Marketingcoid – Perusahaan teknologi finansial (tekfin) aggregator syariah ALAMI pada Senin (6/8) mengadakan sesi workshop di hadapan pengusaha perempuan dari beragam latar belakang dan jenis usaha mulai dari kuliner, fashion, produk kesenian dan lainnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah ALAMI dalam memperluas jangkauan nasabah sekaligus sarana berbagi ilmu terkait bisnis dan beragam jenis permodalan serta cara mengaksesnya.
Menurut CEO ALAMI Dima Djani, kegiatan ini merupakan upaya ALAMI untuk memperkenalkan ke publik tentang konsep ekonomi syariah bagi pengusaha-pengusaha muda di Indonesia. Secara spesifik, Dima menyoroti keberadaan wirausaha perempuan yang saat ini posisinya sangat mendominasi bisnis UKM dan sektor kreatif tanah air. Mengacu pada laporan Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), hampir sebesar 54,96% sektor usaha ini didalangi oleh pengusaha perempuan.
“Jumlah ini pastinya akan terus meningkat seiring dengan pengaruh teknologi dan pesatnya arus informasi. Namun yang mesti perlu diperhatikan adalah bagaimana agar bisnis-bisnis ini menjadi sustainable atau tetap bertahan di tengah gempuran kompetisi,” tutur Dima.
Salah satu cara agar bisnis bisa bertahan dan tentunya berkelanjutan adalah dengan mengerti berbagai opsi permodalan yang ditawarkan lembaga keuangan. Meskipun demikian, jika melihat data dari International Financial Institution (IFC) tahun 2016, 40 % perempuan lebih cenderung meminjam uang ke lembaga selain bank karena bank dianggap memiliki persyaratan yang rumit. Padahal, studi yang sama menemukan bahwa perempuan memiliki risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan pria.
Kondisi di atas merupakan salah satu permasalahan yang diakibatkan keterbatasan informasi terhadap produk-produk perbankan. Hal inilah yang juga menjadi alasan kehadiran ALAMI sebagai fintech aggregator yang menjembatani keterbatasan akses tadi dengan lembaga keuangan syariah.
“Kami optimis layanan yang ditawarkan dapat mendukung peningkatan penetrasi pendanaan syariah melalui usaha-usaha yang dikelola oleh pengusaha perempuan Indonesia,” jelas Dima saat memberikan materi “Doing Business in A Start Up and Sharia Way”.
Mengusung teknologi aggregator dan credit scoring yang transparan, ALAMI optimis bisa memberikan banyak nilai tambah baik bagi nasabah dan perbankan syariah yang bermitra. Meskipun ALAMI mengambil posisi sebagai penengah antara nasabah dan lembaga keuangan syariah, Dima menyatakan bisnisnya sangat relevan dengan ekosistem bisnis UKM Indonesia saat ini.
“Jika bicara usaha yang dirintis oleh perempuan khususnya, 51 % usaha kecil dan 34 % usaha menengah dimiliki oleh perempuan. Angka ini menunjukkan potensi pasar yang masih sangat luas untuk dilayani, sekaligus mampu memberikan kami ruang untuk berkontribusi dalam mendorong penetrasi inklusi keuangan syariah di Indonesia,” tambah Dima.
ALAMI secara khusus menyasar kelompok masyarakat dengan latar belakang pengusaha. Alasannya, pengusaha UKM ini sangat mengandalkan sosok owner, di mana pemilik usaha kerap dihadapkan dengan keterbatasan waktu, pilihan dan minimnya informasi sumber pendanaan yang cocok dengan kondisi keuangan bisnisnya.
“Kondisi ini bisa berkali-kali lipat lebih menantang bagi pengusaha perempuan. Karenanya, kami berharap mampu menjadi sarana yang mendukung ekosistem bagi wirausaha perempuan. Tujuannya agar mereka bisa lebih mengembangkan usaha dengan pendanaan syariah dan meningkatkan dampak bagi masyarakat sekitar,” tutup Dima.