientasikan pekerjaan, serta lebih tertarik dengan informasi terbaru mengenai produk teranyar melalui email dan jejaring sosial. Sedangkan tipe pengguna “Facebook first” (11%) menggunakan internet untuk berinteraksi secara sosial dan mengikuti suatu brand tertentu untuk alasan hiburan dan rekomendasi.

Kita tidak bisa mengontrol siapa yang akan menjadi fans Facebook dan apa yang akan mereka katakan. Facebook adalah sebuah platform terbuka tempat percakapan, debat, dan sharing opini dilakukan. Perusahaan yang tidak bisa melepas kontrol terhadap brand mereka akan mengalami kesulitan. Seperti kebanyakan situs jejaring sosial lainnya, Facebook berubah-ubah secara konstan. Karenanya, brand harus siap untuk memercayai seseorang untuk memelihara akun Facebook mereka dan menjawab pertanyaan sesegera mungkin tanpa harus melewati jalur persetujuan yang rumit.

Hal terpenting dalam mengatur akun Facebook adalah mem-posting berita yang menarik sekaligus relevan dengan bisnis Anda. Ketika tidak ada berita mengenai bisnis, Anda bisa memposting hal-hal yang menarik perhatian konsumen maupun media. Merangkul social media adalah medium lebih ringan yang memberikan Anda kesempatan untuk menunjukkan gambaran personal dari bisnis Anda. Tiga kata yang harus diingat; rangkul, eksis, dan menarik. (Riana Xaverius/DM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.