Datsun Kembali Mengaspal di Tanah Air

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Sempat mati suri, kini Datsun kembshutterstock_181827296ali menggebrak pasar otomotif nasional dengan menghadirkan “Datsun Go+ Panca”, model pertama LCGC untuk mobil tujuh penumpang kelas bawah (low MPV). Bisakah Datsun sukses meraih pasar di Indonesia?

Anda yang pernah mengalami masa muda pada era 1970–1980-an tentu mengenal mobil Datsun. Desain yang kompak dan trendi menjadikan mobil ini sebagai pilihan tunggangan kalangan muda di zaman itu. Namun sayang, cerita tentang Datsun harus berakhir sebelum era 1990-an, ketika Nissan Motor Co Ltd selaku pemilik merek memutuskan menghentikan produksi pada tahun 1980 dan lebih memasarkan mobil lansirannya dengan merek Nissan.

Sejarah panjang Datsun di bisnis otomotif dimulai pada tahun 1914 dengan berdirinya DAT, sebuah perusahaan yang namanya diambil dari inisial huruf depan nama ketiga investornya (Den, Aoyama, Takeuchi). “DAT” sendiri dalam bahasa Jepang berarti “sangat cepat” atau “secepat kilat”. Pada tahun 1931, DAT memperkenalkan mobil baru yang lebih kecil, yakni Datson yang artinya “anak DAT” (son of DAT).

Ketika Nissan Motor Co Ltd mengambil alih di tahun 1933, merek Datson diubah menjadi Datsun, lantaran penggunaan merek dianggap tidak tepat, sebab dalam bahasa Jepang “son” berarti kehilangan. Perubahan ini membawa dampak positif. Lebih dari 20 juta kendaraan Datsun telah terjual di 190 negara selama lebih dari 50 tahun, dan menjadikan Datsun sebagai merek yang didukung dan dicintai oleh banyak orang di seluruh dunia.

Melihat Datsun masih memiliki tempat spesial di hati pencinta mobil tersebut, pada akhirnya Nissan menghidupkan kembali merek yang sudah mati suri selama 30 tahun itu. Bahkan Nissan sudah menyiapkan logo dan model-model baru. Tepatnya pada Maret 2014, Datsun memulai kembali debutnya di pasar roda empat secara global. Diawali dari India, Datsun meluncurkan mobil hatchback “Datsun Go” untuk pasar India.

Kemudian, Datsun masuk ke segmen sedan di pasar Rusia dengan diluncurkannya varian terbaru, “Datsun on-Do”. Pada Mei 2014, Datsun resmi masuk ke pasar Indonesia dengan meluncurkan “Datsun Go+ Panca” di kategori low multi-purpose vehicle (MPV). “Nissan berkomitmen untuk memperkenalkan model-model Datsun yang baru di India, Rusia, dan Indonesia sebagai pasar otomotif yang dinamis,” kata Vincent Cobee, Corporate Vice President Global Head of Datsun, dalam sambutan peluncuran Datsun Go+ Panca.

Pertimbangan kembali masuk ke pasar Indonesia karena Datsun masih memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya klub Datsun yang masih aktif hingga kini sejak tahun 1970-an. Jadi, peluncuran Datsun Go+ Panca merupakan bentuk apresiasi kepada mereka. Kendaraan roda empat ini juga bagian dari program low cost green car (LCGC) yang diusung pemerintah. Nama resmi merek Datsun di Indonesia adalah “Datsun Nusantara”, sedangkan produk pertama yang dirilis adalah Datsun Go+ Panca.

Kata “panca” dalam bahasa Indonesia berarti “lima”, sama halnya dengan kata “go” yang dalam bahasa Jepang dapat diartikan “lima”. Jadi, Go+ Panca merefleksikan ruang ekstra di baris ketiga kabin yang dapat digunakan untuk penumpang ataupun sebagai bagasi tambahan, sehingga menjadikan mobil ini sebagai multi-purpose vehicle (MPV) 5+2 penumpang.

Target yang dibidik Datsun Go+ adalah pembeli pertama atau para pengguna kendaraan roda dua yang ingin beralih ke roda empat, serta menyasar segmen menengah bawah dengan harga kisaran di bawah Rp100 juta. Ini sekaligus membuka segmen baru di kelas MPV. “Masuknya Datsun Go+ melengkapi produk-produk Nissan yang terlebih dahulu bersaing di pasar otomotif nasional, yakni Nissan dan Infiniti,” jelas Cobee.

Bertambahnya lini produk membuat Nissan optimistis dapat menjual lebih dari 90.000 unit di Indonesia. Khusus Datsun Go+ ditargetkan mencapai 40.000 unit di tahun fiskal 2014. Target tersebut terbilang realistis melihat harga Datsun Go+ Panca yang kompetitif, mulai dari Rp85 juta–Rp103 juta. Demi mencapai tujuan tersebut, Nissan berencana menambah 30 dealer sepanjang tahun ini, sehingga jumlahnya mencapai 130 dealer sampai akhir tahun 2014. Setiap pembangunan satu unit dealer dibutuhkan dana sebesar US$1 juta sampai US$2 juta, tergantung lokasinya.

Diproduksi di Purwakarta
Datsun Go+ akan diproduksi di pabrik baru Nissan di Purwakarta. Nilai investasi yang digelontorkan untuk pabrik baru ini sebesar 33 miliar yen. Luas pabrik mencapai 60.000 meter persegi, dilengkapi fasilitas perakitan bodi, pengecatan, trim, dan chassis. Pabrik ini dapat meningkatkan kapasitas produksi Nissan dari 100 ribu unit menjadi 250 ribu unit. Sekaligus menyediakan 3.000 lapangan pekerjaan untuk masyarakat lokal dan sekitar, bahkan 70% komponen mobil di pabrik ini adalah komponen lokal yang berasal dari dalam negeri.

COO Nissan Motor Co Ltd Hiroto Saikawa, mengatakan pabrik ini akan menjadi pusat produksi mobil Datsun di Indonesia, untuk konsumen Indonesia dengan standar kualitas global tertinggi, sesuai Nissan Production Way. ”Kami yakin mobil-mobil yang diproduksi di sini memiliki kualitas kelas dunia dan sesuai keinginan konsumen,” kata dia.

Tak hanya itu, Nissan juga mengantongi sertifikasi LCGC. Melalui sertifikasi ini, Nissan diharapkan menjadi motor perkembangan dunia otomotif nasional. Meningkatnya kapasitas produksi dan lisensi program LCGC merupakan komitmen Nissan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan bagi konsumen.

Moh. Agus Mahribi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here