Rumah Amalia Gelar Program Detox Gadget bagi Anak

Marketing – Sadar atau tidak, fenomena anak menangis – bahkan marah, ketika orang tua mengambil paksa gadget yang tengah dimainkannya sering terjadi saat ini. Lebih miris, maraknya pemberitaan mengenai anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena kecanduan gadget – beberapa di rawat di rumah sakit jiwa pun menunjukkan kenaikan.

Kondisi ini pun menjadi kekhawatiran sendiri bagi Pemerhati Anak Muhammad Agus Syafii. Dalam sebuah sesi diskusi di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, Agus mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dipicu tak lepas dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat kecanduan gadget bagi tumbuh kembang anak.

“Hampir setiap hari, masyarakat kerap dijejali dengan berbagai informasi lewat internet. Arus informasi, games, media sosial, maupun berbagai aplikasi di dalamnya, tentunya sangat menyenangkan bagi anak-anak. Namun, jika berlebihan dapat berakibat buruk, mulai dari sisi kesehatan, gangguan kejiwaan, sampai kematian,” kata Agus.

Padahal, lanjut dia, orang tua mempunyai peranan penting dalam menjaga anak-anaknya agar tidak kecanduan pada gawai. Dimana, anak-anak memerlukan ruang bermain dan melakukan aktivitas fisik dengan lingkungan. Sayangnya, justru terkadang kebanyakan dari orang tua yang terlalu sibuk dan membiarkan anaknya bermain gadget untuk jangka waktu yang lama.

Untuk itulah melalui Rumah Amalia, salah satu program yang tengah digaungkan adalah Program Detox. Dimana, program detox gadget tersebut bertujuan untuk mengurangi hingga menghindari kecanduan gadget pada anak. Selama periode satu bulan, anak akan mendapatkan pemahaman akan pentingnya melakukan kegiatan secara natural, semisal ketika bangun tidur dapat merapikan tempat tidur hingga tidak menggunakan gadget sebelum waktu tidur.

“Kami mengajak orang tua dan anak-anak untuk membatasi pemakaian teknologi dan kembali ke kehidupan nyata. Program Detox sendiri bermanfaat untuk menjadikan anak-anak lebih fokus belajar, hidup anak menjadi lebih bahagia dan mental lebih sehat, daya ingat anak meningkat, membuat anak tidur nyenyak, anak lebih aktif berpikir dan berdiskusi . Hal utama dengan Detox Gadget anak lebih menemukan makna hidupnya,” kata Agus.

Saat ini, Rumah Amalia sendiri menangani 2 hingga 3 anak yang mengalami kecanduan gadget per hari. Umumnya, usia anak yang mengikuti program tersebut berada di jenjang pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Mereka pun tak hanya berasal dari wilayah Jabodetabek, tapi juga datang dari luar kota seperti Makassar, Jember, Pekalongan, Kediri, dan lainnya.

Untuk itu, Agus yang juga menjabat sebagai Ketua Rumah Amalia, berharap pemerintah bisa mengupayakan pembatasan atau larangan penggunaan gadget bagi anak-anak, seperti di area sekolah, ruang publik ramah anak, atau jika memungkinkan pembatasan akses dalam waktu tertentu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.