Advan Tegaskan Perusahaannya Tidak Pailit

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing – PT Bangga Teknologi Indonesia (BTI), produsen smartphone dan tablet PC merek Advan menegaskan perusahaannya tidak ada sangkut paut atau hubungan dagang dengan PT Advan Teknologi Indonesia (BTI). Sebelumnya beberapa media online memberitakan dugaan rekayasa pailit BTI dengan mencantumkan foto produk dan logo Advan.

Manajemen Advan menegaskan, pemberitaan tentang proses hukum dengan penyantuman foto produk atau logo Advan adalah salah kaprah, sehingga menimbulkan tanggapan negatif terhadap merek dagang Advan.

Ellen Angerani Gunawan, General Manager Department Sales Advan mengatakan, pihaknya menanggapi serius pemberitaan tersebut meskipun tidak akan mengambil langkah hukum terhadap media yang mengunakan foto produk atau logo Advan. Ellen mengakui dampak dari pemberitaan itu ada mitra bisnis yang menghubungi Advan untuk menanyakan kebenaran berita tersebut.

Ellen menegaskan, sebagai perusahaan Advan sangatlah sehat. “Kami ingin masyarakat tetap bangga pada Advan sebagai merek lokal satu-satunya yang bersaing dengan merek teknologi global,” tuturnya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (8/2/19).

Ellen menambahkan, Advan memiliki pabrik dengan kapasitas produksi 35 ribu per hari. “Kami mengikuti regulasi pemerintah, kami memiliki TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) tertinggi diantara produk lokal. Perusahaan kami juga menjadi pembayar pajak tertinggi di Semarang,” papar Ellen.

advan g2
Advan G2, salah satu produk Advan

Chandra Tansri, Direktur Operasional Advan yang mendampingi Ellen saat jumpa pers menuturkan, BTI selaku pemegang merek Advan mendukung penuh peraturan pemerintah yang berlaku.

“Mulai dari perpajakan yang ada, hingga TKDN. Untuk TKDN, Advan masih tertinggi di industri smartphone dalam negeri. Advan pun menjadi satu-satunya merek Indonesia yang bersaing dengan merek global di top 5,” tuturnya.

Ellen mengatakan, saat ini TKDN Advan  sudah mencapai 35%. Ellen mengakui penjualan Advan di tahun 2018 lalu memang mengalami penurunan dibanding tahun 2017. Namun hal ini katanya merupakan tren di industri smartphone. Tahun 2019 pihaknya menargetkan peningkatan penjualan sebesar 30% dibandingkan tahun 2018.

Untuk mencapai target tersebut, Advan akan lebih banyak meluncurkan produk kategori low-end dikisaran harga Rp800 ribu – Rp1,5 juta. Untuk produk di atas Rp2 juta, per semester Advan hanya mengeluarkan satu produk. “Harga Rp2 juta bagi Advan sudah masuk produk high end,” tandas Ellen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here