Singapura, Negara Terbaik Mempelajari Bahasa Asing

Marketing – Pakar pendidikan Arief Rachman mengatakan bahwa keinginan siswa di Indonesia melanjutkan sekolah di luar negeri harus didasarkan pada keunggulan sistem dan bidang studi yang ditawarkan institusi luar tersebut. Menurutnya, kebanyakan dari mereka yang memilih kuliah di luar hanya karena faktor prestise tanpa mempedulikan kualitas kampus harus dilakukan pembinaan.

“Umumnya orang yang ingin studi di negara lain terbagi tiga. Pertama, karena menganggap kuliah di luar ini lebih mentereng dibanding dalam negeri. Kedua, mereka yang memang mencari sistem untuk menunjang bidang studinya, dan yang ketiga,  karena di Indonesia belum ada universitas yang menawarkan subjek yang ingin dipelajari,” tuturnya.

Menurut Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini, jika ingin belajar keluar negeri, langkah pertama adalah perlu memperdalam bahasa asing terlebih dulu sesuai bidang yang ingin ditempuh.

“Saya pernah belajar di Singapura dan di sana ada institusi regional untuk pembelajaran bahasa asing dengan mengambil guru dari berbagai negara. Karena belajar bahasa asing sastra berbeda dengan belajar bahasa asing untuk studi, maka calon mahasiswa yang kuliah di luar negeri perlu memperdalam dulu kemampuan berbahasanya,” ujarnya.

Senada dengan itu, Tatiana Gromenko, pendiri SGB, platform informasi tentang Singapura, mengatakan bahwa sejauh ini Singapura memang menjadi destinasi pendidikan favorit bagi calon-calon mahasiswa dari Indonesia. Faktor yang mendorong tingginya minat untuk belajar di negara tersebut selain karena kedekatan geografis juga karena kualitas kampusnya.

“Tentu di Indonesia banyak kampus-kampus berkualitas. Singapura bisa melengkapi bidang studi yang di Indonesia belum ada, sebagaimana warga Singapura juga bisa belajar di Indonesia untuk bidang-bidang yang memang tidak ada studi kasusnya di Singapura,” katanya.

Tatiana mencontohkan bidang geologi, di mana Indonesia banyak memiliki gunung-gunung vulkanik yang bisa dijadikan objek penelitian. Sebaliknya, Singapura bisa menjadi referensi mahasiswa Indonesia untuk belajar tentang robotik yang memang sudah ada industrinya di sana.

“Keduanya saling melengkapi, apalagi secara geografis sangat berdekatan. Dari sisi waktu dan biaya bisa lebih murah dibandingkan kuliah di Eropa. Apalagi Singapura juga termasuk 10 besar negara dengan sistem pendidikan terbaik dunia berdasarkan hasil survey Organization for Economic Co-operation and Development,” ungkap wanita Rusia yang fasih berbahasa Indonesia ini.

Singapura tahun lalu telah merubah paradigm pendidkannya dari berorientasi akademik menjadi berorientasi holistic sehingga akan membawa perubaham mendasar yang signifikan untuk masa depan negara kota tersebut.

“Adanya kebijakan ini membuat siswa dan orang tua tidak lagi berkompetisi mengejar kesempurnaan akademis, namun lebih kepada interaksi sosial dan kompetensi dalam mengambil keputusan. Saya kira ini sangat menarik bagi mahasiwa negara lain untuk belajar di sini,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.