Peluang Lingkungan Digital untuk Bisnis

Jakarta menjadi salah satu kota yang paling optimistis di dunia terkait lingkungan digital untuk bisnis. Hasil ini bisa mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi digital dunia pada 2020.

Baru-baru ini, Economist Intelligence Unit (EIU) merilis hasil temuan sebuah proyek riset global yang diprakarsai oleh Telstra, yang mengukur tingkat kepercayaan eksekutif bisnis di sejumlah kota dari beberapa negara. Termasuk juga sejauh mana kota tersebut dapat mendukung ambisi digital yang dimiliki oleh sektor bisnis. Salah satu hasil penelitian tersebut, Jakarta berada pada peringkat ke-8 dari 45 kota dalam hal tingkat kepercayaan terhadap bisnis secara keseluruhan.

Riset connecting commerce ini juga menunjukkan Barometer Kota Digital—dari 45 kota di seluruh dunia berdasarkan 5 kategori kunci yang relevan dengan performa bisnis, yakni inovasi dan kewirausahaan, lingkungan finansial, sumber daya manusia dan keterampilan, pengembangan teknologi baru dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.

peluang lingkungan digital untuk bisnisMenurut Erik Meijer, President Director Telkomtelstra, riset ini mengungkap adanya tingkat kepercayaan tinggi terhadap ekonomi dunia yang terus tumbuh—dan Jakarta adalah salah satu dari 10 besar kota berdasar lima kategori penelitian. Dari 10 kota teratas untuk tingkat kapabilitas keseluruhan, tujuh berasal dari negara berkembang di Asia termasuk Bangalore, Mumbai, New Delhi, Beijing, Manila, dan Shanghai. Sebaliknya, tingkat kapabilitas yang lebih rendah ditemukan di Kota Hong Kong dan Tokyo.

“Agar transformasi digital dapat sukses, dibutuhkan dukungan eksternal yang kuat. Oleh karena itu, pelaku bisnis di Jakarta percaya pada kemampuan kotanya untuk mendukung potensi digital perusahaan mereka,” kata Erik. Tingginya tingkat kepercayaan ini didasari pertumbuhan ekosistem digital di Jakarta yang terlihat jelas, serta dukungan pemerintah dalam pertumbuhan sektor bisnis, termasuk melakukan pembinaan kewirausahaan digital.

Hasil riset juga menunjukkan pentingnya posisi Jakarta sebagai pusat dari ekosistem bisnis digital di Indonesia. Posisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendorong Indonesia mencapai targetnya menjadi pusat ekonomi digital di dunia pada 2020. Meskipun Jakarta mempunyai performa yang baik di seluruh kategori, riset ini juga menemukan bahwa 36% dari eksekutif di Jakarta percaya bahwa supply tenaga kerja serta keterampilan pekerja adalah tantangan terberat.

Erik menambahkan, seiring perkembangan bisnis yang cepat dalam menghadapi persaingan di era digital, masih dirasakan adanya ketimpangan antara universitas dan kurikulum yang diterapkan dengan kebutuhan terkini dunia usaha. Ini membuat sejumlah perusahaan di Jakarta sering kali harus merekrut ahli dari negara di Asia Tenggara atau lainnya. “Meskipun hal tersebut bukan masalah yang hanya di alami di Indonesia. Untuk itu, dunia pendidikan harus lebih fokus dalam membekali siswa dengan keterampilan digital yang relevan untuk melengkapi pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Jakarta,” imbuh dia.

Temuan lain dari riset juga mengungkap bahwa eksekutif di Jakarta merupakan kelompok yang paling memuji dukungan dari pemerintahnya; 95% dari mereka percaya bahwa pemerintah akan memainkan peran yang lebih positif dalam mengembangkan ekosistem digital selama tiga tahun mendatang. Namun, lebih dari separuh juga berpikir bahwa saat ini sedang ada diskoneksi antara pemerintah nasional dan kota dalam hal memberikan dukungan untuk melakukan inovasi.

Poin lainnya terkait keamanan digital (digital security), adalah keterampilan yang paling diinginkan oleh perusahaan, dengan 41% dari eksekutif yang ada di Jakarta menyatakan hal tersebut sebagai keterampilan yang paling dibutuhkan untuk mendukung transformasi digital. Sebanyak 25% dari responden menganggap bahwa change management merupakan keterampilan paling penting selanjutnya.

Ekosistem digital di Jakarta terbilang penting. Sementara 32% eksekutif berbasis di Jakarta percaya bahwa struktur tradisional seperti asosiasi bisnis adalah sumber bantuan yang berguna, komunitas informal, jaringan dan laboratorium inovasi juga sangat dihargai oleh bisnis (24%). Terbukti bahwa program pembangunan yang berorientasi bisnis—yang dijalankan pemerintah Indonesia sejak 2015, telah memberikan hasil nyata dan progresif dalam hal evolusi digital di Indonesia maupun di Jakarta.

“Peran pemerintah sangat penting, terlebih 53% responden survei di kota-kota di Asia mengakui bahwa mereka bersedia untuk memindahkan operasionalnya ke kota lain yang memiliki lingkungan eksternal yang lebih mendukung,” kata Erik. Saat ini, semua organisasi memiliki berbagai opsi untuk melakukan transformasi digital secara domestik maupun internasional—tergantung pusat dari operasi bisnis mereka berada.

Fisamawati

MM.02.2018/W

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.