Dari Pendelegasian Menuju Pemberdayaan


Marketing.co.id – 
Dewasa ini organisasi dituntut untuk berubah dari manajemen tradisional yang semua manajernya berbagi tanggung jawab melalui delegasi akan tetapi umumnya masih mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh anggota staf mereka. Metode tersebut tidak lagi sesuai dengan kondisi persaingan dan perubahan yang ada kini.

Metode yang berkembang dewasa ini berjenjang lebih ramping, tiap individu memiliki daftar pekerjaan yang lebih banyak dan memiliki rentang kontrol yang lebih besar. Pendelegasian tidak lagi cukup untuk menggerakkan para profesional ini. Mereka bukan lagi “pengelola”, melainkan “pemimpin” yang memberdayakan staf untuk mampu mengambil keputusan dan peran yang lebih besar dalam organisasi.

Pemimpin abad ke -21 adalah pemimpin yang mengikutser takan para stafnya dalam proses perencanaan dan membuat keputusan pada tingkat pimpinan departemen atau divisi. Mereka menciptakan suatu lingkungan di mana anggota staf bebas belajar mengambil keputusan, belajar menerima konsekuensi yang diperoleh atas keputusannya tersebut, dan belajar mengaplikasikan pengalaman yang telah mereka peroleh sebelumnya atas masalah yang sedang dihadapi saat ini. Terkadang hal itu di luar dari tugas dan kewenangan mereka di dalam struktur organisasi.

Pemimpin yang sukses hari ini mampu mempresentasikan visi dan nilai-nilai organisasi secara keseluruhan kepada orang-orang yang mereka pimpin, terlibat dalam komunikasi dua arah, dan mampu mengarahkan fokus timnya dalam mencapai tujuan strategis organisasi.

Beberapa manajer mungkin tampak terancam oleh model kepemimpinan semacam ini. Mereka khawatir kelak akan terbuang atau tersisihkan. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa berbagi kekuasaan dan kewenangan akan memberikan setiap pemimpin tambahan waktu untuk bekerja pada proyek-proyek kritis, mengidentifikasi dan mengejar peluang, serta berdampak pada meningkatnya nilai diri mereka di mata bawahan, rekan selevel, bahkan atasannya.

Untuk dapat mengimplementasikan hal-hal di atas, Anda perlu:

1. Memahami tanggung jawab, keterampilan, dan latar belakang setiap anggota.

Hal ini agar dapat menghasilkan performa terbaik. Jika Anda adalah pemimpin yang baru saja diangkat atau baru bergabung di perusahaan, pertamatama Anda harus mengumpulkan semua informasi tersebut.

2. Mendengarkan secara aktif.

Hal ini tidak semata mendengarkan sesuatu yang dikatakan oleh seseorang, tetapi juga sesuatu yang tidak dikatakan. Dan sesuatu yang tidak tersebutkan itu sering kali lebih penting. Hal ini bisa saja berarti mendengarkan pendapat karyawan, mendengarkan kekhawatiran dan harapan demi kemajuan organisasi. Ketika Anda menunjukkan sikap tubuh yang “mendengarkan secara aktif”, Anda memberikan sinyal kepada bawahan bahwa Anda bersedia berbagi kewenangan dan kepemimpinan.

3. Mengerjakan sesuatu dengan maksud dan tujuan yang jelas.

Sebagai pemimpin abad ke-21, Anda harus dapat memberikan gambaran yang utuh kepada setiap anggota tim atas tugas dan pekerjaan mereka saat ini. Mereka memang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Tanpa pemahaman yang utuh, mereka tidak dapat melihat gambaran akhir dari “potongan-potongan kecil” tersebut, layaknya sebuah puzzle.

Anda harus menciptakan hubungan antara setiap tugas yang dilakukan dengan tujuan dari departemen atau organisasi secara keseluruhan. Setiap anggota tim harus memiliki pemahaman tentang bagaimana pekerjaan mereka  akan memengaruhi departemennya maupun perusahaan secara keseluruhan. Hal ini akan membuat mereka mampu mengambil keputusan yang paling efektif sesuai kondisi yang mereka hadapi.

4. Membagi optimisme, peluang, dan kesempatan untuk bertumbuh.

Tidak peduli betapa pun sulit situasi yang sedang dihadapi, para pemimpin abad ke -21 ak an menyampaikan pesan-pesan  yang penuh harapan dan optimisme, karena berkeluh kesah tidak akan membantu apa pun dan justru mempersulit keadaan. Mereka selalu mengajak anggota tim untuk melihat sisi terang dari sebuah kejadian dan mengambil  pembelajaran dari kondisi tersebut agar dapat melompat lebih tinggi di kesempatan berikutnya.

5. Melatih anggota untuk berpikir kritis.

Hal ini bisa dilakukan dengan mendorong mereka untuk bertanya “bagaimana”, “mengapa” dan “bagaimana caranya agar  dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik”. Berikan keleluasaan untuk mempertanyakan sebuah kondisi maupun masalah dengan pertanyaan-pertanyaan kunci di atas. Mereka akan mengamati kejadian di masa lalu dan datang dengan usulan atas prosedur baru, proses atau ide-ide baru yang memungkinkan mereka lebih efisien dalam melakukan tugas.

Sebagai pemimpin, Anda harus dapat menarik dan mempertahankan pengikut. Ketika Anda mendelegasikan tugas atau proses, Anda memberikan kebebasan dalam melaksanakan tugas-tugas yang harus mereka tangani. Pemimpin abad ke-21 bukan hanya menjadikan diri sendiri sebagai agen perubahan, tetapi juga seluruh anggota timnya. Dengan formula lima langkah ini, bisa dipastikan staf Anda akan memiliki loyalitas yang tinggi dengan prestasi selangit. Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi yang berkualitas. (Kevin Wu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here