E-commerce Indonesia Masih Setengah-setengah

MasterCard adalah satu dari tiga merek yang paling dipercaya pengguna internet Indonesia saat melakukan transaksi online. Seperti sistem pembayaran yang ditawarkan MasterCard?

Tommy Singgih, Vice President PT MasterCard Indonesia
Tommy Singgih, Vice President PT MasterCard Indonesia

Menurut MasterCard Online Shopping Behavior Study, di antara 14 negara kawasan Asia Pasifik, pengguna internet Indonesia memiliki tingkat kepuasan paling tinggi (96%) terhadap online shopping.

Tidak hanya itu, kemungkinan mereka untuk melakukan transaksi online juga meningkat 7,3% dibanding tahun lalu. Hal ini menandakan kepopuleran online shopping di Indonesia yang akan terus meningkat di masa yang akan datang.

Ini merupakan kabar yang menggembirakan bagi pasar e-commerce Indonesia, karena di saat beberapa negara berkembang lainnya mengalami penurunan, pasar Indonesia justru meningkat.

Tingkat kepuasan yang cukup tinggi ini juga terlihat dari tumbuhnya berbagai faktor pendukung transaksi online shopping termasuk penetrasi akses internet di Indonesia yang terus berkembang.

Internet telah mengubah cara kita berbelanja. Toko online tak pernah tutup dan pengguna tidak perlu berkeringat, atau mengeluarkan uang lebih untuk bahan bakar. Kita nyaris bisa memperoleh apapun yang diinginkan melalui internet.

Vice President PT MasterCard Indonesia, Tommy Singgih mengatakan, pertumbuhan e-commerce Indonesia sangat pesat. Dibanding dengan transaksi kartu face-to-face pertumbuhan e-commerce dua kali lipat lebih tinggi. Bukan berarti kartu plastik tidak tumbuh, hanya tingkat pertumbuhan e-commerce jauh lebih tinggi.

Sayangnya, menurut Tommy e-commerce Indonesia masih setengah-setengah atau belum sepenuhnya e-commerce. Meski media yang digunakan e-commerce, namun transaksinya belum e-commercecash dan transfer.

Pasalnya, tidak sedikit orang yang masih ragu dengan e-commerce. Barang yang dilihat di foto tidak sesuai dengan yang dikirim menjadi salah satu faktor keraguan tersebut.

Untuk itu diperlukan edukasi, tidak hanya dari sisi konsumen namun juga pedagang. Jangan sampai pedagang memasang foto yang tidak sesuai.

Oleh karena itu, konsumen perlu dilindungi. Transaksi seperti ini harus ada undang-undangnya. Memang dalam undang-undang ITE sudah ada, namun dari segi bisnis keduanya harus terlindungi.

Ia menambahkan, MasterCard sangat mendukung bisnis e-commerce. MasterCard memiliki solusi khusus untuk mengamankan transaksi e-commerce, seperti MasterCard Gateway Service (MiGS).

Saat ini, MiGS sudah digunakan oleh banyak bank di Indonesia. Pada saat pembayaran, gateway dibutuhkan untuk mengamankan pembayaran tersebut.

“Ini sesuai dengan regulasi Bank Indonesia yang salah satunya mengatakan bahwa setiap transaksi e-commerce yang menggunakan jaringan internet harus menggunakan keamanan yang cukup,” lanjutnya.

Nah, jika tidak ingin menggunakan solusi ini, MasterCard menawarkan solusi lain, 3D Secure. MasterCard menyebutnya dengan istilah MasterCard Secure Code.

Dengan sistem ini, pengguna diharuskan untuk menambahkan One-Time Password (OTP) atau PIN yang diterima melalui SMS atau Pop-up Text di ponsel – PIN selalu berubah-ubah. Setelah itu, pengguna harus menunggu PIN tersebut sukses diotentikasi baru pengguna bakal menerima konfirmasi transaksi kartu kredit online.

“Salah satu tujuan dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa yang melakukan transaksi adalah benar-benar pemilik atau pemegang kartu,” terangnya.

Tidak sampai disitu, MasterCard terus meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi bagi para konsumen yang sedang bepergian ke luar negeri. Dengan menghubungkan pengaturan pembayaran kartu dengan fitur geolocation dari perangkat mobile.

Solusi hasil kerja sama dengan Syniverse ini bertujuan untuk mengurangi penipuan kartu kredit, yang mana sebagian besar terjadi di luar teritorial negara pemegang kartu. Saat ini dua perusahaan tersebut sedang dalam tahap uji coba untuk memungkinkan transaksi pembayaran ketika pemilik kartu mengaktifkan perangkat mobile-nya pada lokasi tertentu.

Dengan sinkronisasi lokasi transaksi (point-of-sale) dan perangkat mobile pemilik kartu, lembaga keuangan dapat mengurangi risiko terhadap tagihan yang tidak sah dan penolakan yang tidak wajar.

 “Kami ingin memberikan rasa aman kepada pengguna kartu maupun merchant. Kami mengamankan dari dua sisi, pengguna kartu dan merchant. Ini penting agar kedua belah pihak merasa aman. Gateway adalah pengamanan untuk merchant sedangkan OTP untuk mengamankan pengguna,” terangnya lagi.

Ia menghimbau agar konsumen tidak ragu lagi terhadap keamanan transaksi. Karena memang aman, ada prosedur bagaimana mengamankan. “Jika saya sebagai konsumen merasa dibohongi saya ada cashback dan lainnya,” kata Tommy.

Ketika melakukan pembayaran secara online, setidaknya ada dual hal harus diperhatikan agar aman. Pertama, perhatikan apakah website terdaftar dalam pengamanan transaksi. Kedua, yakinkan kartu yang digunakan memiliki keamanan untuk transaksi online.

“Saat ini kami memiliki tim khusus untuk mengembangkan pasar e-commerce. Salah satunya bekerja sama dengan beberapa website dan merchant, mereka adalah potensi bisnis berikutnya. Selain itu, kami juga mengembangkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia – government payment untuk pembayaran pajak dan lainnya,” tutupnya.

Artikel ini pertama kali muncul di Majalah Youth Marketers. Klik di sini untuk melihat artikel asli dan artikel menarik lainnya.

4 COMMENTS

  1. Salah satu faktor penghambat adalah tidak murah untuk membangun e-commerce. Membuat Website profesional itu sendiri biayanya cukup besar. Belum lagi infrastruktur pendukung, server dan payment gateway. Dengan demikian UKM tidak mudah menjangkaunya. Kita lihat e-commerce yang sudah ada, banyak diantara mereka adalah pemain besar dengan kapital yang sangat besar juga. Apa yang sudah dilakukan MasterCard di Indonesia untuk mendorong pertumbuhannya, sepertinya tidak ada. Mereka hanya menginginkan pemilik kartu kredit bertambah dan belanja online meningkat.

  2. Terimakasih atas tanggapan Bapak Radja terhadap artikel di atas.

    MasterCard Indonesia telah menjalankan berbagai program dan aktivitas untuk mendukung industri e-commerce di tanah air. Salah satu bentuk kontribusi penting yang dilakukan oleh MasterCard baru-baru ini adalah sejak bulan Desember 2013 lalu, MasterCard telah menjadi salah satu anggota Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) agar dapat berkontribusi secara langsung kepada perkembangan industri e-commerce di Indonesia. Dalam dua tahun ke depan (2014 – 2015), MasterCard akan melakukan inisiatif-inisiatif program, termasuk festival online shopping dan pelatihan bagi Usaha Kecil – Menengah (UKM) dan perusahaan start-up yang diselenggarakan bersama idEA.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here