CD Tutorial Proactive: Jalan Pintas untuk Jago Komputer

Produk-produk Proactive
Produk-produk Proactive

CD Tutorial Proactive menawarkan belajar komputer secara instan dan tanpa guru. Hanya dengan melihat dan mempraktikkannya, pengguna pun langsung jago komputer.

Zaman sekarang, keahlian mengoperasikan komputer mutlak bisa bagi setiap orang. Mengingat  perkembangan teknologi informasi setiap harinya berkembang cepat.  Jika ketinggalan informasi alias gaptek tentu akan tersingkirkan. Sangat sedikit kita temui saat ini masih ada yang belum bisa ‘bermain’ komputer.

Munculnya lembaga lembaga kursus komputer turut membantu mengembangkan keterampilan ini. Tapi, tidak sedikit jumlah yang orang belajar sendiri alias otodidak—baik  belajar dari internet, buku-buku komputer, maupun CD  tutorial yang mudah didapat di toko-toko komputer. Karena pasarnya besar dan menjanjikan, pembuat cd tutorial ini pun semakin banyak. Salah satunya,  Proactive.

Sejak berdiri pada tahun 2004,  Proactive kini sudah mengeluarkan 60 Compact Disk (CD)  tutorial. CD tutorial ini mencakup banyak pengetahuan seputar komputer, seperti Microsoft office, Design Grafis, Internet, dan sebagainya.  Produknya sudah tersebar di seluruh Indonesia.   “Ada peluang dan keinginan berbagi ilmu. Dengan media CD ini, sistem pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan jarak. Itulah latar belakang kami membuat CD tutorial ini,” kata Muhammad Arif Hakim, Marketing Director Proactive.

Arif  mengatakan CD tutorial ini merupakan alat pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Pengguna hanya perlu melihat dan kemudian mempraktikkannya. Kelebihan dari produk ini tak lain kemampuannya mempercepat proses belajar secara efektif dan efisien. “Tapi, kunci keberhasilannya tetap ada di pengguna itu sendiri. Kalau dirinya telaten dan rajin mempraktikannya,  satu minggu dia bisa menguasai materi,” imbuh  Ivan G Nugraha, Pendiri Proactive.

Arif mengungkapkan Proactive hanya sebagai follower di bisnis ini karena materi yang ada di CD  tuturial ini bisa didapatkan di internet. “Kami hanya ingin membuat sistem belajar ini terstruktur, seperti kurikulum di dunia pendidikan. Harapannya, pengguna cepat memahami dan mahir,” kata Arif.

Proactive membidik kelas sosial ekonomi B ke atas sebagai target dan segmen pasarnya. Mereka adalah para pekerja kantoran dan  mahasiswa. Segmen ini dibidik karena mereka umumnya sudah mempunyai perangkat komputer yang memadai dan royal  mengeluarkan uang. “Kami juga menyasar para pebisnis dan pengusaha yang masih di golongan UKM,” kata Ivan menambahkan.

Memperbanyak gerai dan distributor menjadi salah satu strategi pemasarannya. Dengan ini, produk Proactive mudah didapatkan di mana saja di seluruh Indonesia. Distributor paling besar masih berada di Jakarta. Bila ingin menjadi distributor, kata Arif,  syaratnya sangat mudah. Calon distributor hanya mengisi lembar pengajuan dan kemudian membeli produk Proactive dengan diskon 40 persen.  Sementara, pemilihan lokasi gerai diserahkan ke calon distributor tersebut.

Proactive melakukan promosi dengan proaktif  mengikuti berbagai pameran komputer dan buku. “Sejauh ini, kami masih  mengikuti pameran komputer maupun buku sebagai promosi produk kami. Kami juga masih mengandalkan word of mouth dari para pengguna CD tutorial. Ini sangat efektif bagi kami sampai saat ini,” ujar Arif.

Soal strategi harga, Arif membanderol Rp 35-55 ribu per CD.  Dalam satu paket, terdapat dua CD dengan konten lebih banyak. “Dalam setiap paket CD, kami selalu mengedukasi pelanggan dengan memberikan usulan agar tidak  terfokus pada  banyaknya CD. Tapi, fokuslah pada kontennya,” ujar Ivan.

Proactive tak lupa membangun loyalitas pelanggan. Salah satunya dengan  selalu membuat materi yang sesuai dengan permintaan pasar. Materinya pun dibuat sebagus dan se-update mungkin. Dengan ini, pelanggan selalu menantikan produk-produk Proactive yang baru. Produk-produk Proactive, menurut Arif,  sudah memenuhi ISO14000.

Penanganan komplain dari pelanggan pun sudah diantisipasi. “Biasanya komplain mereka adalah virus dan CD yang tidak bisa jalan. Untuk virus, kami jelaskan kepada mereka bahwa produk kami antivirus. Sementara,  CD yang tidak bisa jalan biasanya dikarenakan pengaruh proteksi. Kami tidak mempunyai garansi. Tapi, kami bersedia mengganti dengan CD yang baru,” kata Arif.

Omzetnya, menurut  Arif,  per tahun bisa  mencapai 15 persen. Bahkan, pada tahun 2006 – 2007, pertumbuhannya sempat mencapai hampir 70 persen. Dengan 30 orang SDM yang dimiliki—11 orang karyawan tetap, 16 orang kontrak, dan sisanya tenaga freelance,  Proactive optimistis  bisnis ini akan semakin besar ke depannya.  Untuk menjaga kualitas produk dan pelayanan,  Proactive selalu memberikan pelatihan berkala kepada setiap karyawannya.

Salah satu kendala dalam bisnis, menurut Ivan, adalah mendapatkan SDM yang cocok untuk tutor. Kendala lain terletak pada  regulasi pemerintah.  “Seharusnya, produk kami tidak kena pajak seperti buku. Mengingat produk kami ini tergolong produk pendidikan sama seperti buku. Tapi,  kami masih kena pajak. Ini pekerjaan rumah untuk Pemerintah,” kata Ivan.

Ke depannya, Ivan berharap para pemain di bisnis ini bisa bersatu dalam satu asosiasi dan mengadakan pameran bersama.Ia berharap nantinya produk-produk yang dihasilkan pun berkualitas. sampai saat ini, baru ada lima pemain di bisnis ini. Dua di antaranya adalah Proactive dan Bamboemedia.

Menurut Ivan,  tantangan yang akan dihadapi ke depan adalah sistem online. Nantinya,  pembelian maupun distribusi dilakukan   secara online. Ini juga yang sudah disiapkan oleh Proactive dengan membuat sistem berbasis online. Walaupun Ivan yakin sistem offline pun masih besar pangsanya karena masih kurangnya infrastruktur di Indonesia.

Ivan mengungkapkan untuk memulai bisnis ini modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Hanya bermodalkan kemauan, komputer satu unit berikut headset untuk perekamnya. Selanjutnya, bisnis ini pun siap untuk dijalankan. Jadi tunggu apa lagi! (Majalah MARKETING/Kusnadi Assaini)

2 COMMENTS

  1. Dengan semakin canggihnya teknologi, memang kita membutuhkan pengetahuan dan daya adaptasi terhadap teknologi. Jadi saya setuju dengan pendapat anda tentang diperlukannya tutorial2 pembelajaran tentang teknologi yang sedang berkembang..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.