Meracik Ulang Bisnis Smailing Tour

Keunggulan menggunakan corporate travel Smailing Tour?

Di tahun 2007, kita membeli American Express Global Business Travel di Indonesia. American Express Travel merupakan benchmark industri corporate travel di dunia. Pada saat kita mengambil alih American Express di Indonesia, kita dapat akses dari mereka cara menangani corporate travel lebih detail, berikut GCG dan compliances. Karena American Express Travel dulu dimiliki oleh American Express Bank, jadi compliances-nya seperti bank. Dari situ juga kita dapat tools bagaimana mengedukasi customer. Semuanya ada SLA (services level agreement) dan key performance index (KPI) tersendiri.

smailing tour

Untuk klien-klien besar kita bantu mereka untuk negosiasi dengan pemasok. Misalnya suatu perusahaan banyak melakukan perjalanan dinas ke Hong Kong atau Jepang, setahun mencapai 50 kali perjalanan dinas, menginapnya di jaringan hotel Shangrila. Ketika menjadi klien, kita bantu mereka untuk negosiasi, misalnya dengan airline dan hotel untuk mendapatkan harga spesial. Benefit lain travel insurance serta paket lebih lengkap. Layanan lain, jika terjadi bencana di belahan dunia mana pun seperti gempa bumi, banjir, tsunami, atau bom.

Kita bisa track klien kita ada di mana saja, dan dalam hitungan menit kita harus kontak dengan klien tersebut untuk memastikan apakah mereka aman. Hasilnya kita laporkan ke perusahaan yang bersangkutan. Dan kita beri tawaran apakah mau pulang atau dipindah ke kota lain. Ini yang membedakan dengan ritel travel agent biasa.

Pemerintah sedang menggenjot kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Bagaimana upaya Smailing Tour untuk mendatangkan wisatawan asing?

Kita punya anak perusahaan Smailing Tour DMC. Kantornya ada di Bali dan Yogyakarta. Kita berencana membuka Smailing DMC di destinasi wisata yang baru. Smailing Tour DMC sangat aktif mempromosikan destinasi wisata Indonesia di luar negeri. Setahun rata-rata kita mendatangkan sekitar 25 ribu wisatawan ke Indonesia. Walaupun kantor pusat Smailing Tour DMC di Bali, kita tetap menjual paket wisata Indonesia lainnya seperti Lombok, Labuan Bajo, dan Raja Ampat.

Destinasi wisata yang diminati turis asing selain Bali dan Yogyakarta?

Sumba dan Labuan Bajo. Raja Ampat sudah mulai diminati, tapi masih ada kendala akses masuk dan infrastruktur, sehingga biayanya masih mahal untuk ke sana.

Menurut Anda, mengapa pariwisata Indonesia tertinggal dari Malaysia dan Thailand?

Masalah infrastruktur dan security. Malaysia dan Thailand pemerintahnya sangat serius mengelola pariwisata. Malaysia, Thailand, dan Singapura masing-masing punya Tourism Board yang dikelola orang-orang profesional. Tourism Board dikelola seperti perusahaan. Mereka dapat uang dari tiap turis yang masuk ke negara tersebut. Kalau Indonesia memiliki Tourism Board yang profesional, saya yakin lonjakan turis yang datang akan lebih signifikan.

Bagaimana kondisi persaingan di bisnis pariwisata saat ini?

Sangat ketat. Karena barrier to entry sangat kecil, siapa pun bisa masuk. Malah kompetisinya sudah mengarah perfect competition (persaingan sempurna), karena nyaris tanpa barrier untuk masuk ke bisnis ini.

Bagaimana dengan online travel, apakah Anda menganggapnya sebagai pesaing?

Ya, tapi menurut saya online travel bukan sesuatu yang baru. Ini juga yang membuat kami di tahun 1997 dan 1998 mengubah fokus bisnis ke corporate travel. Di tahun-tahun itu saya sudah melihat tren online travel di AS, dimana yang pertama akan dimangsa oleh online travel adalah pasar ritel pariwisata, karena proses bisnis ritel sangat simpel, tinggal pesan tiket, dan ini bisa dilakukan secara online. Kalau corporate travel susah, lebih complicated.

Kekuatan daya saing Smailing Tour?

Nomor satu customer satisfaction, saya juga percaya Smailing bisa survive selama 40 tahun karena menomorsatukan customer satisfaction di semua jajaran. Kita percaya tanpa customer kita tidak akan ada, sesederhana itu. Kita pastikan pada saat kita melakukan SLA sebanyak mungkin pro klien, baik di corporate travel maupun di leisure. Saya selalu bilang pada tim saya, customer yang mau pergi liburan rata-rata mesti menabung dulu, ada yang mesti ambil cuti. Kita harus yakinkan berlibur bersama kita akan puas. Karena kalau tidak, kita sangat berdosa. Komplain sekecil apa pun akan kita tindaklanjuti.

Tertarik ekspansi ke luar core bisnis?

Saya diajari ayah saya, kalau bisnis harus focus. You become the best at what you do first. Kita memang sudah melakukan diversifikasi usaha di luar Smailing Tour, tapi masih terkait dengan hospitality, karena saya percaya kalau kita fokus di hospitality bisnisnya tidak akan habis.

Apa filosofi Anda dalam berbisnis?

Memimpin perusahaan sama dengan memimpin keluarga. Pertama integritas, jujur kepada karyawan sendiri. Kalau perusahaan dalam kondisi baik, katakan baik; kalau kurang baik, katakan kurang baik. Kedua, masalah karakter. Banyak karyawan kita yang bertahan lama karena mereka punya karakter.

Saya membayangkan karyawan yang bekerja di perusahaan perjalanan wisata bahagia semua?

Ya bahagia, walaupun suka cemberut juga kalau target tidak tercapai (sambil tertawa).

Tony Burhanudin

MM.02.2017

1 COMMENT

  1. Saya dulu adalah pelanggan yg sering menggunakan jasa smailing tour untuk berlibur dan selalu puas…tapi beberapa tahun terakhir saya lebih pilih travel agent lain yg lebih murah dan juga puas..dan pd pameran di mkg tgl 20 maret 18 saya sdh bayar dp dismailing utk ke eropa utk 17 mei 18.tapi spt nya peminat yg mau ikut smailing sedikit krn sp menjelang akhir pameran tdk bertambah pesertanya sedangkan dr travel.agent lain yg semula saya mau daftar yg petama 0 dinyatakan sdh full…knp dgn smailing?
    Saya jd was2 liburan saya gagal

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here