Bersaing Ketat Menjadi Nomor Satu

Bersaing Ketat Menjadi Nomor SatuSyarat menjadi bank dengan kategori terbaik tidak sekadar terkait besarnya aset yang dimiliki, fasilitas yang ditawarkan, ataupun jumlah dana yang dikelola. Namun, juga dilihat dari kesehatan finansial dan tentunya pelayanan nasabah.

Coba Anda ketik kalimat “Mandiri vs BCA” di situs penelusur. Langsung pada halaman pertama, Anda akan menemukan pertanyaan-pertanyaan seperti, “BCA dan Mandiri mana yang lebih baik?”, “Lebih baik Mandiri atau BCA?”, “Mendingan mana ya? Nabung di Bank Mandiri atau BCA?”, dan sebagainya.

Mungkin saja Anda termasuk dalam golongan orang yang selalu bertanya-tanya mengenai hal tersebut jika ingin membuka rekening bank di negeri kita tercinta ini. Lalu, apa saja kira-kira standar atau parameter minimal yang Anda harapkan dari sebuah bank? Persyaratan standar yang dibutuhkan dari sebuah bank biasanya adalah jumlah cabang yang banyak dan tersebar di mana-mana, mesin ATM yang mudah ditemukan di segala tempat—khususnya di pusat perbelanjaan, promo yang diberikan, hingga mungkin saja teller bank harus berpenampilan cantik, menarik, atau tampan rupawan.

Nah, Bank Mandiri maupun BCA telah memenuhi semua persyaratan yang diajukan para calon nasabah tersebut. Lebih jauh lagi, Bank Mandiri dan BCA sudah menabur diri dengan berbagai jenis penghargaan dari dalam dan luar negeri, seperti Top Brand Award, Service Quality Award, Asia Money Best Bank Award, dan masih banyak lagi. Jadi, hampir semua hal yang Anda cari dari sebuah bank, baik Bank Mandiri maupun BCA mampu memenuhi dan memberikannya untuk Anda.

Sejarah Singkat Bank Mandiri dan BCA

Sebelum kita menuju pembahasan yang lebih mendalam, mari kita mulai dahulu dengan mengetahui sejarah kedua bank hingga mampu meraih posisi puncak dalam dunia perbankan nasional. Pertama-tama, kita membahas mengenai sejarah singkat Bank Mandiri.

Bank Mandiri lahir pada masa krisis moneter menghantam negara kita, yaitu pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan nasional. Bank Mandiri merupakan peleburan dari empat bank milik pemerintah, yaitu Bank Pembangunan Indonesia, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Bumi Daya, dan Bank Dagang Negara, pada Juli 1999.

Karena pendirian Bank Mandiri merupakan bagian proses restrukturisasi perbankan nasional akibat hantaman krisis moneter, berbagai macam pil pahit pun harus ditelan. Mulai dari rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 ke 17.620, serta penutupan 194 kantor cabang yang saling berdekatan.

Sedangkan di sisi lain, BCA memiliki umur yang jauh lebih panjang daripada Bank Mandiri, dan dimiliki oleh swasta. BCA resmi berdiri pada 21 Februari 1957 dengan nama “Bank Central Asia NV”. Namun, serupa tapi tak sama dengan Bank Mandiri, perubahan BCA paling signifikan juga terjadi setelah krisis moneter mulai menghantam pada tahun 1997.

Akibat krisis moneter tersebut, aliran tunai BCA menjadi sangat terganggu dan mengancam kelangsungan hidup BCA. Efeknya, kepanikan melanda nasabah BCA dan membuat mereka beramai-ramai menarik dana yang mereka simpan. Akhirnya BCA terpaksa meminta bantuan pemerintah Indonesia dan melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), BCA diambil alih pada tahun 1998.

Pencapaian Bank Mandiri dan BCA

Melalui program restrukturisasi perbankan nasional, kedua bank ini mulai membaik dan secara konsisten berhasil meraih lompatan kemajuan yang signifikan.

Salah satu prestasi Bank Mandiri yang paling signifikan adalah penggantian holistik platform teknologi yang mereka miliki. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat Bank Mandiri adalah bank hasil merger dan karenanya mewarisi sembilan sistem pusat perbankan yang berbeda dari empat bank pendahulunya.

Setelah keberhasilan pengembangan program dan infrastruktur teknologi informasi yang menelan dana US$200 juta dan waktu pengerjaan tiga tahun, Bank Mandiri mulai memperbaiki kondisi keuangan dengan memasuki segmen bisnis yang memiliki prospek tumbuh sangat baik sekaligus menguntungkan. Lebih lanjut lagi, Bank Mandiri menetapkan fokusnya pada segmen korporasi, komersial, ritel dan mikro, serta pembiayaan konsumen dengan penerapan strategi yang berbeda-beda di setiap segmen dan tetap memiliki sinergi dengan semua unit bisnis yang dimiliki.

Kini Bank Mandiri telah menggaet lebih dari 12 juta nasabah, dengan total aset sebesar Rp722 triliun (Desember 2013). Tahun 2013 lalu, dana simpanan yang berhasil dihimpun mencapai Rp556 triliun dan total kredit yang telah disalurkan mencapai Rp472 triliun. Profit yang diraih oleh bank pelat merah ini mencapai Rp18,2 triliun.

BCA sebagai bank milik swasta juga memiliki kemajuan yang relatif sama pasca restrukturisasi perbankan nasional. Pada tahun yang sama setelah diambil alih BPPN, BCA berhasil pulih kembali dan hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pulihnya dana pihak ketiga seperti pada tingkat sebelum krisis. Bahkan, aset BCA mencapai angka Rp496 triliun. Angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka pada Desember 1997 yang hanya Rp53,63 triliun.

Adapun jumlah nasabah BCA saat ini juga tidak jauh beda dengan Bank Mandiri, yakni mencapai 12 juta nasabah, dengan total simpanan pihak ketiga mencapai Rp409,5 triliun dan penyaluran kredit mencapai Rp312 triliun. Sementara laba bersih yang berhasil diraih mencapai Rp14 triliun.

Bersaing Ketat Merebut Pasar Ritel

Dalam kancah persaingan di industri perbankan, kedua bank besar ini nampak jelas bersaing untuk menunjukkan diri sebagai jawara di perbankan nasional, terutama dalam menggarap pasar ritel. Hal ini terlihat dari gencarnya mereka berpromosi, agresivitas mereka dalam membangun layanan nasabah, serta kecepatan mereka mengadopsi kemajuan teknologi.

Dalam beradu promosi, mungkin hanya sedikit bank yang bisa menandingi gencarnya promosi yang dilakukan oleh BCA dan Bank Mandiri. Adu kuat di perang promosi dengan iming-iming hadiah telah membuat promosi bank lain seperti tenggelam suaranya—karena begitu gencar dan besar nilai promosi kedua bank ini. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan bujet hingga ratusan miliar rupiah untuk promosi dalam rangka meningkatkan dana pihak ketiga (simpanan). Kedua bank ini juga sama-sama menyediakan hadiah dengan total nilai miliaran rupiah. Jika BCA mengusung “Gebyar Tahapan BCA”, Bank Mandiri mengusung “Mandiri Fiesta” yang kemudian berubah menjadi “Poin Fiesta”.

Untuk memberikan kemudahan dan pelayanan yang baik kepada nasabah, kedua bank ini juga sangat agresif melengkapi diri dengan berbagai fitur layanan. Untuk memenuhi kebutuhan layanan transaksi, BCA menyediakan ATM yang menyebar di berbagai sudut kota, demikian juga ATM Bank Mandiri juga tersebar di berbagai daerah. Kedua bank ini pun beradu kuat di layanan internet banking dan mobile banking, yang performa layanannya ternyata sama-sama bagus. Kedua bank ini juga serius mengembangkan layanan call center. Boleh dikata, mereka seolah tidak mau ketinggalan antara satu dan yang lain soal membangun kualitas layanan.

Dengan slogan “Senantiasa di Sisi Anda”, BCA ingin menjadikan dirinya sebagai perbankan transaksi. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa iklannya yang menunjukkan kemudahan transaksi bagi para pelaku bisnis, baik secara perorangan maupun korporasi. Tak heran jika banyak ATM BCA bertebaran di pusat-pusat bisnis. Ke depan, BCA akan lebih fokus pada tabungan dan giro. Untuk itu, BCA menargetkan bisa menambah sebanyak 50 kantor cabang dan 4.600 ATM di tahun 2014.

Sementara, untuk mewujudkan mimpi sebagai nomor satu di perbankan nasional, Bank Mandiri mengusung slogan “Terdepan, Terpercaya, Tumbuh Bersama Anda”. Strategi Bank Mandiri sebenarnya tidak jauh beda dengan strategi dalam menggarap pasar ritel maupun korporasi, yaitu memberikan kemudahan bertransaksi. Untuk itu, Bank Mandiri berencana menambah mesin electronic data capture (EDC) hingga 50 ribuan pada tahun 2014. Selain itu, bank ini berencana pula menambah mesin ATM hingga 1.500 lebih.

Kini, BCA bersama-sama dengan Bank Mandiri telah memegang peranan sangat signifikan dalam dunia perbankan nasional. Berbicara mengenai aset, rasio kecukupan modal, rasio kredit macet, rasio profitabilitas, dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional, baik Bank Mandiri maupun BCA mampu memberikan hasil yang baik.

Sehubungan dengan bank mana yang Anda pilih jika ingin membuka rekening, Anda perlu mengetahui bahwa kedua bank sama-sama menginginkan kepuasan bagi para nasabah meski menjalankan strategi yang berbeda. Jadi, semoga Anda puas dengan apa pun pilihan bank Anda!

Andika Priyandana
Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.