Legitnya Industri Agribisnis Indonesia

www.marketing.co.idBelum lama ini saya mendengarkan siaran radio yang menyatakan bahwa berdasarkan survei terakhir Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237.000.000 juta jiwa (2012) dan sekitar 60.000.000 di antaranya akan menjadi pemilih mula dalam Pemilu 2014.

Legitnya Industri Agribisnis Indonesia
Legitnya Industri Agribisnis Indonesia

Sekarang, lihatlah angka 60.000.000. Sebanyak 25 % penduduk Indonesia sudah dipastikan masuk dalam kategori dewasa muda. Angka tersebut juga belum digabung dengan penduduk muda Indonesia usia 23 tahun ke atas yang masuk dalam kategori produktif lho… Intinya, bonus demografi Indonesia yang selama ini diberitakan sudah terlihat jelas dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.

Nah, bonus demografi ini akan mencapai produktivitas maksimal jika didukung faktor-faktor fundamental, antara lain ketahanan pangan yang kuat. Untuk menjamin ketahanan pangan yang kuat, tentu saja agribisnis dan agroindustri Indonesia harus mampu menjadi landasan dan penyokong kebutuhan primer penduduk Indonesia.

Semua ini jelas menunjukkan legitnya industri agribisnis Indonesia. Daya tarik kue bisnis konsumsi Indonesia ini menjadi topik utama pembicaraan saya dengan teman akrab yang berasal dari RRC saat berkunjung ke Indonesia di bulan Ramadhan yang lalu.

Teman saya memiliki pekerjaan sebagai periset bisnis dan dia sedang dalam tugas untuk meneliti dan memetakan struktur pemain pasar agribisnis Indonesia, baik di sisi produsen maupun konsumen. Dalam perbincangan kami yang sangat menarik dan intens (kebetulan kami sudah tidak saling bertemu selama lebih dari dua tahun setelah sama-sama menjadi ekspatriat muda di India), dia menceritakan kesulitan-kesulitan yang dia alami saat mencoba mendapatkan informasi para pelaku bisnis penyedia ayam pedaging dan ayam petelur skala UKM.

Demi mendapatkan informasi tersebut, teman saya mengadakan pertemuan dengan para pejabat dari Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM serta perkumpulan petani dan peternak Indonesia. Setelah teman saya mendapatkan informasi tersebut, dia akan kembali ke RRC dan menyusunnya untuk dijadikan landasan rencana bagi para pelaku bisnis asing yang ingin melebarkan sayap bisnisnya ke Indonesia.

Dari tulisan saya di atas jelas terlihat bahwa para pemain asing menunjukkan ketertarikannya pada pasar Indonesia. Kini, maukah kalian jika produk pangan Indonesia dikuasai pemain asing? Maukah kalian jika kebutuhan primer bangsa justru disediakan pemain asing secara dominan? Saya di sini ingin menunjukkan bahwa peluang agribisnis Indonesia terbuka sangat lebar. Kebutuhan pangan Indonesia jelas ada dan pasti meningkat. Mari kita semua bersama-sama menjalankan prinsip berdikari untuk kebutuhan pokok. Marilah menjadi raja di negeri sendiri dalam hal kebutuhan pangan bangsa. (Andika Priyandana – Chief Editor Marketing.co.id)

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.