Pembiayaan Ekspor untuk UKM dari LPEI Surakarta Tembus Rp495 Miliar

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita UMKM | Kota Surakarta dan wilayah sekitarnya menjadi salah satu episentrum ekonomi untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang kaya akan potensi ekspor, termasuk pelaku UKM yang memiliki potensi menjadi eksportir.

Tiga besar komoditas ekspor unggulan di Surakarta antara lain furnitur, kayu dan hasil kayu, serta tekstil dan produk tekstil. Untuk menggerakkan roda ekspor yang lebih besar, pemerintah telah memperkenalkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) yang dapat dimanfaatkan bagi pelaku usaha berorientasi ekspor.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI meluncurkan program PKE berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 134/PMK.08/2015 yang kemudian diperbarui dengan PMK terakhir melalui PMK No. 183/PMK.08/2021.

Program PKE ini merupakan mandat yang dilaksanakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank untuk menyediakan fasilitas pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk transaksi atau proyek yang mungkin sulit dilaksanakan secara komersial, tetapi dianggap penting oleh pemerintah untuk mendukung kebijakan atau program ekspor nasional.

Baca juga: Sangat Menggiurkan, Bisnis Tanaman Hias Buka Peluang Ekspor Impor Indonesia

Hingga saat ini program PKE telah menjadi solusi bagi banyak pelaku usaha berorientasi ekspor, termasuk bagi pelaku UKM berorientasi ekspor. Salah satu wujud nyata keberpihakan pemerintah terhadap UKM berorientasi ekspor salah satunya adalah melalui program PKE UKM dan program PKE Trade Finance yang telah disalurkan oleh LPEI dan cukup masif dimanfaatkan oleh para pelaku usaha secara nasional.

Surakarta dapat menjadi contoh bagaimana pelaku UKM berorientasi ekspor memanfaatkan program PKE. Saat ini, berbagai pelaku UKM berorientasi ekspor di Surakarta dan sekitarnya telah memanfaatkan program PKE UKM dan PKE Trade Finance dengan total limit pembiayaan mencapai Rp495 miliar per Agustus 2023.

Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi menjelaskan LPEI sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI, memiliki mandat untuk melakukan penyaluran fasilitas yang tidak hanya berupa pembiayaan tetapi juga termasuk fasilitas asuransi ekspor. Fasilitas asuransi ekspor tersebut seperti trade credit insurance dan marine cargo insurance serta fasilitas penjaminan kredit dan proyek.

Pelaku UKM berorientasi ekspor di Jawa Tengah dan DIY dapat memanfaatkan program PKE untuk memaksimalkan potensi ekspor mereka. Program PKE juga bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi seluruh usaha berorientasi ekspor di wilayah ini.

“Melalui PKE, LPEI membantu pelaku usaha mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi, antara lain kesulitan pembiayaan ekspor, penjaminan dan asuransi ekspor. Dengan semangat dan kerja keras, potensi ekspor Indonesia akan terus bersinar di pasar global,” jelas Maqin di sela-sela acara Business Gathering dan Sosialisasi PKE di Surakarta, pada pekan lalu.

Business Gathering Surakarta
Business Gathering Surakarta: Dari kiri ke kanan, Dari kiri ke kanan: Kepala Subdirektorat Mitigasi Risiko Lembaga Keuangan dan Instrumen Mitigasi Risiko DJPPR Kementerian Keuangan RI, Tony Prianto, Kepala Divisi Penugasan Khusus Ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Wahyu Bagus Yuliantok, Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Kementerian Keuangan RI, Heri Setiawan, dan Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi.

Maqin menambahkan, sampai dengan saat ini di tahun 2023 terdapat lima program PKE yang dapat dimanfaatkan yang masih berlaku masa penugasannya yaitu Program PKE UKM, PKE Trade Finance, PKE Kawasan Afrika, Asia Selatan dan Timur Tengah, PKE Industri Alat Transportasi, dan PKE Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Dukungan PKE pada akhirnya memberikan kontribusi bagi produk-produk Indonesia mampu menembus pasar internasional seperti dukungan pembangunan lodgemont (rumah susun) oleh kontraktor Indonesia di Aljazair, ekspor gerbong kereta penumpang ke Bangladesh, pesawat militer ke Nepal dan Senegal serta dukungan pembiayaan bagi para pelaku UKM berorientasi ekspor.

Baca juga: UMKM Go Ekspor, Tembus Pasar Asia Tenggara Secara Online

Salah satu pelaku usaha UKM yang telah merasakan manfaat dari program PKE adalah Muhammad Andri Setyawan, pemilik CV Pria Tampan. Di hadapan para peserta pelaku usaha berorientasi ekspor, Andri berbagi pengalaman suksesnya dalam melakukan ekspor batik, bahkan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menantang di kancah global. Dukungan pembiayaan PKE bagi UKM seperti CV Pria Tampan telah membantu Mas Andri untuk menjaga usahanya tetap berjalan selama pandemi.

“Bahkan, kami dapat meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan pulihnya permintaan ekspor dan ekonomi dunia. Kami dapat terus berproduksi dan memenuhi permintaan para pembeli tanpa harus khawatir kekurangan modal kerja,” ujar Andri.

Kegiatan Business Gathering dan Sosialiasi PKE di Surakarta turut dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Surakarta Gatot Susanto, Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, DJPPR Kementerian Keuangan RI Heri Setiawan, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Surakarta Eko Yuniarto, Plt Kepala Bank Indonesia Surakarta Bimala.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here