Lima Gejala Bisnis Online Akan Bangkrut

Gejala Bisnis Online Akan Bangkrut
Gejala Bisnis Online Akan Bangkrut

Netpreneur, banyak hambatan dan kendala yang harus dihadapi ketika menjalankan sebuah bisnis. Terlalu banyaknya hambatan tersebut terkadang juga menghantarkan seseorang menuju ambang kebangkrutan.

Sebelum memutuskan untuk menggulung tikar bisnis online, sebaiknya penjual memahami kondisi bisnis yang sedang dialami. Dalam buku berjudul 1/2 Karyawan, 1/2 Bos, seorang trainer di bidang wirausaha bernama Supardi Lee mengatakan ada lima kondisi bisnis yang perlu dipahami sebelum menutup bisnis yang sedang dijalankan.

Bisnis yang menguntungkan

Bisnis yang dijalankan menghasilkan keuntungan sebesar apa yang diharapkan ketika pertama kali menjalankan bisnis. Atau, keuntungan yang dihasilkan jauh melebihi ekspektasi penjual.

Artinya, penjual harus menyiapkan rangkaian rencana untuk mengembangkan bisnis online yang dijalankan. Tujuannya, agar bisnis tersebut terus bertahan dan juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.

Untung = Rugi

Pada kondisi ini, pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan sebuah bisnis hampir sama. Misalnya, seorang penjual bisa membayar supplier dan juga menggaji karyawan. Tetapi, justru penjual tidak mendapatkan apa-apa. Keuntungannya kecil.

Ini keadaan yang riskan dan perlu diperbaiki sesegera mungkin. Supardi menyarankan agar segera ‘menggenjot’ bagian marketing dan penjualan.

Kadang-kadang rugi

Bisnis yang sedang mengalami kondisi ini mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak menentu. Kadang-kadang rugi, tapi kadang-kadang juga mendapatkan keuntungan. Dalam kondisi ini, sebenarnya sebuah bisnis mengalami kerugian. Untuk menyelamatkannya, penjual harus melaksanakan evaluasi pada setiap bagian di bisnis dan melakukan efisiensi.

Rugi terus menerus

Jika bisnis mengalami kondisi ini. Pertanyaan yang harus bisa dijawab oleh penjual adalah  “sampai kapan bisnis ini akan bisa bertahan?”. Diskusikanlah hal itu dengan partner kerja. Penjual juga bisa melakukan beberapa negosiasi. Contohnya, seperti “apakah bisa gaji tim saya dikurangi?” atau “bisakah pembayaran dengan supplier ditunda?”.

Bangkrut

Kerugian yang dihasilkan sudah mencapai batas dan melebihi kemampuan yang penjual miliki. Maka, penjual memilih untuk menutup bisnis online tersebut. Menurut Supardi, sebaiknya penjual tetap tenang dan menganggap kondisi tersebut sebagai lahan pembelajaran untuk di masa depan. Lalu, hitung berapa banyak besar utang dan kewajiban yang belum diselesaikan dengan semua pihak-pihak yang terkait.

Supardi menekankan, menjaga nama baik dan kehormatan jauh lebih penting dibandingkan lari sebagai pengecut dan meninggalkan semua kewajiban. Lalu, jangan lupa menyampaikan pada pihak-pihak terkait bahwa usaha tersebut sudah ditutup. ***(psr)

Supported By: image

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.