Dukung Kebutuhan Investasi, Bank BTPN & BNP Paribas Jalin Kerja Sama Strategis

Marketing.co.id – Berita Financial | Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM menjalin kerja sama untuk menawarkan solusi investasi guna mendukung kebutuhan investasi di segala kondisi. Kini, Bank BTPN menyediakan bagi para nasabahnya BNP Paribas Rupiah Plus untuk reksa dana pasar uang, BNP Paribas Prima II dan BNP Paribas Prima USD untuk reksa dana pendapatan tetap, dan BNP Paribas Pesona untuk reksa dana saham.

Bank BTPN BNP Paribas

Priyo Santoso, Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) mengungkapkan, sementara bagi nasabah yang ingin masuk ke pasar saham global, Bank BTPN juga menyediakan reksa dana saham syariah berbasis efek luar negeri yaitu BNP Paribas Cakra Syariah USD yang fokus berinvestasi ke pasar saham di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang dan menerapkan proses pemilihan saham menggunakan filter ESG (Environment, Social, and Governance).

“Meskipun volatilitas pasar global saat ini tinggi, kondisi ekonomi Indonesia tampak lebih tangguh. Baik pasar modal, hingga, mata uang Rupiah cukup bertahan bahkan cenderung menguat di tengah sentimen global yang sedang terjadi,” ujar Priyo.

Perekonomian dunia mulai bangkit dari pandemi Covid-19 meski masih dihadapkan pada tingginya laju inflasi. Diprediksikan, pertumbuhan ekonomi dunia selama 1- 2 tahun ke depan terus mengalami penurunan karena masih menghadapi tantangan kenaikan suku bunga hingga meroketnya harga komoditas seperti energi dan makanan yang berakibat tertekannya daya beli konsumen. Oleh karena itu, masyarakat dunia, baik di negara maju maupun berkembang perlu bersiap menghadapi tantangan ini.

Melihat dinamika pasar yang terjadi saat ini, dia menambahkan, kenaikan harga komoditas seperti batu bara menguntungkan Indonesia sebagai negara net-exportir komoditas. Walaupun di saat yang sama, juga merupakan negara net-importir minyak sehingga mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mengakibatkan gejolak inflasi.

“Kondisi ini sebetulnya dapat dilihat bukan sebagai short term pain melainkan long term gain bagi Indonesia. Meski akan ada dampak kenaikan inflasi dan tertekannya daya beli masyarakat dalam jangka pendek, kami mengharapkan laju inflasi sudah lebih normal pada 2023. Selain itu, kondisi anggaran pemerintah juga diperkirakan tetap kuat sehingga dapat menjaga kepercayaan investor kepada para pemangku kebijakan. Inilah yang menjadi modal bagi kesinambungan kepercayaan berinvestasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di jangka panjang,” papar Priyo.

Lebih lanjut terkait prospek mata uang, pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS relatif stabil dibandingkan dengan mata uang asing lainnya. Priyo meyakini bahwa Rupiah yang stabil berkontribusi positif pada aliran portofolio karena investor asing dapat lebih fokus pada fundamental perusahaan karena dampak volatilitas mata uang dalam portofolio mereka menjadi lebih kecil.

“Di tengah kondisi ekonomi yang kian dinamis ini, PT BNP Paribas AM memilih untuk fokus pada investasi jangka panjang. Yang terpenting bagi kami adalah agar investor memahami kebutuhan dan bagaimana mencari momentum yang relevan dengan kondisi pasar. Hal ini kami wujudkan salah satunya melalui kerjasama kami dengan Bank BTPN untuk memperluas akses terhadap solusi investasi yang tepat.” ujar Priyo.

Melihat kondisi ini, Head of Wealth Management Business Bank BTPN Helena mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini masih memiliki peluang dan prospek yang sangat baik ke depannya. Ini melihat adanya data pertumbuhan PDB, aktivitas ekspor terutama komoditas energi, pendapatan negara yang terus berkembang dan ruang kebijakan yang masih luas, meskipun terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai dalam berinvestasi di sisa akhir tahun 2022. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk terus aktif memantau kondisi ekonomi dan pasar saat ini.

“Untuk itu, tetap berinvestasi sesuai profil risiko dan tujuan investasi agar tetap aman dan dapat mengatur portofolio investasi dengan sesuai. Pembagian investasi ini harus dibarengi dan disesuaikan dengan profil risiko guna menemukan strategi investasi terbaik guna mencapai tujuan investasi,” imbuh dia.

Strategi investasi yang bisa dilakukan investor di tengah masih adanya ketidakpastian, khususnya pada triwulan IV tahun 2022 yakni dengan melakukan diversifikasi dalam investasi pada beberapa kelas aset sebagai langkah memitigasi risiko. Pembagian porsi bisa dilakukan ke beberapa jenis investasi sesuai dengan profil risiko investor seperti pasar uang (deposito, reksa dana pasar uang), obligasi (obligasi pemerintah, reksa dana pendapatan tetap), dan saham (efek saham, reksa dana saham).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here