REI Mandiri Property Expo 2018 Bukukan Transaksi Rp 245 miliar

Kelesuan pasar properti diprediksi akan berlanjut hingga tahun 2019. Menyikapi kondisi beragam strategi pun dilakukan pelaku usaha di sektor properti untuk kembali menggairahkan pasar dan menggenjot penjualan.

Seperti halnya upaya aktif dari Real Estat Indonesia (REI) bersama Bank Mandiri untuk mendukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia, dengan menggelar REI Mandiri Property Expo 2018 yang berlangsung beberapa waktu lalu di Hall A Jakarta Convention Center.

Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata, menyebutkan kegiatan pameran ini memberikan kesempatan kepada para pengembang untuk menunjukkan proyek properti mereka dengan segala keunggulan yang ada baik dari sisi desain, lokasi, fasilitas pendukung dan lain-lain.

“Melalui pameran ini para pengembang bisa menggaet konsumen potensial dan menawarkan proyek hunian mereka. Di sisi lain, masyarakat bisa mudah mencari dan mendapatkan proyek hunian idaman tanpa harus repot mengunjungi berbagai lokasi proyek perumahan yang tersebar di berbagai daerah,” ujarnya.

REI Mandiri Property Expo 2018 berhasil menarik pengunjung sebanyak 22.716 orang dan membukukan nilai transaksi sebesar Rp 245 miliar dengan total 365 unit rumah dan apartemen terjual.

Yang menarik dari gelaran kali ini adalah target pasar yang disasar difokuskan pada generasi milenial yang menjadi pasar potensial. Bank Mandiri bahkan menawarkan program KPR Milenial demi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi generasi milenial untuk ikut menggerakkan sektor properti.

Selain generasi milenial, proyek-proyek perumahan yang ditawarkan menyasar kalangan menengah. Segmen ini menjadi ceruk terbesar pasar properti saat ini. Kelas menengah Indonesia saat ini diperkiran mencapai 52 juta orang dengan nilai konsumsi mencapai 43%.

Pemerintah sendiri telah telah mengeluarkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebagai upaya untuk mewujudkan program nasional pembangunan sejuta rumah di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). KPR FLPP memberikan kesempatan kepada masyarakat berpenghasilan antara Rp2,5 – Rp4 juta untuk memiliki rumah yang layak huni.

Selain itu, kebijakan “Loan to Value” atau LTV disebutkan juga menjadi salah satu faktor yang ikut mendorong pertumbuhan pasar properti di Indonesia. Kebijakan relaksasi LTV yang dirilis oleh Bank Indonesia memungkinkan perbankan untuk lebih fleksibel dalam menentukan kebijakan terkait LTV.

Hal ini ikut mendorong masyarakat untuk semakin mudah memiliki rumah karena rasio LTV yang lebih longgar bisa memperkecil nilai uang muka yang harus disediakan konsumen untuk pembelian rumah pertama mereka.

“Properti tidak akan pernah turun. Mungkin pergerakannya kadang lambat tetapi sektor properti tidak akan pernah berhenti. Ke depannya, properti akan terus menjadi sektor yang menarik baik bagi pengembang, masyarakat maupun investor,” pungkas Soelaeman.

 

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.