Peluang Industri Keuangan Syariah di Era Milenial

Marketing – Sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk muslim terbesar ke-4 dunia, Indonesia memiliki peluang besar dalam mengembangkan bisnis industri keuangan syariah. Belum lagi, tren yang tengah ada saat ini pun mendukung hal tersebut – semisal melonjaknya permintaan pakaian muslim, kosmetik halal, maupun kategori produk lainnya. Tentunya, diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar ke-7 di tahun 2030.

Kepala Sub Bagian Perizinan Perbankan Syariah OJK Asep Sudirman mengatakan, hingga Juni 2018 total aset keuangan syariah sudah mencapai Rp1,335,41 triliun atau USD94,44 miliar – tidak termasuk saham syariah. Dari sisi market share capaiannya sebesar 8,29%. Mayoritas sisanya masih dipegang keuangan konvesional 91,71%.

Industri Keuangan Syariah

Dalam diskusi Literasi Keuangan Syariah Goes To Campus bertemakan ‘Untungnya Memilih Produk Keuangan Syariah di Era Milineal’ yang diselenggarakan Forum Warta Pena (FWP) dan Universitas Yarsi Jakarta, Asep menambahkan, “Dalam situasi dan kondisi ekonomi global dan domestik penuh tantangan ini, secara konservatif paling tidak pertumbuhan aset keuangan syariah minimum dapat dipertahankan sama dengan tahun lalu sebesar 13,98%,” terang Asep.

Sementara Ketua Program Studi Magister Management Pascasarjana Universitas Yarsi Dr. H. Nurul Huda berpendapat industri keuangan syariah masih dapat dikembangkan melalui pengembangan industri 4.0. Keberadaan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) bisa menjadi pendorong kemajuan industri syariah. Dimana, bonus demografi kalangan milenial, akan menjadi kelompok mayoritas dalam fokus pengembangan bisnis keuangan syariah pada tahun 2030 mendatang. Sehingga literasi yang juga masih rendah terhadap bisnis keuangan syariah bisa memfokuskan pada kelompok milenial dengan metode yang sesuai.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch Dr. Ikhsan Abdullah mengatakan, idelnya, industri keuangan syariah dan industri halal bisa terintegrasi dengan baik agar bisa tumbuh bersamaan. Sementara, Islamic Sector Solutions Department Head Bank Syariah Mandiri (BSM) Lucky Afriansyah menyadari secara global market share industri keuangan syariah Indonesia hanya sebesar 5%-6%. Dari jumlah tersebut, BSM mengambil bagian sebesar 20% diantara 14 bank syariah di Tanah Air.

Selain perwakilan dari BSM, dalam diskusi ini juga hadir Arief Mediadianto, Sharia Head Investree, lembaga pembiayaan syariah (peer-to-peer) mengatakan, pihaknya akan terus berkonstribusi bagi kemajuan pasar industri syariah. Salah satunya dengan mendorong kaum milenial untuk terlibat langsung dalam industri ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.