Marketing adalah sebuah art, sebuah karya seni yang menggabungkan logika dengan emosi. Dalam hal strategi marketing, mestinya kita berada pada posisi yang pas. Artinya, kita tidak over promise dan juga tidak under promise.
Demikian diungkapkan Derrick Surya, Marketing Manager PT Topindo Atlas Asia, distributor utama oli terkenal asal Amerika Serikat bermerek TOP 1. Menurut lajang jebolan FE UI ini, posisi pas yang dimaksud adalah bahwa strategi marketing yang dijalankan itu mesti realistis.
“Persepsi orang kan beda-beda. Ada yang bilang produknya bagus, ada yang bilang tidak. Memang tidak bisa memuaskan semua pihak, tapi sebagian besar persepsi itu harus kita bentuk,” Derrick menjelaskan.
Di usia yang terbilang masih cukup muda, sederet prestasi sebagai seorang marketer telah ia raih. Terakhir, produk yang ditanganinya (oli TOP 1) meraih penghargaan TOP Brand Award 2010 dalam kategori pelumas. Belum lagi beberapa proyek yang sedang digarapnya terbilang cukup fenomenal bagi pemuda kelahiran Desember 1979 ini.
Pehobi travelling dan juga otomotif ini kemudian mengungkapkan, sebuah produk harus dilihat dari segi kualitasnya. Dituturkan, di TOP 1 dikenal istilah honest marketing, kejujuran dalam menjaga “3Q”, yaitu quality, quality, dan quality.
Lebih lanjut Derrick mengungkapkan, Indonesia termasuk negara yang penduduknya memiliki nilai-nilai budaya dan religius cukup tinggi. Maka dari itu, strategi marketingnya juga mesti make sense, dalam arti marketer harus bisa menjelaskan yang sifatnya psikografis ataupun etnografiskepada masyarakat.
“Nah itu juga, kenapa saya bilang di-combine dengan art. Kadang-kadang yang terlalu logis pun kalau tidak di-combine dengan art, itu bisa tidak masuk di masyarakat atau konsumen,” tandas Derrick. (Majalah MARKETING/Harry Tanoso)
Ekspansi Madurasa di pasar global semakin besar. Kesuksesan di negeri sendiri membuat merek besutan PT Air Mancur ini optimistis menggarap pasar global.
Pasar madu dalam kemasan memang manis seperti madu. Hal ini dialami oleh Madurasa—merek madu kemasan keluaran PT Air Mancur. Selain berjaya di pasar domestik, Madurasa pun mampu bersaing di pasar global. Bendera Madurasa sudah mulai berkibar di kancah global sejak lima tahun terakhir bersama produk lain keluaran perusahaan jamu yang berdiri sejak tahun 1963 ini. Madurasa sudah merangsek ke pasar ekspor, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Saudi Arabia, Dubai, Hong Kong, dan Nigeria.
“Ekspor Madurasa dilakukan bersamaan dengan produk-produk Air Mancur lainnya, khususnya jamu. Kami tetap menggunakan merek Madurasa di pasar negara-negara tujuan. Salah satu yang membuat kami optimistis di pasar ekspor lantaran kesuksesan kami di pasar domestik dalam menggarap pasar madu dalam kemasan,” cetus Ign. Novianto, Creative & Product Manager PT Air Mancur.
Bagi Novianto, memasarkan produk ke luar negeri bukanlah perkara mudah. Para pemilik merek kudu mempersiapkan berbagai infrastruktur secara optimal. Apalagi regulasi di setiap negara tujuan berbeda. Yang pasti survei pasar menjadi langkah yang tak boleh dilewatkan begitu saja. “Riset pasar negara tujuan sangat penting. Bila ada tawaran pemasaran di sana, kami tidak langsung menerima. Kami melakukan cek pasar dulu melalui tim kami. Prospek tidaknya pasar menjadi kriteria utama kami dalam memilih negara tujuan,” katanya.
Penyesuaian dengan kondisi pasar setempat pun dilakukan. Baik dari sisi kemasan maupun pola komunikasinya. Di pasar Malaysia, misalnya, komunikasi kemasan Madurasa dilakukan dengan bahasa setempat meskipun masih satu rumpun. Madurasa pun harus didaftarkan pada sebuah lembaga semacam Badan POM di Negeri Jiran itu. Sementara, untuk pasar Arab dan lainnya, Madurasa tetap memakai komunikasi kemasan yang sama dengan pasar domestik.
“Untuk pasar Arab maupun Nigeria kami tidak punya komunikasi khusus. Mengingat ada agen yang langsung memasarkan produk di negara tersebut. Termasuk para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sana. Secara tidak langsung mereka turut mempromosikan produk kami di sana,” imbuh Novianto.
Secara umum tidak ada penyesuaian tajam. Asalkan sudah memenuhi syarat registrasi, jaminan kualitas, maupun stabilitas, produk layak dipasarkan di negara lain. Kemasannya pun didominasi kemasan sachet seperti di pasar domestik. Termasuk varian rasanya juga sama, seperti jeruk, stroberi, maupun anggur.
Pasar terbesar Madurasa saat ini masih dipegang oleh Malaysia. Di sana, menurut Novianto, Madurasa termasuk merek yang memimpin pasar. Untuk mengelola pasar yang sedemikian besar, Air Mancur tidak segan-segan membuka kantor perwakilan di sana. Namun, tidak di semua negara, Air Mancur mendirikan kantor perwakilannya. Hal ini mengingat kondisi pasar dan keterbatasan biaya. “Saking besar pasar Malaysia, tantangan konkret yang kami hadapi di sana adalah pemalsuan. Tapi, kami cukup gesit menyikapi ini. Kami yakin kandungan Madurasa susah dipalsukan. Pasar pun akan menilai sendiri mana yang asli dan mana yang palsu,” kata Novianto.
Edukasi pasar dilakukan dengan melihat kondisi pasar negara bersangkutan. Edukasi, menurut Novianto, berjalan seiring dengan proses pendistribusian. Distribusi dilakukan oleh agen Air Mancur Internasional—seperti di Malaysia— maupun agen-agen dan distributor lokal yang bermitra dengan Air Mancur. Dengan bantuan tangan para distributor ini, Madurasa mampu dipasarkan dalam jangkauan luas—dari ritel modern sampai pasar tradisional, maupun dari pusat kota sampai pelosok.
Di Malaysia, Madurasa bermain di arena above the line dengan memasang iklan-iklan di media cetak. Di negara lain, Madurasa aktif berpartisipasi dalam program pameran dan eksebisi meskipun tidak berkomunikasi dengan konsumen langsung.
Di Arab Saudi, edukasi madu jauh lebih gampang dilakukan mengingat madu sudah digemari masyarakatnya sejak lama. Di sana, sudah dikenal madu kurma. Mengingat pasar madu sudah berkembang di sana, Madurasa tetap tidak gentar menggarapnya. “Strategi kemasan praktis dalam bentuk sachet cukup efektif. Ini yang membedakannya. Kemasan ini pun membuat produk hiegienis dan khasiatnya tetap bisa dipertahankan. Kami berterima kasih pada para tenaga kerja Indonesia di sana karena turut mengedukasi pasar,” imbuh Novianto.
Strategi harga yang diterapkan juga disesuaikan dengan kondisi pasar di tiap negara. Hal ini juga membuka persaingan dengan merek-merek lain. Novianto melihat pemain-pemain lain menjadi salah satu entry barrier dalam memasarkan Madurasa. “Kompetitor tak kalah sengit berebut pasar. Tapi, kami yakin kesuksesan di pasar Indonesia membuat kami percaya diri. Produk kami pun akan diakui oleh pasar luar negeri sebagai produk berkualitas dan berkhasiat selain kemasan praktisnya,” tandasnya.
Pasar ekspor ini memberi kontribusi sekitar 10 persen. Tentu saja, kontribusi terbesar datang dari Malaysia. Pertumbuhannya pun tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan di pasar domestik, yakni 10–15 persen per tahun. Asal tahu saja, pasar madu kemasan dalam negeri sendiri masih terbentang lebar. Madurasa pun terus melebarkan pasarnya dengan meluaskan jangkauan distribusi yang saat ini 70 persen ada di Jawa-Bali. Produksinya pada tahun lalu mencapai ¾ juta lusin per tahun.
Pada tahun ini, Air Mancur terus menggejot pertumbuhan di masing-masing negara. Termasuk membuka pasar baru. Salah satunya yang sedang digarap adalah Jepang. Jepang, menurut Novianto, merupakan negara yang paling susah ditembus mengingat regulasinya yang sangat ketat. “Pasar Jepang kami nilai sangat potensial. Saat ini, kami sedang dalam proses menyelesaikan syarat-syarat administrasi sesuai regulasi yang berlaku,” kata Novianto. (Majalah MARKETING/Sigit Kurniawan)
Joko adalah seorang profesional yang mempunyai bakat dan keahlian hebat dalam bidangnya. Kebetulan saat itu perusahaan tempat Joko bekerja baru mendapat proyek yang sangat memerlukan keahliannya. Tambahan lagi, proyek tersebut mempunyai deadline yang sangat ketat. Joko sedang menunggu-nunggu kapan ia dipanggil Bos untuk segera mengerjakan proyek tersebut. Tetapi, apa yang terjadi? Bos ternyata memanggil seorang tenaga freelance dari luar dan segera menyetujui kontrak dengan orang tersebut. Mengapa demikian?
Banyak orang percaya bahwa untuk maju dan sukses dalam karier, kita harus memiliki keahlian dan kemampuan terbaik. Tetapi, banyak orang yang pintar dan ahli ternyata tidak sukses dalam kariernya. Mengapa demikian? Pertanyaan yang sama dengan alinea pertama di atas. Jawabannya sangat sederhana. Karena kemampuan saja tidaklah cukup tanpa disertai dengan “kepercayaan dan kehandalan”.
Di zaman yang penuh dengan ketidakpastian, semua orang mencari seseorang yang memenuhi dua kriteria berikut: dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Jika perusahaan atau seorang individu memerlukan tenaga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, kebanyakan dari mereka akan bertanya:
“Siapa yang bisa dipercaya?”
“Siapa yang bisa diandalkan?”
Orang sepintar dan sehebat apapun biasanya tidak akan terpakai jika tidak bisa memenuhi dua pertanyaan tersebut dengan jawaban “iya”. Tips-tips berikut di bawah ini, bila diterapkan, akan mampu membuat diri Anda dengan cepat mendapat kepercayaan dari orang lain. Lalu mereka akan dengan senang hati mengatakan, “Jangan kuatir, dia orangnya bisa diandalkan.”
Tepat Waktu
Dalam setiap bisnis, waktu adalah faktor yang paling krusial. Lima menit saja bisa berarti banyak—karena banyak orang benci menunggu, walaupun cuma lima menit. Tepat waktu adalah salah satu sifat dan kebiasaan seseorang yang bisa menghasilkan kepercayaan instan dari orang lain. Orang yang memakai arloji tetapi selalu terlambat adalah orang yang tidak mampu membeli baterai untuk arlojinya. Jika Anda mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, maka Anda sudah memenuhi syarat pertama untuk bisa dipercaya dan dapat diandalkan.
Sesuaikan Perbuatan dengan Perkataan
Kualitas dari seseorang adalah hanya dari apa yang ia perbuat dan apa yang ia katakan. Jika perbuatan tidak sesuai dengan perkataan, maka kepercayaan dan keandalan hanyalah omong kosong. Orang yang terlalu banyak bicara dan janji kebanyakan adalah orang yang tidak bisa menepati janjinya. Sebaliknya, orang yang berbuat dan memberi lebih banyak daripada omongan dan janjinya adalah orang yang bisa dipercaya dan bisa diandalkan.
Jangan Mudah Dialihkan
Dengan adanya begitu banyak gangguan pada zaman sekarang, sangat sulit untuk bisa mengerjakan dan menyelesaikan segala sesuatu. Pernahkah Anda melirik ke arah sekretaris yang lewat ketika Bos sedang berbicara serius? Atau, Anda tiba-tiba sibuk menulis status di Facebook ketika sedang menerima telepon penting dari klien? Hal-hal tersebut mungkin lebih mudah diatasi. Tetapi, bagaimana jika gangguan datang dari sesama rekan kerja yang suaranya seperti kaleng rombeng, atau suka memutar musik keras-keras di saat suasana kerja?
Orang yang bisa dipercaya dan bisa diandalkan tidak akan mudah terganggu dan tidak mudah dialihkan perhatiannya. Orang yang senang bercanda sekalipun, harus mampu membedakan mana situasi bercanda dan mana situasi serius. Orang yang bisa dipercaya dan dapat diandalkan adalah mereka yang fokus dan bisa mengatur prioritas pada hal yang ia kerjakan.
Jangan Banyak Alasan
“Maaf, anjing saya memakan telepon genggam saya, sehingga saya tidak bisa menelepon klien Anda.” Begitu banyak orang yang sangat ahli dalam membuat alasan. Dalam beberapa situasi dan kondisi, alasan yang Anda berikan mungkin masih bisa diterima. Tetapi, bila sudah terlalu sering dan berlebihan, orang lain akan menganggap Anda hanya mengada-ada.
Setiap alasan yang diberikan pun tetap harus ada follow-up-nya. “Maaf, anjing saya memakan telepon genggam saya. Tapi, saya sudah membeli yang baru dan akan menelepon klien Anda sekarang juga.” Jika terpaksa harus memberi alasan, maka Anda harus berusaha sebaik mungkin untuk memberikan kompensasinya. “Maaf, saya harus pergi keluar kota besok pagi, tetapi saya bisa datang dan menyelesaikannya malam ini juga.”
Orang yang bisa dipercaya dan dapat diandalkan selalu berusaha meminimalkan alasan, dan bukan melebih-lebihkannya.
BertanggungJawab
Orang yang bisa dipercaya dan dapat diandalkan adalah orang yang bertanggung jawab. Seberat atau seringan apa pun tugas yang diberikan, Anda mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikannya. Jika berat tugas yang diberikan, jangan buat terlalu banyak alasan. Sebaliknya, jika tugas yang diberikan ringan, jangan anggap enteng.
Jika seseorang menyerahkan pekerjaan, itu berarti Anda telah diberikan kepercayaan untuk menyelesaikannya. Sebelum menerima suatu tugas, sudah seharusnya Anda menimbangnya terlebih dahulu. Apakah bisa diselesaikan? Apakah bisa diselesaikan tepat waktu? Jika merasa tidak mampu menyelesaikannya, lebih baik katakan secepatnya dan cari cara bagaimana atau siapa yang bisa menyelesaikannya.
Jika suatu tugas sudah diberikan kepada Anda, janganlah mengoper tanggung jawab, sekalipun tugas tersebut didelegasikan ke orang lain. Boleh jadi, tugas Anda tersebut dikerjakan oleh orang lain. Tetapi jika ada yang tidak beres, Andalah yang tetap harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Pekerjaan bisa dialihkan, tetapi tidak demikian dengan tanggung jawab.
Dapatkan Sebanyak Mungkin Referensi
Tak ada yang lebih meyakinkan daripada referensi yang berasal dari seseorang yang mempunyai reputasi baik tentang betapa hebat dan andalnya Anda. Jika ada seorang yang reputasinya baik berbicara tentang Anda yang bisa dipercaya dan bisa diandalkan, orang lain pun akan langsung mempunyai anggapan yang sama.
Sebaliknya, jika Anda menganggap diri sendiri sebagai orang yang terpercaya dan bisa diandalkan, coba sebutkan beberapa nama yang mempunyai anggapan serupa. Jika tidak ada, anggapan tersebut hanyalah omong kosong.
Selesaikan Semua yang Sudah Dimulai
Orang yang bisa dipercaya dan dapat diandalkan adalah orang yang menyelesaikan semua hal yang sudah ia mulai. Seseorang bisa saja memulai banyak hal dan mengerjakan banyak pekerjaan. Tetapi, apakah semuanya bisa ia selesaikan? Lebih baik mengambil dan menyelesaikan satu pekerjaan daripada mengerjakan 10 pekerjaan, tapi tidak ada yang selesai. Finish what you start.
“Orang yang bisa dipercaya adalah orang yang bisa diandalkan. Sebaliknya juga demikian.” (Majalah MARKETING/Ivan Mulyadi)
Banyak cara dilakukan orang untuk berinvestasi. Namun, lewat proyek Aston Bogor Hotel & Resort persembahan dari PT Graha Andrasentra Propertindo – Bogor Nirwana Residence (BNR), konsumen memiliki pilihan terbaik untuk berinvestasi.
Sebagai sebuah wilayah hinterland, Bogor dalam sejarahnya merupakan destinasi wisata favorit bagi warga sekitarnya. Sejak zaman kolonial dulu, berwisata ke kota Bogor, sejatinya bukanlah merupakan aktivitas baru bagi sebagian besar warga yang tinggal di wilayah Jabodetabek.
Namun seiring perkembangan zaman, Bogor tak lagi hanya merupakan tujuanwisata keluarga dan kerabat. Kini, Kota Hujan ini mulai terkenal sebagai tempat meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Hal itu yang membuat hotel-hotel berbintang di Bogor, khususnya yang berfasilitas MICE, mempunyai tingkat hunian cukup tinggi. Maklum, jumlahnya tak banyak. Namun, permintaan dari masyarakat cukup tinggi. Potensi pasar yang gemuk inilah yang mendorong PT Bakrieland membangun sebuah fasilitas akomodasi wisata sejenis di dalam Bogor Nirwana Residence (BNR), berupa Aston Bogor Hotel & Resort.
Jo Eddy Raspati, Chief Marketing Officer Bogor Nirwana Residence (BNR), mengungkapkan konsep yang ditawarkan Aston Bogor Hotel & Resort kepada konsumen adalah Hotel Resort. Pengembang menghadirkan hotel dengan kawasan terintegrasi mulai dari area komersial, mal, serta The Jungle Water Park Adventure.
“Nantinya juga didukung padang golf dan tentunya view yang sangat indah dengan udara yang sejuk. Lokasinya juga tidak jauh dari kota Bogor,” ujar Jo Eddy berpromosi.
Berlokasi di Jalan Dreded-Pahlawan, Aston Bogor Hotel & Resort bukan sekadar hotel biasa. Aston Bogor adalah sebuah “condotel”,alias apartemen strata title dengan fasilitas dan pengelolaan layaknya sebuah hotel. Berdiri di atas lahan 3,8 hektar, hotel ini memiliki empat masa bangunan dengan ketinggian lima dan enam lantai. Peletakannya dibuat sedemikian rupa sehingga setiap unit memiliki view beragam, mulai dari puncak Gunung Salak, Gunung Pangrango, persawahan, dan sungai.
Yang menarik, berbeda dengan produk properti pada umumnya, Aston Bogor Hotel & Resort bisa dimiliki oleh konsumen. Beberapa ketentuan yang diatur lewat kesepakatan antara pengembang dengan konsumen harus dipenuhi sebagai persyaratan kepemilikannya.
Jo Eddy menjelaskan, kesepakatan yang dimaksud adalah kerja sama antara konsumen dan pengembang dengan sistem profit sharing. Pengembang memberikan dua tahun pertama guarantee yield sebesar 8–10 persen (tergantung cara pembayaran) yang dipotong dari uang muka pembayaran/pembelian unit condotel.
Agak rumit memang. Namun, ditekankan Jo Eddy, pihaknya selalu mengomunikasikan perihal kerja sama ini sedari awal kepada calon konsumen. Konsumen diberi informasi mengenai keuntungan yang didapat bila dibandingkan dengan berinvestasi melalui deposito. Disampaikan pula perhitungan detail mengenai tingkat hunian tiga tahun ke depan—yang tentunya berinvestasi di tempat ini akan sangat menjanjikan.
“Belum lagi, hotel ini juga dioperasikan oleh Aston International yang kredibilitas dan eksistensinya sudah sangat teruji,” katanya menegaskan.
Perihal harga, ditawarkan mulai dari Rp 550 juta—belum termasuk pajak-pajak, biaya BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) yang menurut aturan pemerintah besarnya 5 persen (pembeli dan penjual dikenakan biaya ini), biaya balik nama, serta PPN barang mewah.
Total unit yang ditawarkan di Tower C adalah 124 kamar, terdiri dari 84 kamar condotel dan 40 kamar hotel. Ditekankan Jo Eddy, tidak ada unit yang disewakan, semuanya dijual putus kepada konsumen.
Untuk mendukung kegiatan promosi, perusahaan juga rutin melakukan penyebaran informasi melalui flyer, memasang iklan di majalah-majalah, koran-koran, dan billboard. Selain itu, BNR juga rutin berpromosi di pameran-pameran, iklan-iklan, dan promosi langsung di Mal The Jungle.
Mengenai target atau segmen yang dibidik, Atang Wiharna, Sales Manager Bogor Nirwana Residence, mengungkapkan bahwa segmen menengah ke atas dan konsumen yang sudah mengerti tentang investasi dalam membeli condotel adalah sasaran utama yang dibidik.
“Dan kami selalu memberikan informasi bahwa unit condotel tersebut dapat dijual kembali kepada pengembang,” katanya.
Lebih lanjut, Atang mengungkapkan bahwa latar belakang yang mendasari kerja sama antara jaringan Hotel Aston dengan BNR dalam membuat konsep Aston Bogor Hotel & Resort, adalah kondisi Bogor sebagai destinasi wisata dan menjadi pilihan para turis lokal atau mancanegara. Hal ini membuat BNR ingin menghadirkan sebuah hotel dengan kualitas internasional di kota Bogor.
“Dan untuk saat ini, di Bogor baru Novotel yang menjadi pilihan. Tentu dengan hadirnya Aston Bogor, paling tidak kami dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat,” ungkap Atang.
Dijelaskan Atang, kerja sama seperti ini juga sudah dilaksanakan di luar Bogor, seperti di Jakarta, di Bali, di Pekan Baru, dan beberapa kota lainnya.
Aston International merupakan grup perusahaan yang berasal dari Hawaii, Amerika Serikat. Jaringan hotel ini memasuki pasar Indonesia sejak akhir tahun 1990-an. Saat ini Aston telah memiliki portofolio sebanyak 40 hotel, 15 di antaranya telah beroperasi, dan 25 hotel dalam tahap pembangunan hingga 2010 ini.
Penjualan proyek Aston Bogor sampai saat ini sudah mencapai 80 persen. Rencananya hotel ini akan beroperasi di medio Juli–September 2010. “Diharapkan pada saat serah terima di bulan Juli nanti sudah sold out, termasuk yang berharga 1,3 miliar dengan dua kamar tidur,” harap Atang. (Majalah MARKETING/Harry Tanoso)
Sejak berdiri di tahun 1988, Indomaret telah berkembang menjadi salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia. Sampai dengan Februari tahun 2010 ini saja, jumlah tokonya sudah mencapai 4.042 buah dengan total waralaba mencapai 44 persen. Wajar saja bila FIFA memilih Indomaret untuk memasarkan merchandise Piala Dunia 2010 nanti.
Secara konsep, Indomaret didirikan berdasarkan hasil riset yang mempelajari karakteristik kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Studi banding pun dilakukan, baik di dalam negeri maupun di negara-negara maju yang ahli serta memiliki pengalaman dalam hal bisnis ritel modern. Menurut Laurensius Tirta Widjaja, Marketing Director PT Indomarco Prismatama, sejak awal Indomaret berdiri hingga sekarang, telah terjadi perubahan pola belanja pada masyarakat. Masyarakat menjadi lebih kritis dalam berbelanja. Mereka cenderung menyukai berbelanja di pasar modern dengan berbagai alasan—karena barangnya lengkap, kualitas barang lebih terjamin, harga yang kompetitif dan bersaing, serta suasana belanja yang nyaman.
Dalam visi dan misi perusahaan diharapkan Indomaret menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global. Diungkapkan Laurensius, Indomaret merupakan jaringan, dimana toko satu dengan yang lain memiliki konsep dan sistem yang sama dan terintegrasi. “Kalau bisa, di seluruh Indonesia Indomaret itu ada,” kata Laurensius Tirta Widjaja seraya mengungkapkan visi lain Indomaret, yaitu menjadi pemain dunia.
Perkembangan bisnis ritel Indomaret memang cukup pesat. Dari awal didirikan yang masih berjumlah kurang dari 100 toko, hingga kemudian berkembang menjadi sekitar 400 toko di tahun 1996. Baru kemudian ketika pemerintah mengeluarkan regulasi mengenai sistem waralabadi tahun 1997, bisnis ritel Indomaret semakin berkembang lagi—meluas hingga ke Bandung dan Surabaya. Terakhir, di tahun 2010 ini, Indomaret sudah meluas ke Medan, Lampung, Jember, dan Bali. “Sampai Februari 2010 ini jumlah toko kami sudah mencapai 4.042 dengan total waralaba 44 persen,” kata Laurensius lagi.
Indomaret sendiri berusaha memosisikan diri sebagai toko yang mudah dijangkau dan hemat. Lihat saja, hampir di setiap lingkungan kompleks perumahan terdapat toko Indomaret. Kondisi ini otomatis menyebabkan terjadinya penghematan biaya bagi konsumen. Selain itu, produk yang tersedia cukup banyak, hingga mencapai 4.000–4.500 item. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar, semuasudah terakomodasi berikut sarana pembayarannya.
Hal inilah yang menyebabkan FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) memandang Indomaret layak dipercaya mendapat lisensi untuk memasarkan produk-produk merchandise Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan nanti.
“Awalnya seakan-akan terjadi pitching. Salah satunya, mereka melihat Indomaret sudah eksis cukup lama—lebih kurang 22 tahun—di Indonesia. Yang kedua, sebagai perusahaan lokal, Indomaret memiliki jaringan yang luas dan banyak pengalaman dalam mengelola pasar ritel lokal. Kerja sama ini berjalan selama 10 bulan, mulai Januari sampai Oktober 2010,” ungkap Laurensius.
Berbicara soal target marketmerchandise ini, Indomaret pada awalnya membidik pasar menengah bawah. Tapi seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan produk merchandise ini tidak menyasar konsumen strata sosial tertentu lagi. “Dari level bawah sampai yang paling kaya sekalipun, mereka menyukai merchandise ini. Karena, sepak bola sudah menjadi kegemaran warga dunia dari semua level masyarakat,” kata Laurensius. Ia menambahkan bahwa demam bola di masyarakat kelas bawah adalah yang paling “gila”.
Dalam hal strategi pemasaran, banyak hal telah dilakukan Indomaret untuk kegiatan ini. Mulai dari melakukan press release peluncuran program, hingga melakukan kampanye above the line dan below the line.
Dijelaskan, dalam konteks kampanye ATL, nyaris semua media, mulai dari media cetak dan elektronik—baik itu koran, TVC, dan radio—mulai intens melakukan kampanye sejak Januari hingga sekarang. Di BTL-nya, Indomaret sendiri punya selebaran per dua minggu yang dicetak sekitar 2,5–3 juta eksemplar dan dibagikan gratis secara door to door kepada pelanggan.
Selanjutnya, sebagai official license tool yang memiliki hak untuk memasarkan produk merchandise Piala Dunia 2010, Indomaret juga melakukan kegiatan di toko-toko dengan memasang pernak-pernik merchandise—baik berupa POP (point of pieces) maupun POS (point of sales), memasang spanduk, poster, dan berbagai sarana lain, seperti gondola berikut valet-nya. Selain itu, Indomaret juga melakukan promosi kepada konsumen. Setiap berbelanja Rp 35 ribu, konsumen akan mendapat satu undian dengan hadiah berupa nonton langsung Piala Dunia di Afrika Selatan, mendapat replika trofi Piala Dunia 2010, dua mobil sedan Hyundai, 1.000 bola, dan juga Indomaret Card. Setiap pembeli yang membayar dengan Indomaret Card akan mendapat diskon 10–20 persen untuk semua barang merchandise FIFA.
Tidak hanya itu, Indomaret juga akan melakukan program “tidak langsung”. Salah satunya, mengadakan lomba futsal nasional yang rencananya akan dilakukan antara April sampai Juni mendatang. Selain itu, mereka juga akan melakukan lomba gambar nasional dengan tema World Cup 2010. Yang paling menarik dan paling ditunggu-tunggu tentunya adalah rencana Indomaret melakukan “No-Bar”—nonton bareng.
Untuk saat ini, program yang sudah berjalan adalah mobile paint. Ada lima mobil yang dilukis FIFA, berkeliling ke kampus-kampus dan sekolah-sekolah untuk memberikan publikasi Indomaret sebagai officer license tools penjualan merchandise Piala Dunia 2010. “Di Jabodetabek, kegiatan ini sudah berlangsung sebulan, dan kami akan melakukannya dua atau tiga bulan lagi. Plus, kita melakukan itu biar tampil menarik, agar orang datang ke toko kami, termasuk nonton bareng tadi. Orang yang berhak nonton itu apabila menunjukkan struk belanja Indomaret,” papar Laurensius.
Jenis produk merchandise yang tersedia meliputi, botol air, mug, koin bank, kartu, bola asli dan warna-warni, bola kep—bola yang digantung, juga maskot-maskot Piala Dunia 2010 yang terdiri dari lima varian. Ada juga kaos anak maupun dewasa, mainan anak-anak, aksesori berupa pin, trofi seharga Rp 1,9–2 juta, buku kecil maupun sedang, serta casing BB, Nokia, maupun Nexian berlogo Piala Dunia 2010. Ada juga semacam miniatur kesebelasan dengan nama Lobitun dan wasitnya adalah maskot Indomaret Si Domar. Total ada 300 item dan 132 value dengan harga paling murah Rp 9000-an sampai Rp 2 juta. “Dan semua produk adalah asli karena ada hologramnya,” kata Laurensius seraya mengatakan bahwa yang paling besar penjualannya hingga saat ini adalah produk botol air, yaitu sekitar 66 persen, koin bank sekitar 50 persen, bola kep sekitar 27 persen, dan mug sekitar 12 persen.
Ditambahkan, soal ketentuan harga dari produk merchandise tersebut, pihak FIFA-lah yang menentukan dengan berkoordinasi bersama Indomaret. “Harga merchandise di Indonesia termasuk yang termurah dibanding di negara-negara lain,” ujar Laurensius seraya menjelaskan bahwa semua produk merchandise tersebut diproduksi dari luar pabrik Indonesia yang semuanya ditunjuk oleh FIFA.
Peluang ini bukan berarti tidak ada hambatan dalam memasarkan merchandise Piala Dunia 2010. Sebagaimana yang dikemukakan Laurensius, bahwa pada awalnya pengiriman produk berjalan tidak sekaligus. “Padahal, kita maunya serempak agar orang exciting begitu melihat barangnya lengkap, banyak pilihan, otomatis semua terpajang, dan kelihatan penuh warna. Itu yang tidak bisa terjadi dalam waktu satu atau dua bulan. Tapi, kini semua merchandise sudah lengkap,” katanya lagi.
Apa yang dilakukan saat ini merupakan salah satu bentuk inovasi yang akan terus dilakukan Indomaret. Inovasi telah mereka lakukan, dari semula yang hanya menjual kebutuhan dasar konsumen hingga kini menyediakan hampir semua kebutuhan konsumen yang lain, seperti mainan anak-anak, aksesori, dan pulsa isi ulang telepon dalam bentuk voucer maupun elektrik. Bahkan, Indomaret pun melakukan kerja sama dengan bank agar pelanggan bisa melakukan pembayaran dengan kartu debit dan kartu kredit.
Terakhir, Indomart juga membuatkan sarana kartu prabayar berupa Indomaret Card—sementara nilainya yang disetujui BI adalah sebesar Rp 1 juta. Kartu ini memiliki multifungsi, di antaranya sebagai alat pembayaran ketika berbelanja di Indomaret, melunasi tagihan listrik, telpon, ataupun TV kabel, membeli bahan bakar di SPBU, membayar cicilan motor, dan membayar ongkos parkir. Bahkan menurut Laurensius, nantinya Indomaret juga akan bekerja sama dengan Western Union agar para TKI dapat mentransfer uangnya dari luar negeri dengan fasilitas IMT (international money transfer) dan DMT (domestic money transfer), dan keluarga TKI bisa mengambil uangnya melalui Indomaret.(Majalah MARKETING/Harry Tanoso)
Tidak selamanya game menjadi pengganggu belajar seorang anak. Ada game yang justru mampu mendidik anak. Sudah umum rasanya bila kita sering melihat atau mendengar banyak orang tua yang melarang anaknya terus-menerus bermain game online. Pasalnya, selain dianggap pemborosan, main game juga dinilai mengganggu semangat anak untuk belajar. Dengan kondisi itu, tak ayal kehadiran game online pun sering dihujani kritikan dari para orang tua. Namun, tidaklah demikian dengan Nusantara Online yang bakal meramaikan game di Indonesia. Game yang dikeluarkan Nusantara Online ini merupakan Massively Multiplayer Online Role Playing Game (MMORPG) pertama asli buatan Indonesia. Game ini tidak sekadar mampu menghibur, namun juga bisa membantu anak-anak belajar, khususnya dalam hal sejarah bangsa Indonesia. Pasalnya, jenis permainan yang dibesut bertemakan hikayat dan kerajaan-kerajaan di nusantara. Bila kita lihat dan mainkan game ini, mulai dari jalan cerita, karakter tokoh sampai dengan latar kerajaan yang ditampilkan, benar-benar didesain mirip dengan aslinya. Tidak perlu heran. Sebab, kata Sigit widodo, Managing Director PT Nusantara Wahana Komunika, sebelum melahirkan Nusantara Online pihaknya telah melakukan riset selama tiga tahun hanya untuk mencari tahu seluk-beluk kerajaan-kerajaan di Indonesia. Kegiatannya bukan hanya berlangsung di dalam negeri, tetapi sampai ke luar negeri. Misalnya, ketika mencari alat musik asli kerajaan Sriwijaya. Tim riset Nusantara Online mencarinya hingga ke Laos, lantaran keturunan terakhir raja-raja Sriwijaya kebetulan banyak berada di negara tersebut. Palembang, yang dikenal sebagai lokasi kerajaan ini pernah berdiri, tidak bisa dijadikan acuan, karena di sana kini lebih kental dengan budaya Melayu. Sedangkan, pada zaman Sriwijaya kebudayaan Melayu belum masuk. Mengubah persepsi masyarakat—khususnya para orang tua—tentang game online adalah misi sekaligus bentuk komunikasi yang dijalankan oleh Nusakom sekarang. Banyak cara yang ditempuh. Salah satunya menggandeng Depdiknas dalam pengadaan kerja sama aplikasi game ini di sekolah-sekolah beberapa waktu lalu. “Kami ingin agar orang tua tak lagi memandang game itu sebagai momok perusak semangat belajar anak. Namun, diharapkan sebaliknya. Tentunya hal ini dilakukan lewat aplikasi gameNusantara Online,” tegas Sigit. Dia mengatakan, dirinya optimistis gameini bakal sukses di pasar. Meskipun begitu, dia mengaku tidak mau muluk-muluk dalam memasang target untuk setahun pertama. Cukup merengkuh 1 jutapengguna saja dari potensi 6–7 juta pengguna game online sekarang ini. Untuk target umurnya, dibidik antara 10–22 tahun, rentang usia yang dianggap masih termasuk golongan pelajar dan mahasiswa. Sebab, pada rentang usia yang termasuk dalam kelompok yang sudah bekerja, biasanya mereka tidak terlalu tertarik lagi untuk bermain game online lantaran telah sibuk. Menurut Sigit, secara konten Nusantara Online tidak kalah dengan game impor, semisal Ragnarok. Memang dari sisi tampilan mungkin masih belum sebagus Ragnarok, lantaran versinya masih alpha. Namun, setelah versi betha dirilis pada April nanti dan versi lain setelah itu, diharapkan kondisinya sudah bisa lebih baik. Untuk sekarang, katanya, pihak Nusakom akan fokus dahulu pada perkenalan di pasar dan mencari tahu kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki dari game ini. Dengan demikian, diharapkan ketika dikomersialkan pada bulan Mei 2010 nanti, tampilan Nusantara Online sudah layak untuk dijual. Saat ini, game nusantara bisa diunduh gratis di www.nusol.web.id. Kerajaan yang ditampilkan ada tiga, yakni Majapahit, Pajajaran, dan Sriwijaya. Namun, ke depannya jumlah game yang disajikan akan terus ditambah secara bertahap. “Pokoknya, sampai seluruh provinsi di Indonesia bisa terwakili masing-masing satu kerajaan,” tegas Sigit. Mengenai prosedur penggunaan Nusantara Online tidak jauh berbeda dengan pengoperasian pada game online lain, semisal Ragnarok. Pengguna tinggal membeli voucer Nusantara Online yang tersedia di berbagai mitra yang bekerja sama dengan Nusakom, seperti Indosat, Telkom, dan Gudang Voucher. Setelah itu, mereka sudah dapat memainkan game ini. “Bermainnya sih gratis. Namun, bila si penggunaingin membentuk karakter tertentu, seperti membeli pedang atau kostum untuk tokoh tertentu, mereka harus membayar lewat voucer tersebut,” ujar Sigit. Harga per aksesorinya cukup murah. Sudah begitu, berbeda dengan game online lain yang membatasi satu voucer hanya berlaku untuk satu karakter, di Nusantara Online satu voucer bisa digunakan untuk beberapa karakter. Sejak diluncurkan Februari lalu, hingga sekarang ini animo pengguna sangat tinggi. Terbukti baru berselang dua minggu saja jumlah penggunayang mengunduh sudah di atas 1.000 orang. Geliat ini dipicu oleh komunikasi gerilya yang diterapkan oleh Nusakom. Salah satu di antaranya ialah lewat Facebook. Melalui situs jejaring sosial ini, akses informasi berkembang sangat cepat. Hal itu diakui oleh Sigit. Sejak dibuka, Facebook game Nusantara Online telah mampu menyedot 4.300 anggota. Interaksi yang berlangsung pun cukup aktif. Mulai dari pertanyaan, sampai dengan masukan-masukan seputar game ini terus mengalir. ”Dan harus diakui memang itu yang kami harapkan“, imbuh dia. Selain Facebook, pihak Nusakom juga menggandeng beberapa mitra strategis untuk promosi serta upaya meningkatkan brand awareness di pasar. Seperti menggelar Speedy Games Championship di beberapa kota besar bersama Telkom, juga melakukan kerja sama dengan Depdiknas untuk aplikasi game di sekolah-sekolah. Dalam pengembangan berikutnya, kata Sigit, game Nusantara Online tidak hanya menampilkan permainan-permainan yang seru. Tapi lebih dari itu, mereka juga akan memberi jasa pemasangan iklan. “Jadi, sumber pendapatan kami nanti ada dua, yakni dari game sendiri dan iklan,” jelas dia. Bentuk konkretnya, ungkap Sigit, iklan akan disisipkan saat game sedang loading. Ini adalah cara baru dalam beriklan. Sebab, diklaim olehnya, sampai sekarang belum ada game online lain yang menciptakan hal seperti ini. Sekadar untuk diketahui saja, Nusakom yang bertempat di Jakarta berlaku sebagai pihak publisher, sedangkan pengembangan engine digarap oleh Sangkuriang Studio. Untuk karakter dan jalan ceritanya, dirancang oleh Telegraph Studio. Kedua institusi tersebut bermarkas di Bandung. (Majalah MARKETING/Andri Darmawan)
[Reading Time Estimation: 3minutes]Irwan Garniwan General Manager Sales & Distribution M2V Mobile Television
Masyarakat yang tingal di Jakarta punya cara sendiri-sendiri mengatasi kemacetan yang membosankan, yang bisa membuat emosi naik turun. Pengendara motor bisa berzig-zag di sela-sela roda empat dan angkutan. Penumpang bus umum biasanya tidur, baca koran atau berinternet lewat ponsel.
Agak susah bagi pengemudi mobil pribadi. Sebab mereka harus berkonsentrasi penuh. Tapi buat penumpangnya, mereka bisa melakukan banyak hal. Salah satunya adalah nonton televisi di mobil. Tidak saja menonton saluran televisi nasional, tapi juga tv berbayar yang banyak menyiarkan program luar negeri.
“Saat M2V masuk ke pasar, siaran televisi sudah bisa diterima di mobil, tapi masih menggunakan analog. Dan, siarannya masih sebatas televisi nasional. Kami melihat ada potensi bisnis di mobile televisi yang menggunakan sistem digital dan saat itu juga belum ada yang menjalankan tv berlangganan,” kata Irwan Garniwan General Manager Sales & Distribution M2V Mobile Television.
Meski sudah hampir empat tahu lalu layanan televisi berbayar untuk mobil pribadi hadir di wilayah ibukota dan sekitarnya, tapi belum banyak yang tahu mengenai layanan ini. Hanya mereka yang ingin melengkapi mobilnya dengan televisi dan sudah mencari perangkat tv ini di toko aksesori mobil biasanya akan sekalian ditawari paket berlangganan.
“Kami hadir pertama pada tahun 2007 di acara IIMS. Selama ini, kami melakukan penjualan sekaligus promosi melalui toko-toko aksesori mobil. Sehingga, keberadaan kami belum terlalu banyak yang tahu,” tambah Irwan Garniwan yang juga menyebar tim sales ke gedung-gedung dan perkantoran.
Waktu diluncurkan pertama kali, untuk sebuah produk layanan baru, penerimaan masyarakat cukup bagus. Padahal, saat itu promosi masih sangat minim. Salah satu penyebab belum masifnya komunikasi ke konsumen adalah masih terbatasnya coverage M2V. Sekarang ini, jangkauan M2V masih berada di kisaran Jakarta. Ada beberapa daerah di sekitar ibukota yang sudah terjangkau, tapi masih sedikit sekali. Di antaranya, sebagian wilayah Tangerang dan Bogor yang masih berbatasan dengan Jakarta.
Market utama dan pertama M2V adalah mobil pribadi. Dua tahun lalu, ada perusahaan taksi yang sudah memasangi semua armadanya dengan tv berlangganan M2V. Tapi, jumlahnya masih jauh dibandingkan pengguna mobil pribadi. “Sekarang ini, sudah ada dua perusahaan taksi yang menggunakan layanan kami, yaitu TransCab dan Premium Taxi,” tambah Irwan.
Komposisi antara mobil pribadi dan taksi sangat mencolok. Mobil pribadi menguasai 90 persen pasar, sisanya—10 persen—perusahaan taksi. Dilihat dari wilayahnya, Jakarta menguasai 80 persen total konsumen.
Bagaimana pertumbuhan pasarnya? Perlu diketahui bahwa M2V adalah pemain pertama dan satu-satunya di bisnis mobil televisi. Umumnya pasar yang masih dipegang satu pemain, biasanya pertumbuhannya tidak terlalu cepat. “Meski begitu, pertumbuhan M2V per tahunnya cukup tinggi. Pertumbuhan tahun 2009 dibanding sebelumnya bisa mencapai 50 persen,” tambah Irwan. Sekarang ini, pelanggan M2V hampir menyentuh angka 10 ribu.
Bila melihat gender, sebagian besar pelanggan adalah laki-laki. Kisaran umur terbanyak antara 35–44 tahun. Mungkin karena paket-paket yang tersedia kebanyakan disukai para pria. Seperti ESPN, Discovery, Star Movies, Star Sport, BBC World, dan lainnya. Tapi, paket-paket untuk keluarga dan anak juga tersedia. Semisal, Nickeledeon, Spacetoon, dan lainnya. Sedangkan tipe mobil yang kebanyakan memakai M2V adalah jenis MPV.
Ujung tombak penjualan M2V ada di toko-toko aksesori mobil, karena kekuatan toko-toko aksesori untuk mempengaruhi pembeli cukup besar. Apalagi, harga berlangganan per bulannya pun cukup terjangkau. Untuk paket basic per bulannya Rp 99 ribu. Kalau mengambil semua paket siaran yang jumlahnya 16 kanal plus satu kanal yang diproduksi M2V sendiri, harganya Rp 221 ribu. Sedangkan harga eceran tertinggi Mbox—receiver bagi M2V—di angka Rp 2 juta, belum termasuk paket berlangganan.
Selain itu, M2V juga melakukan penjualan langsung ke kantor-kantor. Kemudian, mereka bekerja sama dengan perusahaan monitor mobil untuk membuat paket. Atau, bersama dengan para ATPM menyelenggarakan paket promo penjualan mobil mendapatkan M2V.
Padahal, bisnis ini memiliki potensi yang sangat besar. Tidak perlu menghitung total mobil yang ada di negara ini. Kita persempit dengan mobil-mobil mewah saja. Alasannya, segmen yang disasar M2V adalah kelas ekonomi B ke atas yang kebanyakan menggunakan sopir pribadi. “Memang, untuk bisa menikmati siaran televisi kita harus tidak dalam posisi menyopir. Di sisi lain, supaya keamanan berkendaraan tetap terjaga. Jumlah jenis konsumen seperti ini cukup besar di kota-kota besar,” terang Irwan.
Sejauh ini, M2V tidak buru-buru untuk melakukan ekspansi ke kota lain. Fokus utama saat ini adalah menyempurnakan kualitas siaran yang ada di Jakarta. Pada dasarnya, penerimaan siaran di wilayah ini sudah cukup bagus. Hanya terkadang saja ada gangguan, namun bisa cepat diperbaiki. (Majalah MARKETING/Ign. Eko Adiwaluyo)
Tingginya penetrasi internet di Indonesia belakangan ini mendorong para penyedia layanan paket data berlomba-lomba menggaet pelanggan. Beragam strategi pun digelar.
Pasar mobilebroadband boleh dibilang kian gemilang. Terbukti dengan pertumbuhan pengakses internet yang meningkat drastis. Internet sudah menjadi kebutuhan signifikan bagi orang modern. Survei yang dilakukan Ericsson pada tahun lalu menunjukkan penetrasi teknologi mobile broadband bertumbuh 60 persen—angka yang cukup fantastis.
Pasar ini bagaikan kue renyah yang diperebutkan oleh para provider dengan berlomba menggaet sebanyak-banyaknya pelanggan dalam ragam strategi. Dari bermain di ranah harga sampai unjuk kualitas dan kecepatan untuk mendukung aktivitas berselancar di dunia maya. Kebanyakan pemain berasal dari industri jasa seluler. Tiga di antaranya, Telkomsel Flash, IM2, dan XL.
Salah satu strategi pengembangan pasarnya dengan merilis program broadband paket kuota tanpa batas (unlimited) yang mudah diakses, dengan harga terjangkau, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Selain pascabayar, kini, pasar prabayar jadi perhatian besar. Telkomsel, misalnya, pada April 2007, merilis layanan High Speed Wireless Broadband (HSWB) dengan nama Telkomsel Flash. Layanan ini didukung jaringan berteknologi 3G (WCDMA dan HSDPA).
Telkomsel Flash bisa dinikmati seluruh pelanggan Telkomsel—baik pascabayar (kartu HALO) maupun prabayar (simPATI dan Kartu As). Caranya tidak lagi ribet, cuma kirim SMS ke 3636. Sekarang Telkomsel Flash melayani dua juta pelanggannya. Telkomsel Flash hadir dalam berbagai paket yang memungkinkan pelanggan bisa memilih paket seturut kebutuhannya—termasuk paket bundling modem. Untuk berhenti berlangganan pun, Telkomsel Flash memberi kemudahan.
“Telkomsel menyediakan berbagai pilihan paket tarif yang dapat dinikmati pelanggan, baik berbasis waktu (time based) maupun volume (volume based),” ungkap Ricardo Indra, GM Corporate Communications Telkomsel.
Pada November 2009, Telkomsel melakukan inovasi dengan merilis Next Generation Flash. “Proyek ini merupakan proyek peningkatan teknologi jaringan Telkomsel dari sebelumnya HSDPA 7,2 Mbps ke teknologi HSPA+ (High Speed Packet Access Plus), di mana teknologi wireless broadband ini mampu menghadirkan kecepatan akses data hingga 21 Mbps,” kata Ricardo.
Upaya ini semakin menguatkan komitmen Telkomsel dalam berinvestasi sekaligus memandu perkembangan industri telekomunikasi seluler di Indonesia memasuki babakan baru era layanan mobile broadband. Dengan tambahan frekuensi 3G yang baru, Telkomsel mampu menambah kapasitas jaringan untuk layanan data serta melakukan evolusi dengan melanjutkan roadmap ke teknologi HSPA dan HSPA+, di mana kini pengguna layanan mobile broadband dapat merasakan pengalaman baru memanfaatkan kecepatan akses data hingga 21 Mbps.
Ricardo optimistis melebarkan pasar Telkomsel Flash di tahun 2010. Diperkirakan pada tahun ini, jumlah pelanggan seluler di Indonesia akan menembus angka 150 juta dan pengguna internet menembus 50 juta. Potensi pengguna mobile broadband diperkirakan mencapai 6 juta di akhir 2010. “Seiring tingginya jumlah pengguna layanan seluler dan pengguna layanan internet, semakin besar pula peluang pengembangan layanan mobile broadband di Indonesia,” kata Richardo.
Sementara itu, belum lama ini, PT Indosat Mega Media (IM2) tampak sedang menggenjot pertumbuhan pelangganya. Salah satu caranya dengan meluncurkan layanan IM2 Inside. IM2 Inside merupakan layanan IM2 unlimited yang bisa dinikmati oleh para pelanggan prabayar Mentari dan IM3 dengan kecepatan hingga 256 Kbps. Layanan ini bisa diakses dengan handset maupun modem berteknologi 3G/HSPDA.
“Kami mengembangkan pasar IM2 dengan program ini. Perkembangan broadband dari tahun ke tahun meningkat pesat. Daripada melakukan investasi kartu dan distribusi lagi, cukup dengan kirim SMS atau mengakses dari menu browser, sekarang pelanggan IM3 dan Mentari bisa menikmati layanan data IM2,” kata Chief Marketing Officer.
Guntur Siboro mengatakan peluncuran IM2 Inside selain memberi daya tarik lebih pada merek yang ada, juga mengoptimalkan jaringan IM2 yang sudah siap dan ingin dikembangkan. Layanan anyar ini, menurut Guntur, tak lain sebagai jawaban kebutuhan pasar akan internet yang mudah diakses, berkualitas, dan terjangkau. Apalagi, pelanggan sekarang sudah tampak emoh berganti-ganti kartu untuk bisa mengakses layanan mobile broadband.
Meski komunikasinya masih sebatas penyebaran pesan pendek dan dari mulut ke mulut, layanan IM2 Inside mendapat respons positif. Ada dua penawaran IM2 Inside, yakni berdasar kuota (volume based) dan kuota tanpa batas. Untuk kuota tanpa batas, ada tiga paket, yakni harian dengan harga Rp 9.000, mingguan dengan Rp 50 ribu, dan dua mingguan dengan Rp 80 ribu. Bila batas kuota habis, pelanggan masih bisa berinternet dengan kecepatan yang sudah dikurangi.
“Tak hanya prabayar, tetapi juga bagi pascabayar—pengguna Matrix dengan istilah broadband on request. Ternyata lebih dari 89 persen mereka senang dengan yang harian. Mereka senang yang format sachet—ringkas sesuai kebutuhan,” imbuh Teguh Prasetya, Group Head Value Added Service Marketing Indosat.
Aktivasinya pun simpel. Cukup dengan mengirim SMS ke 323. Saat layanan ini aktif, fungsi panggilan telepon dan SMS keluar dinonaktifkan sementara. Tapi, pelanggan tetap bisa menerima panggilan masuk, SMS, ataupun menelepon layanan call center Indosat. “Isi pulsanya gampang dengan voucer Indosat. Kami berniat mengembangkan komunitas IM2. Bila sekarang, pelanggan IM2 sekitar satu juta, kami buka lagi peluang untuk tambah jutaan pengguna broadband ini. Satu kartu dengan banyak benefit,” tandas Guntur Siboro.
Asal tahu saja, pada pengujung tahun lalu, Indosat memilki 33,1 juta pelanggan seluler yang hampir 99 persennya adalah pelanggan prabayar. Tentu ini menjadi peluang besar bagi IM2—belum lagi calon-calon pelanggan baru yang tergiur dengan layanan data ini. Teguh mengharap bisa menambah 10 ribu pengguna broadband baru tiap harinya. Hal ini dilakukan mengingat kompetisi di ranah ini mulai disesaki oleh pemain lain.
“Kemungkinan membeludaknya pelanggan, kami sudah menyiapkan infrastruktur dan peningkatan kapasitas. Kami tetap berinovasi terus agar tetap memimpin pasar. Tahun 2010, kami optimistis terus bertumbuh,” imbuh Guntur.
Senada dengan Telkomsel Flash dan IM2, Budi Harjono, Head of Mobile Data Service XL, melihat mobile broadband menjadi tren ketimbang fix broadband. Sebab itu, XL pun getol menggarapnya, lebih khusus dengan merilis kartu prabayar XL unlimited. “Uniknya, bila pelanggan sudah mencapai Fair Usage Policy sebesar 1 GB dan tidak mau terkena dampak pengurangan kecepatan menjadi 64 Kbps, pelanggan bisa melakukan registrasi kembali dan mendapatkan kecepatan 256 Kbps,” kata Budi Harjono.
Budi mengaku layanan kartu prabayar tersebut sebagai upaya mendongkrak pelanggan. Selain dengan internet unlimited, XL juga mempunyai paket volume base yang langsung bisa dinikmati oleh para pelanggan yang sudah ada. Berbeda dengan unlimited yang kecepatannya 256 Kbps, untuk volume base ini, pelanggan bisa mendapatkan kecepatan 3.6 Mbps. Program ini kebanyakan dilakukan dengan bundling modem—termasuk dengan handset Android yang lagi tren.
Meski persaingan cukup ketat, Budi mengatakan XL tidak mau gegabah menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. “Berbeda dengan operator lain, kami membatasi jumlah kartu prabayar XL Internet Unlimited. Kami akan tetap menjaga kualitas layanan. Tapi, kami tak membatasi jumlah pelanggan yang ingin registrasi ke paket volume base atau XL Internet Instan,” katanya.
Pada tahun ini, XL menargetkan jumlah pelanggan mencapai 1,2 juta—baik unlimited maupun volume base.
Riuhnya kompetisi dalam menggarap pasar mobile broadband tersebut mendapat angin dari pemerintah yang sejak lama peduli menggelar program memasyarakatkan internet. Tapi, yang kudu diperhatikan dari para pemain itu, kunci kepuasan pelanggan internet terletak pada kecepatan, stabilitas, dan tentunya keterjangkauan. (Majalah MARKETING/Sigit Kurniawan)
Untuk mencari second opinion tentang penyakit yang diderita, sekarang pasien tak perlu repot ke luar negeri segala. FlyFreeForHealth telah menyediakan layanan konsultasi second opinion secara online.
Rasanya sudah sering kita mendengar berita tentang pasien yang menjadi korban salah diagnosis dokter. Akibatnya bisa bermacam-macam, dari yang menjadi cacat sampai yang berujung kepada kematian. Biasanya pasien akan melakukan second opinion, untuk menghindari salah diagnosis yang bisa berakibat fatal.
Namun yang jelas, bila mau jujur dan sadar, harusnya kita dapat mengerti bahwa dokter juga manusia. Sebab, kesalahan bisa menimpa siapa saja tanpa pernah memandang profesi atau status orang. Cara terbaik untuk menghindari terjadinya kecelakaan diagnosis adalah meningkatkan kualitas kinerja para dokter serta memanfaatkan opini kedua.
Yang dimaksud opini kedua ialah saran yang diberikan oleh dokter lain kepada pasien berdasarkan hasil diagnosis ataupun rekam medis dari dokter sebelumnya. Opini kedua diperlukan guna memastikan jenis penyakit yang diderita, agar tidak terjadi salah diagnosis.
Saat ini banyak orang yang ingin mendapatkan opini kedua hingga ke luar negeri. Alasannya, dokter luar negeri dianggap lebih berkompeten dan kredibel. Padahal, perjalanan ke luar negeri kalau hanya untuk mendapatkan opini kedua bisa memakan banyak waktu dan biaya.
Hal inilah yang dibaca Wei Siang Yu, seorang dokter berkebangsaan Singapura, sebagai peluang bisnis baru di bidang kesehatan. Dengan meluncurkan akses informasi supercepat yang beralamat di www.flyfreeforhealth.com, Wei mencoba menghadirkan layanan kesehatan tanpa batas, terutama untuk jasa opini kedua.
Selain mempermudah pasien untuk memperoleh opini kedua, kehadiran website ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan para dokter dari berbagai negara. Caranya lewat seminar online atau dikenal webinar yang bisa diakses gratis oleh member FlyFreeForHealth.
Webinar merupakan seminar online interaktif yang dibawakan oleh para dokter FlyFreeForHealth yang berasal dari berbagai negara. Dari webinar tersebut, diharapkan nama-nama dokter yang menjadi pembawa seminar akan dikenal banyak orang.
Asal tahu saja, para dokter yang bergabung di layanan kesehatan FlyFreeForHealth adalah tenaga-tenaga medis yang top. Hal itu bisa dibuktikan lewat data profil mereka yang bisa diperlihatkan kepada para pasien ketika ingin mendapatkan jasa opini kedua dari FlyFreeForHealth.
“Kami memiliki dokter ahli dari berbagai negara seperti Singapura, Indonesia Australia, dan lain-lain. Semua dokter yang bergabung dengan kami bukan dokter sembarangan. Mereka sudah teruji baik kinerja maupun prestasinya,” ujar Wei seraya berpromosi.
Menurutnya, cara untuk mendapatkan opini kedua di FlyFreeForHealth cukup mudah. Pasien hanya perlu mengakses FlyFreeForHealth. Setelah itu, pasien akan dipandu oleh medical butler untuk berkonsultasi dengan dokter yang diinginkan. Harga per opini dibanderol sebesar US$ 100–400, tergantung kondisi penyakitnya. “Harga itu jauh lebih murah ketimbang mereka harus pergi keluar negeri hanya untuk mendapatkan opini kedua dari para dokter,” jelas dia.
Lebih lanjut Wei mengatakan, mungkin sekitar satu atau dua bulan lagi akan dikembangkan sistem berlangganan dengan biaya US$ 10 per bulan untuk memperoleh layanan ini. Bagi pasien yang berlangganan, nanti akan mendapatkan screen yang bisa ditaruh di rumah dan digunakan untuk memperoleh opini kedua dari dokter di FlyFreeForHealth.
Jadi, sistemnya akan seperti langganan TV berbayar. Hanya saja, ini bukan untuk nonton film, melainkan untuk konsultasi. Ekesekusinya masih menunggu kesiapan dari pihak vendor yang diajak kerja sama. Vendor yang digandeng berasal dari salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Selama mengakses FlyFreeForHealth, pasien akan dipandu oleh medical butler, yaitu perawat profesional terlatih dalam bidang informasi teknologi dengan keramahtamahan akan membantu proses riset medis bagi para calon konsumen di Indonesia, hanya dengan satu klik saja.
Untuk sekarang, interaksi dengan medical butler masih dilakukan via chatting. Tapi, ke depan akan diusahakan lewat fasilitas broadband. Menurut Wei, opini kedua ini bisa membantu para pasien dalam menghemat waktu dan biaya. Pasalnya, selama ini harus diakui sekitar 200 ribu orang Indonesia per tahunnya pergi ke luar negeri hanya untuk berkonsultasi dan mendapatkan opini kedua dari para dokter.
Memang, setelah itu mereka bisa langsung berobat. Namun, akan sangat efektif bila mereka berobat ke luar negeri setelah mereka bisa memastikan hasil diagnosis penyakitnya, dan mengetahui informasi rumah sakit mana yang sebaiknya didatangi.
Dengan demikian, baik waktu ataupun biaya si pasien tidak akan terbuang percuma, karena dia sudah mendapatkan kepastian. Andaikan berdasar hasil opini kedua si pasien diminta juga untuk berobat ke luar negeri—dan ternyata dia bersedia, maka pihak FlyFreeForHealth juga menyediakan medical travel assistant. Fungsi layanan tersebut meliputi pencarian dokter untuk si pasien, membuatkan janji, memfasilitasi transportasi hingga ke rumah sakit, dan hotel bagi keluarga pasien selama di luar negeri.
Selain layanan tersebut di atas, FlyFreeForHealth juga menyediakan online consulting yang meliputi konsultasi dengan psikolog, speech therapy untuk anak-anak yang sulit berbicara, juga konselor kesehatan.
Sejak dua tahun hingga sekarang, jumlah orang yang sudah terdaftar menjadi member FlyFreeForHealth mencapai 10 ribu orang, sekitar 60 persennya berasal dari Indonesia. Data tersebut telah membuktikan bahwa animo orang Indonesia terhadap layanan ini begitu besar.
Sehingga, logis menurut Wei bila pihaknya ingin menargetkan bisa menggarap lima juta orang Indonesia untuk menjadi klien FlyFreeforHealth dalam rangka mendapatkan jasa opini kedua dari para dokter berkaliber.
“Yang tercatat sering berobat ke luar negeri memang 200–300 ribu orang. Namun, yang membutuhkan jasa opini kedua—menurut kami—dari Indonesia sebanyak lima juta orang,” jelasnya.
Bila kita amati, meski sudah dua tahun berdiri, nama FlyFreeForHealth belum banyak didengar. Hal itu lantaran sasaran kalangan yang dibidik oleh layanan kesehatan ini memang terbatas. “Kami lebih banyak mengandalkan promosi lewat mulut ke mulut dan mendatangi langsung ibu-ibu ekspatriat ke acara-acara di mana mereka biasa hadir. Lagi pula, kami masih dalam tahap pengembangan. Nanti, setelah semua sudah beres, mungkin bentuk promosi lain juga bisa dikembangkan lebih lnjut,” ungkap Wei.
Promosi melalui media bukannya tidak ada. Hanya jumlahnya saja terbatas dan terpilih—seperti KOMPAS.com dan Jakarta Post. Lewat dua media itu saja, respons yang masuk sudah lumayan banyak. “Hampir setiap hari kami mendapatkan berbagai pertanyaan di Jakarta Post,” imbuh dia. (Majalah MARKETING/Andri Darmawan)
[Reading Time Estimation: 3minutes]LG New Chocolate-BL40
Bagi Anda yang gemar menonton film, pasti kini semakin gembira melihat sejumlah produk multimedia kian menjamur. Mulai dari TV LCD dengan layar beragam ukuran, sampai ponsel. Pasalnya, semua produk tadi mengusung satu hal yang sama, yakni kenyamanan menonton film layaknya di bioskop.
Kendati banyak sudahvendor ponsel yang menyediakan fasilitas multimedia untuk menonton film bagi penggunanya, harus diakui semua itu belum mampu sampai ke taraf sesempurna bioskop. Namun, hal itu sudah lewat semenjak hadirnya LG New Chocolate-BL40 dari keluarga black label series.
Ponsel baru ini diklaim olehvendornya mampu memuaskan penggunanya yang memang memiliki hobi menonton. Pada layar BL40, tersemat layar sentuh LCD kualitas high definition dengan resolusi 800 x 345 piksel. Sebuah layar yang memungkinkan para pengguna mampu menikmati sajian rekaman film yang tersimpan dalam memori ponsel layaknya menonton di bioskop.
Dikatakan layaknya nonton di bioskop karena gambar yang ditampilkan terlihat dalam skala layar lebar panoramic yang memiliki aspek rasio 21:9. Nilai perbandingan itu setara dengan kualitas perbandingan yang ada pada bioskop.
Tak hanya ketajaman gambar yang disuguhkan. Ukuran layarnya 4 inci—lebih besar dibanding ponsel lain yang sejenis. Belum lagi dukungan dari kualitas suaranya yang mengagumkan dalam benaman teknologi Dolby Mobile.
“Dengan seluruh perangkat tersebut, setiap orang yang menggunakan ponsel ini untuk menonton film akan merasakan dirinya seperti menonton dalam gedung bioskop,” ungkap Usun Pringgodigdo, General Manager LG Mobile Communications Indonesia.
LG Mobile melahirkan BL40 lantaran tren peminat multimedia semakin banyak. Sekarang ini, orang mencari ponsel yang tak hanya membantu pekerjaan sehari-hari mereka. Tapi, juga ponsel yang mampu memberi hiburan bagi mereka.
Di samping fitur nonton film, ponsel BL40 juga dilengkapi dengan peranti pemutar musik digital, FM radio, dan kamera berkekuatan lima mega piksel. Di ponsel ini juga ditanam beberapa game interaktif dengan motion sensor game dan fun stuff. “Dalam folder fun stuff, pengguna akan menemui berbagai pilihan aplikasi hiburan interaktif yang unik,” jelas Usun.
Fitur bioskop tersebut menjadi kekuatan inti diferensiasi ponsel BL40 di depan kompetitornya. “Kami ingin mengejutkan tidak hanya dalam hal desain. Tapi, juga teknologi terkini. Khususnya dalam mobile entertainment,” tukasnya.
Diharapkan ponsel ini memiliki nasib yang sama dengan saudara tuanya—LG Chocolate Phone. Sang saudara tua sukses meraup penjualan sebanyak 20 juta unit di seluruh dunia berkat teknologi anyar keypad sentuh dan layar LCD tersembunyi. Sebab itu, BL40 ini diharapkan bisa meraih hal yang sama lewat teknologinya sekarang.
Sebagai ponsel premium, BL40 sangat mengunggulkan desain. Desain BL40 mengusung bangun minimalis yang ramping dengan layar sentuh penuh. Selain itu, balutan warna pada ponsel ini pun cukup bercorak dengan susunan warna hitam cemerlang dan merah yang menyaput apik di sisi atas dan dasarnya. Sementara warna perak menyala membingkai di bagian sisi kanan dan kirinya.
Usun menjelaskan, BL40 termasuk trah black label series yang merupakan lini produk dari ponsel premium LG Mobile yang menggabungkan kreasi desain ikonik, bergaya, dan kepintaran sebuah ponsel yang direpresentasikan lewat benaman teknologi terkini di dalamnya.
“Dengan keunggulan tersebut, kami yakin BL40 akan mencuri banyak perhatian orang untuk segera memilikinya, terutama dari konsumen yang menggilai multimedia,” ujarnya.
Mengandalkan keunggulan saja tidaklah cukup. Perlu aktivitas promosi yang mumpuni agar awareness konsumen bisa tergaet. Karena pasarnya premium, promosinya lebih banyak memanfaatkan media maupun acara yang familier di kalangan atas. “Misalnya, seperti yang kami lakukan dengan mengadakan promo tur bareng Java Jazz yang digelar pada 5–7 Maret 2010 serta event peluncuran beberapa saat lalu,” tutur Usun.
Penetrasinya juga tidak tanggung-tanggung. Begitu lahir dan resmi diluncurkan, ponsel ini langsung disebarkan ke berbagai showroom milik LG Mobile dan ditaruh di pajangan khusus bagi ponsel premium. Saat ini, jumlah LG Mobile Showroom & Service Center sudah mencapai 20 outlet. Rencananya jumlah tersebut akan dinaikkan dua kali lipat hingga akhir tahun ini.
LG Mobile menggandeng partner barunya, Global Teleshop, untuk menangani operasional penjualan ponsel dan aksesori LG Mobile pada tiap-tiap showroom LG Mobile & Service Center yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kesepakatan mengenai penjualan ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan sebelumnya yang telah dilakukan antara LG Mobile Communication Indonesia dan Global Teleshop. Sebelumnya, Global Teleshop melalui konsep barunya multibrand shop—menjual berbagai merek—telah sepakat memasarkan produk ponsel LG Mobile melalui penjualan di seluruh jaringan ritelnya yang tersebar di Indonesia. (Majalah MARKETING/Andri Darmawan)
CD Tutorial Proactive menawarkan belajar komputer secara instan dan tanpa guru. Hanya dengan melihat dan mempraktikkannya, pengguna pun langsung jago komputer.
Zaman sekarang, keahlian mengoperasikan komputer mutlak bisa bagi setiap orang. Mengingat perkembangan teknologi informasi setiap harinya berkembang cepat. Jika ketinggalan informasi alias gaptek tentu akan tersingkirkan. Sangat sedikit kita temui saat ini masih ada yang belum bisa ‘bermain’ komputer.
Munculnya lembaga lembaga kursus komputer turut membantu mengembangkan keterampilan ini. Tapi, tidak sedikit jumlah yang orang belajar sendiri alias otodidak—baik belajar dari internet, buku-buku komputer, maupun CD tutorial yang mudah didapat di toko-toko komputer. Karena pasarnya besar dan menjanjikan, pembuat cd tutorial ini pun semakin banyak. Salah satunya, Proactive.
Sejak berdiri pada tahun 2004, Proactive kini sudah mengeluarkan 60 Compact Disk (CD) tutorial. CD tutorial ini mencakup banyak pengetahuan seputar komputer, seperti Microsoft office, Design Grafis, Internet, dan sebagainya. Produknya sudah tersebar di seluruh Indonesia. “Ada peluang dan keinginan berbagi ilmu. Dengan media CD ini, sistem pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan jarak. Itulah latar belakang kami membuat CD tutorial ini,” kata Muhammad Arif Hakim, Marketing Director Proactive.
Arif mengatakan CD tutorial ini merupakan alat pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Pengguna hanya perlu melihat dan kemudian mempraktikkannya. Kelebihan dari produk ini tak lain kemampuannya mempercepat proses belajar secara efektif dan efisien. “Tapi, kunci keberhasilannya tetap ada di pengguna itu sendiri. Kalau dirinya telaten dan rajin mempraktikannya, satu minggu dia bisa menguasai materi,” imbuh Ivan G Nugraha, Pendiri Proactive.
Arif mengungkapkan Proactive hanya sebagai follower di bisnis ini karena materi yang ada di CD tuturial ini bisa didapatkan di internet. “Kami hanya ingin membuat sistem belajar ini terstruktur, seperti kurikulum di dunia pendidikan. Harapannya, pengguna cepat memahami dan mahir,” kata Arif.
Proactive membidik kelas sosial ekonomi B ke atas sebagai target dan segmen pasarnya. Mereka adalah para pekerja kantoran dan mahasiswa. Segmen ini dibidik karena mereka umumnya sudah mempunyai perangkat komputer yang memadai dan royal mengeluarkan uang. “Kami juga menyasar para pebisnis dan pengusaha yang masih di golongan UKM,” kata Ivan menambahkan.
Memperbanyak gerai dan distributor menjadi salah satu strategi pemasarannya. Dengan ini, produk Proactive mudah didapatkan di mana saja di seluruh Indonesia. Distributor paling besar masih berada di Jakarta. Bila ingin menjadi distributor, kata Arif, syaratnya sangat mudah. Calon distributor hanya mengisi lembar pengajuan dan kemudian membeli produk Proactive dengan diskon 40 persen. Sementara, pemilihan lokasi gerai diserahkan ke calon distributor tersebut.
Proactive melakukan promosi dengan proaktif mengikuti berbagai pameran komputer dan buku. “Sejauh ini, kami masih mengikuti pameran komputer maupun buku sebagai promosi produk kami. Kami juga masih mengandalkan word of mouth dari para pengguna CD tutorial. Ini sangat efektif bagi kami sampai saat ini,” ujar Arif.
Soal strategi harga, Arif membanderol Rp 35-55 ribu per CD. Dalam satu paket, terdapat dua CD dengan konten lebih banyak. “Dalam setiap paket CD, kami selalu mengedukasi pelanggan dengan memberikan usulan agar tidak terfokus pada banyaknya CD. Tapi, fokuslah pada kontennya,” ujar Ivan.
Proactive tak lupa membangun loyalitas pelanggan. Salah satunya dengan selalu membuat materi yang sesuai dengan permintaan pasar. Materinya pun dibuat sebagus dan se-update mungkin. Dengan ini, pelanggan selalu menantikan produk-produk Proactive yang baru. Produk-produk Proactive, menurut Arif, sudah memenuhi ISO14000.
Penanganan komplain dari pelanggan pun sudah diantisipasi. “Biasanya komplain mereka adalah virus dan CD yang tidak bisa jalan. Untuk virus, kami jelaskan kepada merekabahwa produk kami antivirus. Sementara, CD yang tidak bisa jalan biasanya dikarenakan pengaruh proteksi. Kami tidak mempunyai garansi. Tapi, kami bersedia mengganti dengan CD yang baru,” kata Arif.
Omzetnya, menurut Arif, per tahun bisa mencapai 15 persen. Bahkan, pada tahun 2006 – 2007, pertumbuhannya sempat mencapai hampir 70 persen. Dengan 30 orang SDM yang dimiliki—11 orang karyawan tetap, 16 orang kontrak, dan sisanya tenaga freelance, Proactive optimistis bisnis ini akan semakin besar ke depannya. Untuk menjaga kualitas produk dan pelayanan, Proactive selalu memberikan pelatihan berkala kepada setiap karyawannya.
Salah satu kendala dalam bisnis, menurut Ivan, adalah mendapatkan SDM yang cocok untuk tutor. Kendala lain terletak pada regulasi pemerintah. “Seharusnya, produk kami tidak kena pajak seperti buku. Mengingat produk kami ini tergolong produk pendidikan sama seperti buku. Tapi, kami masih kena pajak. Ini pekerjaan rumah untuk Pemerintah,” kata Ivan.
Ke depannya, Ivan berharap para pemain di bisnis ini bisa bersatu dalam satu asosiasi dan mengadakan pameran bersama.Ia berharap nantinya produk-produk yang dihasilkan pun berkualitas. sampai saat ini, baru ada lima pemain di bisnis ini. Dua di antaranya adalah Proactive dan Bamboemedia.
Menurut Ivan, tantangan yang akan dihadapi ke depan adalah sistem online. Nantinya, pembelian maupun distribusi dilakukan secara online. Ini juga yang sudah disiapkan oleh Proactive dengan membuat sistem berbasis online. Walaupun Ivan yakin sistem offline pun masih besar pangsanya karena masih kurangnya infrastruktur di Indonesia.
Ivan mengungkapkan untuk memulai bisnis ini modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Hanya bermodalkan kemauan, komputer satu unit berikut headset untuk perekamnya. Selanjutnya, bisnis ini pun siap untuk dijalankan. Jadi tunggu apa lagi! (Majalah MARKETING/Kusnadi Assaini)
Perusahaan kami telah 10 tahun berada di pasar yang didominasi oleh pemain besar. Kemudian, muncul pesaing lima tahun lalu dengan nama merek yang mirip dengan perusahaan kami. Kami merasa perlu menjauhkan diri dari pesaing baru ini karena meeto yang dilakukan mereka. Mohon saran dari ibu.
THK, di Jakarta Timur
Jawab:
Setelah 10 tahun berada di pasar dan mampu bersaing dengan pemain yang jauh lebih besar, terbukti merek Anda sudah mempunyai ekuitas. Mengganti merek yang sudah berekuitas mungkin agak kurang menguntungkan. Apalagi merek Anda sebagai merek kedua lebih di-meeto-kan oleh pesaing baru. Ini menunjukkan bahwa merek Anda cukup baik reputasinya.
Saya tidak mempunyai data yang cukup untuk melihat apakah perusahaan Anda mempunyai pertumbuhan yang sehat, lebih besar, atau sama dengan pertumbuhan industri. Jika ternyata lebih besar dari pertumbuhan industri yang masih bertumbuh, saya dapat simpulkan bahwa strategi yang Anda terapkan cukup efektif. Strategi ini termasuk juga reputasi dan positioning merek. Apalagi, jika industri sudah jenuh dan tidak bertumbuh. Namun, jika pertumbuhan perusahaan Anda lebih kecil dari pertumbuhan industri, mulailah untuk melakukan retargeting, dan bila perlu repositioning, peremajaan merek (bukan mengganti merek).
Dari pengamatan saya, industri di mana Anda berada masih bertumbuh. Saya menyarankan mulai saat ini Anda melakukan benchmarking kepada market leader dan terus-menerus menggalang kekuatan dengan cara sedikit demi sedikit menggerus pangsa pasar pemimpin. Gunakan cara-cara yang tak terlihat frontal dan tak terbaca oleh pemimpin pasar sebagai ancaman. Carilah kelemahan-kelemahan pemimpin pasar dan analisis kelemahan ini, apakah dapat Anda masuki karena resources dan kapabilitas yang Anda miliki menunjang.
Sebagai pemimpin yang punya pelanggan lebih banyak, pastilah ada celah di mana pelanggan punya masalah dalam berhubungan dan berinteraksi dengan mereka. Pelanggan-pelanggan ini mungkin saja tidak senang dengan cara mereka diperlakukan secara massal, karena mereka mungkin merasa punya uang yang cukup untuk dibelanjakan. Di sinilah Anda bisa melakukan niching, customizing, dan terus-menerus berhasil mengakuisisi dan meretensi pelanggan yang menguntungkan. Jangan lupa yang sering dilakukan pemimpin—apalagi jika industrinya bertumbuh. Kebanyakan energinya tercurah untuk melakukan akuisisi pelanggan baru. Sebagai pemain yang lebih kecil dan niche, Anda jangan hanya berfokus pada akuisisi, tapi juga retensi. Di sinilah justru letak kekuatan Anda dibanding pemimpin. Mengganti merek karena ada pemain kecil lain yang mencoba meeto akan sangat menghabiskan energi secara sia-sia. Yang saat ini perlu dipastikan adalah strategi pertumbuhan perusahaan Anda, penentuan lahan-lahan mana lagi yang dapat Anda garap untuk memperbesar kekuatan dan menjamin peningkatan aset, yakni ekuitas merek dan jumlah basis pelanggan untuk kemudian melakukan leveraging dengan cross selling. Selamat Bekerja. (Majalah MARKETING)
Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan search engine sebagai medium kampanye di digital. Perusahaan kelas menengah yang menjadi bagian kelas UKM (Usaha Kecil dan Menengah) juga turut merasakan maslahat dari Search Engine Marketing.
Salah satu perusahaan kategori menengah yang berhasil sukses menjalankan SEM adalah PT Multipro Jaya Prima. Multipro sendiri merupakan perusahaan reseller untuk komputer server. Dalam situsnya yang berlamat di www.multipro.co.id, perseroan ini juga menjual beragam kebutuhan lain yang berhubungan dengan komputer. Namun produk utamanya merupakan peranti yang erat berhubungan dengan dunia IT. Dilihat dari komoditas yang dilego, perusahaan yang berkantor di Jembatan Tiga 25H, Jakarta Utara ini lebih menyasar pasar B2B (Business to Business) ketimbang B2C (Business to Consumer).
Untuk berhasil menyampaikan pesan pada target B2B, tentu medium penjualan yang dipilih harus pas. Salah dalam penggunaan media pemasaran, membuat pesan gagal mencapai target market. Hingga akhirnya, untuk memasarkan salah satu merek servernya, yaitu IBM, pilihan jatuh pada Search Engine Marketing. Hendrick Wijaya dari PT Multipro Jaya Prima menjelaskan bahwa pemasaran dengan menggunakan mesin pencari digunakan lantaran ada banyak target customer Multipro di dalamnya.
Search Engine Marketing yang dilaksanakan Multipro adalah kampanye tunggal. Artinya, SEM adalah satu-satunya campaign dalam menjual produk server IBM, tanpa didukung media online atau offline yang lain. Lanjut Hendrick lagi, untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh, tak hanya kampanye pencarian berbayar (paid search) yang dimanfaatkan, SEO pun tak luput dari pelaksanaan. Dalam paid search, pada saat tulisan ini dibuat, iklan Multipro selalu muncul tiap kali user menggunakan kombinasi kata kunci “server” dan kata lainnya dalam Bahasa Indonesia, seperti “murah”, “beli”, “jual”, “promo”, “Indonesia”, dan masih banyak lagi. Hampir selalu advertensi Multipro muncul di urutan teratas. Bahkan beberapa di antara pariwara tersebut, posisinya pindah ke bagian atas hasil pencarian organik. Tanda bahwa campaign tersebut memiliki performa yang bagus.
Menurut Hendrick Wijaya, hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Jika angka CTR standar di SEM adalah 1 persen, angka perbandingan antara jumlah klik dengan jumlah iklan yang muncul dalam penjualan server IBM ini mencapai nilai jauh di atasnya, lebih dari 5 persen. Bilangan CTR yang besar, artinya membawa traffic yang tinggi ke situs Multipro. Jumlah kunjungan yang tinggi bermakna potensi penjualan yang semakin meningkat.
Kendati Hendrick tidak mau membeberkan informasi mengenai naiknya jumlah sales atau bahkan persentase peningkatan penjualan jika dibandingkan sebelum memakai SEM, namun kita bisa mengambil kesimpulan sendiri dari sejumlah penghargaan yang diraih Multipro, sehubungan dengan kampanye selling IBM Server via SEM ini. Tahun 2007, sang reseller mendapatkan IBM Recognition Outstanding Growth Award dari IBM. Penghargaan ini diberikan oleh IBM kepada partnernya yang berhasil mendapatkan angka penjualan yang stabil dan terus menanjak. Tak berhenti sampai di situ, tahun 2009 juga diisi Multipro oleh kemenangan meraih anugerah Recognition to Outstanding Contribution 1H09 IBM System x Promo. (Fanny Israr)
Budget kampanye digital yang minim, bisa diakali dengan memanfaatkan SEM. Pasalnya, kampanye yang menggunakan searchengine sebagai medianya ini bisa disesuaikan dengan besaran dana yang dimiliki oleh si advertisers. Selain itu, hasil yang diperoleh biasanya juga lebih memuaskan, jika tujuan yang disasar adalah jumlah klik atau leads yang tinggi.
Nokia Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan mesin pencari dalam mengampanyekan salah satu produk terbarunya, Nokia E52. Ivan Hudyana, Portfolio, Marketing Investment & Online Manager PT Nokia Indonesia, menjelaskan keengganannya menggunakan media online horizontal dalam memasarkan ponsel pintar seri lanjutan dari Nokia E51 tersebut. Kenapa? “Seperti membuang garam ke air laut”, paparnya. Keterangan Ivan berdasar pada behaviour pengguna internet yang cenderung menolak advertisement yang ada di mass media online. Terlebih, campaign Nokia E52 ini sama sekali tidak didukung oleh aktivitas Above The Line (ATL) atau Below The Line (BTL). Jadi, Nokia E52 hanya berjalan di ranah digital.
Budget terbatas dengan tujuan mendapat respon yang tinggi, membuat Nokia Indonesia mengambil keputusan menggunakan search engine sebagai media marketing. Ivan pun turut merasakan kehebatan SEM, bahwa campaign yang kecil mampu mengalahkan kampanye yang lebih besar serta didukung investasi yang tidak sedikit. “SEM itu bisa dipake sebagai senjata untuk melawan kompetitor yang sedang heavy. You bisa stealing the thunder”, menurut Ivan.
Kampanye E52 adalah salah satu bukti yang dirasakannya langsung dalam stealing the thunder alias mencuri awareness, ketika perusahaan pesaing meluncurkan ponsel terbaru mereka yang didukung juga dengan keperkasaan strategi ATL dan BTL. Kebiasaan konsumen gadget yang melakukan survei atau mencari informasi sebelum membeli, ditambah dengan awareness yang berhasil diciptakan berkat aktivitas ATL dan BTL, membuat pencarian dengan keyword ponsel kompetitor tadi, sebut saja ponsel A, semakin tinggi. Dari budget yang ada, Nokia Indonesia membeli kata kunci yang berhubungan dengan ponsel A. Alhasil, iklan E52 mencuat, tiap kali ada user mengetikkan kata yang berhubungan dengan ponsel A. Ditambah copywriting menggoda plus iming-iming benefit tertentu, iklan Nokia E52 berhasil mengakuisisi calon pembeli yang sedianya mencari informasi mengenai ponsel A.
Kebijakan Nokia global yang mengharuskan tiap negara menerapkan SEO pada websitenya, turut memberi andil. Sinkronisasi antara SEM dan SEO memegang peranan dalam suksesnya propaganda E52 di searchengine. Demi meyakinkan psikologis user search engine ketika melihat hasil pencarian, Nokia Indonesia juga membeli kata kunci yang terpasang dalam meta tag SEO. Kesudahannya, semakin banyak pula jumlah link ke website Nokia yang muncul dalam search results. Tak hanya memperbesar persentase kemungkinan, user biasanya juga lebih yakin dalam melakukan klik.
Kendati menjadi satu-satunya media kampanye E52 di digital, Ivan beranggapan bahwa SEM hanya berfungsi sebagai penguat keputusan. Sebelumnya, perlu dilakukan pemicu agar orang mau masuk ke search engine. Di Nokia, trigger yang digunakan adalah rilis pers yang disebar ke media, berita yang diletakkan di jaringan website Nokia (ovi, nokia.com, nokia.co.id), serta strategi viral yang diperoleh melalui berbagai forum.
Hasilnya? Campaign ini memperoleh CTR sekitar 2 persen. “Saya boleh bilang, E52 dengan campaign yang hanya seperti itu, penjualannya nggak mandek. Meskipun tidak besar, tapi itu (penjualan) jalan. Padahal investment-nya nggak ada 10.000 dolar”, tutup Ivan. (Fanny Israr)