Cina dan Kebijakan Atas WeChat

Marketing.co.id – Sejak peluncurannya akhir tahun lalu, WeChat – aplikasi chatting media sosial semakin mendapat sambutan hangat dari para pengguna ponsel di Indonesia.

Tapi bagaimana di negara asalnya? Kementerian Informasi Cina tidak senang dengan Tencent Holdings Ltd – perusahaan raksasa teknologi Cina dengan berbagai macam kepentingan, mulai dari pesan instan sampai jeringan sosial.

Terpancing oleh perusahaan telekomunikasi terbesar milik negara, pemerintah meminta Tencent membayar biaya tambahan kepada operator seluler. Sebagai imbalannya mereka akan membiarkan Tencent terus menawarkan WeChat, sebuah aplikasi messaging pada jaringan mereka.

Untuk memahami kenapa perusahaan telekomunikasi begitu terganggu, penting untuk memahami margin keuntungan besar yang terlibat di dalamnya.

Sebuah pesan teks membutuhkan konsumsi bandwidth setidaknya 140 byte. Panggilan suara menggunakan sekitar delapan kali lebih banyak bandwidth per detik. Namun SMS dan menit percakapan umumnya dikenakan tarif yang sebanding.

Besarnya pertumbuhan layanan SMS gratis tersebut, tentu saja membuat operator merasa terusik. Pada tahun 2011, mereka kehilangan sekitar US$ 14 miliar dari pendapatan layanan OTT-messaging services. Hal itu dikarenakan mereka – WeChat, WhatsApp, Apple iMessage, dan KakaoTalk – menggunakan bandwidth baku bukan premium – harga SMS.  Angka tersebut melonjak menjadi US$ 23 miliar pada tahun 2012.

WeChat ini sedikit berbeda dibandingkan layanan serupa seperti WhatsApp. WeChat hadir dengan sekumpulan fitur, termasuk layanan suara dan berbasis lokasi. Dengan 300 juta pengguna, popularitasnya sudah tidak diragukan lagi.

Namun untuk mengisi daya, Tencent dan penggunanya harus mengeluarkan biaya tambahan. Berapa pun biaya yang dikeluarkan, itu akan menjadi langkah merugikan diri sendiri yang diambil oleh pemerintah.

Pasalnya, selama ini Cina berusaha keras untuk mendorong inovasi lokal di sektor teknologi. Pada saat pemerintah tengah menempatkan banyak usaha dalam mendorong perusahaan lokal bersaing dengan Apple iOS dan sistem operasi Google Android, hal itu mengirimkan pesan mengerikan bagi pengusaha Cina: Kami ingin Anda berinovasi, asalkan Anda jangan memangkas keuntungan monopoli milik negara.

Sumber: qz.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.