Planius Simanullang, Sosok Dibalik Kesuksesan Danone di Dunia Digital

Danone Indonesia menerima penghargaan dari Netcore dan Frontier Technology di Jakarta (11/08). Foto: marketing.co.id/lialily.

Desain strategi Planius Simanullang dalam dunia digital Danone hingga meraih penghargaan

Marketing.co.id – Berita Marketing | Planius Simanullang, Heads of digital Transformation Danone, berhasil meraih penghargaan Marketing Technology Thought Leader dari Netcore. Penghargaan tersebut berhasil dicapai karena Planius dianggap berhasil membuat desain strategi agar Danone tetap unggul dalam dunia digital.

Danone merupakan perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Good) alias perusahaan yang menjual produk secara cepat dengan harga terjangkau. Produk tersebut dijual secara cepat karena memiliki batas usia penyimpanan yang cenderung singkat dampak dari permintaan konsumen yang sangat tinggi. Ciri lain dari FMCG yakni produk yang mudah rusak jika disimpan dalam jangka waktu lama, misalnya produk minuman seperti susu dan makanan olahan.

Sebagai brand FMCG, kebanyakan masyarakat menganggap Danone sebagai brand yang tidak masuk dalam lingkup digital, sehingga membutuhkan usaha lebih dalam mengumpulkan database konsumen agar Danone pun bisa masuk dan bertemu konsumen dalam dunia digital.

“Danone adalah brand FMCG yang kebanyakan orang menganggapnya nggak digital banget. Jadi, buat kami sebagai brand FMCG bukanlah hal yang mudah untuk mengumpulkan database konsumen. Mengumpulkan database konsumen adalah challenge terbesar kami karena kami tidak seperti perusahaan e-commere, telekomunikasi atau perbankan,’ ujarnya kepada Marketingcoid.

Beberapa kategori produk Danone yang merupakan produk susu anak seperti Royal, Bebelac, dan SGM menjadi keuntungan tersendiri karena jumlah bayi yang lahir setiap hari sangatlah banyak. Target konsumennya adalah para ibu. Di sinilah brand harus bisa meraih konsumen baru sambil sekaligus menjaga konsumen lama yang sudah ada.

Ketika pandemi melanda dunia di tahun 2020, di mana seluruh kegiatan pertemuan secara fisik sangat dibatasi, semua perusahaan mau tidak mau harus mengubah strategi. termasuk juga strategi marketing.

Untuk brand FMCG seperti Danone ini, tidak bisa lagi hanya mengandalkan event di mal dan berbagai acara lain sebagai kegiatan marketing. Karena mal pun dibatasi jumlah pengunjung dan jam bukanya. Di sinilah semakin jelas, bahwa seluruh brand FMCG wajib untuk masuk ke dunia digital.

Menurutnya, kegiatan CRM (Customer Relationship Management) menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah brand. Mengelola hubungan antar pelanggan dan perusahaan yang bertujuan untuk memelihara dan membangun hubungan baik dengan pelanggan agar tercipta hubungan yang berkelanjutan. Untuk membuat CRM ini sukses dibutuhkan marketing technology. Marketing technology sangat memungkinkan untuk masuk ke dalam dunia FMCG lewat kampanye digital yang bisa menjangkau banyak orang.

Ketika Danone sudah memiliki data konsumen seperti nomor dan email, langkah selanjutnya adalah bagaimana mencapai konsumen tersebut sementara Danone sendiri bukan e-commerce yang memiliki aplikasi mobile yang canggih. Maka, yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan penyampaian content lewat teknologi yang sekarang semakin berkembang.

Tugas brand selanjutnya adalah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga konsumen masuk ke dalam komunitas ataupun ekosistem brand. Setelah mengetahui kebutuhan konsumen maka dibuatlah strategi agar konsumen bertahan berdasarkan content yang sudah disampaikan, misalnya berdasarkan royalty program hingga akhirnya konsumen yang awalnya hanya masuk ke dalam komunitas tanpa membeli produk kemudian menjadi membeli produk karena adanya reward royalty tersebut.

Campaign lain yang bisa dilakukan adalah content website. Content yang dicari ibu di dalam website brand susu Royal pada umumnya adalah mengenai kebutuhan anak umur 1 tahun, kebutuhan finansial, persiapan kebutuhan pendidikan anak usia dini, dan sebagainya. Target brand susu Royal adalah ibu-ibu kelas menengah atas. Dari interaksi dan pengguna website tersebut bisa diketahui kebutuhan apa saja yang bisa disajikan kepada konsumen.

Lebih jauh Planius mengatakan, untuk bisa efektif investasi di bidang marketing technology, langkah pertama yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah harus memiliki kejelasan mengenai visi dan misi. Jika visi dan misinya sudah jelas, barulah bisa menjelaskan dengan baik kepada stackholder dan rekan-rekan yang lain.

Setelah melakukan investasi dalam jumalah besar, maka digital campaign harus terus dilanjutkan dan diusahakan. Trial and error kemungkinan besar akan terjadi maka yang paling penting bagaimana caranya agar bisa ditingkatkan lebih baik lagi ke depannya.

“Tim digital harus memiliki kekuatan dan kekompakan semangat yang sangat solid agar sesuai antara seluruh visi dan misi brand, campaign yang dilakukan, hingga hasil akhir keberlanjutan hubungan antara brand dan konsumen,” pungkas Planius.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here