Strategi Green Marketing The Body Shop Indonesia: Sukses atau Gagal?

Marketing.co.id – Perusahaan dituntut berpikir kreatif agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen untuk hidup lebih baik di tengah pembangunan berkelanjutan. Dari sini kemudian muncul konsep “green marketing”. Istilah green marketing mulai dikenal pada akhir tahun 1980an dan awal 1990-an. Sederhananya, green marketing memperhatikan lingkungan di setiap proses dan sejalan dengan konsep green itu sendiri.

Tujuannya adalah mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan, meminimalkan limbah bahan baku dan energi, mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup dan meningkatkan efektivitas biaya dengan memenuhi peraturan lingkungan hidup agar dikenal sebagai perusahaan yang baik (Heizer dan Render, 2006).

Forever Againts Animal Testing (photo courtesy: www.thebodyshop.co.id)

Di tengah isu lingkungan yang kian mengerikan ini, The Body Shop muncul dengan mengusung green marketing dan menjadi salah satu  pelopor di Indonesia.

The Body Shop konsisten dengan kampanye Against Animal Testing sejak 1989. Mereka membawa nilai untuk membantu melindungi bumi dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Begitu pula dengan membela hak asasi manusia, meningkatkan kepercayaan diri, mendukung perdagangan yang adil dengan upah yang layak melalui program Community Trade.

The Body Shop memastikan semua produk bebas dari uji coba pada hewan, baik bahan baku maupun produk jadi. Hal ini membuktikan, bahwa The Body Shop berkomitmen pada lingkungan. Pertanyannya, apakah green marketing ini sesuai dengan market behaviour masyarakat Indonesia pada umumnya?

Dampak Green Marketing terhadap Kinerja Bisnis

Sejak kemunculannya di Indonesia, The Body Shop berhasil menarik hati konsumen dengan nilai-nilai yang dibawanya. Bukan hanya mengklaim, bahwa produk The Body Shop menggunakan bahan dasar alami dan bebas bahan kimia berbahaya, namun kemasan The Body Shop juga bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council) dan dipastikan produk (kemasan) berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab yang memberikan manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi.

Hal ini menjadi nilai plus bagi niche market, yakni mereka (konsumen) yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Menurut penelitian, ada pengaruh green marketing yang dilakukan terhadap consumer behavior yaitu sebesar 63,8%. Pada tahun 2019 produk body mist dan body butter/body cream The Body Shop berada pada posisi Top Brand berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh Frontier Group.

Baca juga: Top Brand Award, Survei Merek Terpanjang di Dunia

Pengukuran Top Brand dilandasi tiga parameter yang didapat dari hasil survei langsung kepada pelanggan suatu produk atau jasa, yaitu Top of Mind, Last Usage, dan Future Intention. Hasilnya menunjukkan, bahwa The Body Shop menjadi pilihan merek terbaik konsumen Indonesia.

Di akhir tulisan, penulis mengutip pernyataan dari Anita Roddick, Pendiri The Body Shop,”Inti dari sebuah bisnis seharusnya bukanlah mengenai uang dan keuntungan. Melainkan mengenai tanggung jawab. Sebuah bisnis seharusnya menjadi kebaikan untuk semua orang, bukan kepuasan pribadi”.

Bagaimana menurut Anda, apakah strategi green marketing The Body Shop dapat oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia dan sesuai dengan kondisi pasar Indonesia?

Penulis: Gabriel Audelia Martiawan, mahasiswi S1 Manajemen, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB

Editor: Tony B.

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here