Fenomena Siswa Melawan Guru di Sekolah, Begini Saran Psikolog

Marketing.co.id – Berita Marketing | Dalam era di mana keterbukaan dan pemberdayaan individu semakin ditekankan, fenomena siswa melawan guru di sekolah menjadi perhatian yang mendesak. Tidak lagi hanya sebagai otoritas tunggal dalam ruang kelas, guru kini harus menghadapi tantangan baru dari siswa yang lebih berani dalam mengekspresikan pendapat mereka.

Masalahnya adalah ketika hal tersebut memicu kebencian siswa terhadap gurunya dan menimbulkan dampak negatif misalnya siswa menjadi pemarah, mogok sekolah, nilai akademiknya turun, atau sulit diatur oleh gurunya. Fenomena seperti ini memberikan sedikit gambaran bahwa sebagian kecil pendidikan di Indonesia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Peristiwa siswa melawan guru baik secara langsung maupun melalui jalur hukum semakin sering terdengar.

Yasinta Indrianti, S. Psi., M. Psi., Psikolog dari Profil Talenta Indonesia mengungkapkan, perilaku melawan guru ini juga didukung dengan karakteristik remaja yang sedang berada dalam masa pencarian jati diri, rasa ingin berkompetisi menunjukkan eksistensi tetapi tidak bisa menyalurkannya dengan tepat.

Untuk mencegah siswa melawan guru di sekolah, penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan mendukung. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain memperkuat hubungan positif. “Guru perlu membangun hubungan yang positif dengan siswa dengan menunjukkan penghargaan, empati, dan perhatian terhadap kebutuhan mereka,” tutur Yasinta.

Yupi Good Talent
Seorang anak sedang menunjukkan bakatnya dalam bernyanyi di Yupi Good Talent

Lakukan komunikasi yang terbuka. Penting untuk membuka saluran komunikasi yang terbuka antara guru dan siswa. Siswa harus merasa nyaman untuk menyampaikan masalah atau kekhawatiran mereka.

Baca juga: British School Jakarta akan Kupas Tuntas Topik Wellbeing dan Kesehatan Mental

Selanjutnya, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan. “Memberikan siswa kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka, dapat memberikan mereka rasa memiliki terhadap lingkungan sekolah,” imbuh Yasinta.

Tak kalah pentingnya melakukan pelatihan keterampilan sosial kepada siswa untuk membantu mereka belajar cara berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan konflik secara konstruktif, dan bekerja sama dalam tim. “Saat ini, sudah seharusnya siswa diberikan aktivitas positif dengan dukungan guru, misalnya saja membuat kompetisi agar siswa dapat bersaing secara sehat,” paparnya.

Ada beberapa kompetisi positif agar siswa dapat menyalurkan ide dan bakatnya  dengan mengikuti beragam kegiatan. Salah satunya mengikuti ajang Yupi Good Talent yang diadakan oleh Yupi Gummy setiap tahunnya. Tahun ini, Yupi Good Talent menjadi tahun ke-5, dengan total peserta ribuan setiap tahunnya.

Baca juga: Jika tak Diatasi Masalah Stunting akan Gagalkan Visi Indonesia Emas 2045

Yupi Good Talent, merupakan ajang pencarian bakat untuk anak dan  remaja. Di sinilah anak-anak dan remaja Indonesia dapat menyalurkan  kreativitasnya dan mengekspresikan talenta positif dalam bidang seni yakni menyanyi, menari dan lainnya seperti storytelling, gymnastic, dan bermain musik.

Tak sekadar permen, Yupi juga mengeluarkan Yupi CDZ (Vitamin C-Vitamin D-Mineral Zinc) yang terbukti membantu menjaga daya tahan kamu supaya tidak gampang sakit, sehingga bisa terus beraktifitas dan berkarya tanpa halangan.

“Anak-anak dan remaja dapat menyalurkan energinya ke hal-hal yang positif dan kreativitas mereka menjadi prestasi yang bisa dibanggakan serta menginspirasi. Dengan mengikuti ajang kompetisi yang positif ini, sikap agresif siswa terhadap gurunya dapat diminilisir. Ajang ini dapat  menyuarakan semangat positif dan ceria,” kata  Addyono H. Koloway, Promotion Manager PT Yupi Indo Jelly Gum.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here