Payou Ajak Pebisnis UMKM Bangkit Meski Masih Pandemi

Marketing.co.id – Berita UMKM | Banyak pebisnis mengalami krisis di tengah pandemi Corona. Mereka mengeluh dengan omsetnya yang turun tajam, bahkan harus menutup bisnisnya. Namun disisi lain, ada pebisnis yang mengalami peningkatan penjualan secara online. Hal ini mendorong banyak startup digital untuk memberikan solusi terbaik.

Pebisnis yang menyadari peningkatan penjualan mampu dilakukan melalui online selama pandemi, melihat potensi ini tentu tidak disia-siakan begitu saja. Namun banyak pebisnis merasa, go online itu mahal, rumit, dan tidak mudah untuk dilakukan. Mengetahui data itu, salah satu startup, Payou, menghadirkan solusi alternatif platform online untuk berjualan dengan biaya terjangkau bagi para pebisnis.

Payou adalah platform yang menjembatani kebutuhan UMKM untuk bisa menjual produk mereka secara online, tanpa harus menginstal aplikasi. Payou juga berupaya membantu UMKM agar dapat lebih dekat dengan konsumen, terutama konsumen berbasis daerah (lokal). Karena itu, konsumen juga akan dimudahkan dalam mencari produk apapun secara lokal di sekitar tempat tinggal mereka.

Baca juga: 5 Hal Maksimalkan Komunikasi Bagi Pelaku UMKM

“Dengan platform online, kami harap bisa membantu pelaku untuk bangkit dan produktif kembali. Sehingga perekonomian bisa hidup dan berkembang,” jelas Alam Budi Satriyo Djiwodikromo, CEO Payou.id dalam keterangan tertulisnya.

Payou
Ilustrasi platform Payou

Payou telah menggandeng beberapa pebisnis dan internet marketer untuk berkontribusi dalam program Payou. Dengan strategi ini Payou dapat menggali lebih dalam permasalahan bisnis dan kebutuhan bisnis UMKM.

“Walaupun belum secara resmi dibuka, sudah ada ratusan pelaku usaha yang mendaftar. Kami sadar persaingan sangat ketat. Namun ini tidak membuat kami ragu untuk tetap melangkah dan menjadi salah satu dari startup yang memberikan solusi bagi ekonomi di Indonesia,” imbuh Budi.

Sebenarnya sebelum pandemi pun sebagian masyarakat sudah terbiasa berbelanja online. Data yang dikutip dari Nielsen Digital Consumer 2019 mengungkapkan, dalam  satu bulan 67% online shopper dapat menghabiskan Rp 50.000 – Rp 500.000 untuk berbelanja online.

Baca juga: Survei: Mayoritas Perusahaan Besar Ubah Model Bisnis

Di pertengahan 2020, semenjak wabah Corona masyarakat memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Kecenderungan konsumtif yang dipicu penggunaan media digital semakin tinggi. Adanya larangan berkumpul di luar menjadikan media digital menjadi alternatif kegiatan ekonomi.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.