Mungkinkah BlackBerry Kembali Jadi Tren?

Jhon Chen, CEO BlackBerry
Jhon Chen, CEO BlackBerry di peluncuran BlackBerry Jakarta

Masih ingatkah Anda dengan booming BlackBerry di Indonesia pada awal tahun 2010? Waktu itu rasanya nggak keren kalau nggak punya PIN BB. Akan tetapi, di awal tahun 2013, minat masyarakat terhadap BlackBerry mulai menurun. Pertukaran Pin BB pun sudah dianggap kuno.

Gempuran beragam merek smartphone lokal maupun asing dengan platform Android, iOS, dan Windows Phone menjadi salah satu faktor penyebabnya. Pengamat Marketing, Handi Irawan dalam tulisannya di Majalah Marketing edisi 2011 menyoroti kinerja BlackBerry yang merosot di pasar global.

Handi dalam tulisannya mengatakan di Indonesia BlackBerry tidak mengalami penurunan karena beberapa faktor. Pertama, pembelian ponsel di Indonesia motifnya gengsi. Kedua, BlackBerry memiliki fitur andalan BBM yang telah menciptakan komunitas atau grup di BBM sehingga membuat orang sulit lepas.

Kala itu Handi memprediksi  bahwa pasar BlackBerry masih akan aman setidaknya dalam 2-3 tahun. Setelah itu, posisi BlackBerry belum tentu aman, karena bagaimana pun kejatuhan BlackBerry di pasar global akan memengaruhi kekuatan gengsi BlackBerry.

Terlebih lagi katanya, jika BlackBerry terlambat meluncurkan versi yang lebih terjangkau dan terlambat masuk pasar ritel, di mana BlackBerry hanya bergantung pada distributor atau mitra yang juga menjual merek lain.

Apakah BlackBerry akan bernasib sama dengan Nokia Communicator, menjadi trendsetter lantas dilupakan? 

Sepanjang tahun 2013, BlackBerry telah mengenalkan banyak sekali inovasi, salah satunya adalah platform terbaru mereka OS BB 10. Platform baru ini menjadi dasar bagi BlackBerry untuk mengeluarkan produk-produk terbaru mereka. (Baca: Fokus BlackBerry di tahun 2014)

Ardo Fadhola, Senior Country Product Manager, Southeast Asia BlackBerry ketika ditemui di sela-sela peluncuran peluncuran Blackberry Jakarta beberapa waktu lalu mengungkapkan optimismenya terhadap pertumbuhan BlackBerry di masa depan.

“Kami yakin BlackBerry akan terus tumbuh. Lihat saja bagaimana animo masyarakat terhadap BlackBerry yang luar biasa,” ujar Ardo.

Ardo sedikit pun tak merasa terancam dengan dilepasnya produk unggulan mereka, BBM ke iOS dan Android. Menurutnya, BlackBerry Messanger (BBM) di perangkat BlackBerry jauh lebih baik jika dibandingkan di device lain, karena bagian terintegrasi dari OS dan experience yang ditawarkan juga berbeda. (Baca: Mengapa BlackBerry Melepas BBM ke iOS dan Android)

“BlackBerry siap bersaing dalam jangka panjang. Kami tidak keluar dari bisnis ini (device). BlackBerry Jakarta merupakan bukti pertama bahwa kita masih memiliki banyak sekali produk-produk menarik untuk ditawarkan,” tambah Ardo.

Untuk mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap BlackBerry di Indonesia, salah satu upaya yang dilakukan BlackBerry adalah dengan meluncurkan produk baru dan fokus ke pasar Indonesia. “Selain itu kami juga akan fokus pada empat pilar bisnis kami, enterprise, BBM, QNX, dan device.

Nah, bagaimana menurut Anda? Apakah BlackBerry akan berhasil mengembalikan kejayaannya seperti empat tahun silam?

Editor: Sekar Ayu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here