Marketing.co.id-Berita Digital & Techno | Trust and governance merupakan fondasi untuk menciptakan ekosistem digital yang aman. Namun trust and governance masih menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh dunia industri di Indonesia, sehingga diperlukan kompetensi yang mumpuni untuk di kedua bidang tersebut.
“Kita menyiapkan kompetensi yang sesuai untuk mengawal bidang-bidang tersebut dan juga kerangka tata kelola yaitu AI Governance yang bisa membantu industri, akademisi, dan juga para praktisi khususnya di bidang GRC (Governance, Risk, and Compliance) dalam mempersiapkan pengendalian yang lebih baik di depannya,” ujar Ketua Umum (Presiden) ISACA Indonesia Chapter, Harun Al Rasyid, di Jakarta, Selasa (28/10/25).

Harun yang ditemui saat acara Konferensi Nasional Tahunan tentang Tata Kelola Teknologi Informasi, Manajemen Risiko, Jaminan, dan Keamanan Siber (Governance Risk Management, Assurance & Cyber Security Summit/GRACS) juga mendorong pelaku industri agar mengadopsi tata kelola dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) secara utuh serta mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dengan berbagai program sertifikasi yang dimiliki oleh ISACA.
ISACA merupakan asosiasi global untuk para profesional di bidang tata kelola teknologi informasi. Asosiasi ini bersifat nirlaba dan independen dan dikelola oleh relawan yang merupakan anggota ISACA. ISACA Indonesia Chapter resmi terbentuk pada tahun 1991.
GRACS merupakan Konferensi Privasi dan Keamanan Siber Terbesar di Indonesia pada tahun 2025. Konferensi ini menyatukan para pemimpin industri, praktisi, regulator, dan akademisi untuk membangun fondasi ekosistem digital yang aman dan terpercaya. Acara ini juga dirancang untuk menjawab tantangan digital yang kian kompleks, terutama dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI).
“Kita membahas isu-isu terkini dan isu-isu teknis terkait bidang tata kelola, manajemen risiko, cybersecurity, privacy, dan sebagainya. Jadi memang ini kontribusi kita yang akan terus berkelanjutan karena memang tantangan ini juga terus bertumbuh, sehingga ISACA juga perlu menjaga konsistensi dalam berbagi, berbagi knowledge, berbagi ilmu dan juga menyebarluaskan prinsip tata kelola yang baik,” tuturnya.
Tantangan seperti penggunaan AI yang memiliki dampak positif dan negatif menuntut kesiapan semua pihak. Menurutnya, industri IT di Indonesia harus belajar dan berkolaborasi, didukung oleh kebijakan yang matang dari regulator, panduan operasional, serta penyiapan SDM yang berkelanjutan dari akademisi.
GRACS IPSS 2025 juga menyajikan wawasan komprehensif tentang tata kelola TI, manajemen risiko, jaminan, keamanan siber, dan privasi data.
Salah satu fokus utama adalah penerapan kerangka tata kelola seperti COBIT dan AI Governance, yang dipromosikan oleh ISACA secara global. Kerangka ini telah diadopsi secara internasional, termasuk di Indonesia, bahkan menjadi alat ukur kematangan operasional untuk perusahaan BUMN.
“Kami mendorong industri untuk mengadopsi kerangka kerja manajemen dari ISACA secara lengkap dan menyiapkan SDM yang kompeten melalui berbagai program sertifikasi,”tambah Harun.
Dalam konferensi tersebut juga dibahas mengenai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP). Seperti kita ketahui isu PDP banyak menyita perhatian publik karena banyaknya data masyarakat yang dikumpulkan secara digital, sehingga muncul kekhawatiran terhadap keamanan data-data tersebut.
Ditemui secara terpisah Direktur Bisnis Assurance SGS, Waras Putri Adrianti mengatakan, PDP merupakan isu penting dan krusial di tingkat global bukan hanya Indonesia. Waras menilai perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah cukup bagus dalam melindungi data-data konsumennya.
“Untuk saat ini sudah cukup baik, tapi pasti bisa lebih ditingkatkan. Mengenai undang-undang PDP kita harus memastikan bagaimana penerapannya, bagaimana penerapannya di lapangan, bagaimana pengawasannya,” tutur Waras.


Hindari Perusahaan Anda Menjadi ‘Perusahaan Terburuk’ dengan 5 Cara Membangun Reputasi Perusahaan Positif di Mata Karyawan
Sambut Hari Inovasi Indonesia 2025, BRIN Gelar Webinar “Masa Depan Inovasi Indonesia: Dari Ide ke Dampak Nyata”






Keterbukaan dalam penggunaan AI dapat membantu membangun kepercayaan pelanggan, menjaga loyalitas, dan melindungi reputasi bisnis di era otomatisasi layanan.
Mulai dari AI, security, hingga transformasi customer experience, Gartner ungkap 5 tren teknologi 2026
