Mengapa AI Jadi Penentu Masa Depan Ketahanan Pangan Dunia?

0
Kecerdasan Buatan Jadi Kunci Revolusi Pertanian di Asia
[Reading Time Estimation: 2 minutes]
Kecerdasan Buatan Jadi Kunci Revolusi Pertanian di Asia
Kecerdasan Buatan Jadi Kunci Revolusi Pertanian di Asia (Gambar: Freepik.com)

Dari pemantauan cuaca hingga prediksi hasil panen, kecerdasan buatan kini menjadi sahabat baru petani dan perusahaan agrifood di Asia.

Marketing.co.id – Berita Digital | Di tengah meningkatnya tantangan pangan global, perubahan iklim, dan keterbatasan sumber daya alam, kecerdasan buatan (AI) muncul sebagai salah satu solusi paling menjanjikan untuk mentransformasi cara manusia bertani. Dari pemantauan cuaca hingga prediksi hasil panen, AI kini menjadi sahabat baru para petani dan perusahaan agrifood di Asia.

Asia, yang memproduksi lebih dari setengah pangan dunia, tengah menghadapi kesenjangan besar dalam pendanaan inovasi agrifood. Menurut data AgFunder, kawasan ini hanya menyerap sekitar 25% dari investasi global di sektor agrifoodtech. Padahal, potensi adopsi teknologi digital, termasuk AI dan robotika, dapat meningkatkan produktivitas pertanian hingga 70% dalam dekade mendatang.

Cara AI Mengubah Pertanian

Penerapan AI dalam pertanian modern meliputi berbagai aspek penting seperti prediksi cuaca dan risiko, precision farming, pemantauan tanaman dan hama, dan rantai pasok cerdas.

  • Prediksi Cuaca dan Risiko – Platform AI mampu memproses data iklim secara real time untuk memperkirakan pola hujan, suhu, dan kelembapan. Hal ini membantu para petani menentukan waktu tanam dan panen paling efisien.
  • Precision Farming – Sensor dan drone yang terhubung dengan AI dapat membantu petani memantau kondisi tanah, tingkat nutrisi, dan kelembapan, sehingga pupuk dan air bisa digunakan secara tepat sasaran.
  • Pemantauan Tanaman dan Hama – Dengan kamera berbasis machine learning, sistem AI dapat mengenali gejala penyakit tanaman lebih cepat dari mata manusia, dan memungkinkan tindakan dini untuk mencegah gagal panen.
  • Rantai Pasok Cerdas (Smart Supply Chain) – AI membantu memprediksi permintaan pasar, mengoptimalkan distribusi, dan meminimalkan pemborosan pangan melalui analisis data besar (big data analytics).

Mendorong Inovasi Lewat Kolaborasi

Inisiatif seperti Further Food & Ag Investment Summit 2025 di Singapura menjadi titik temu penting bagi investor dan pelaku industri yang ingin mempercepat transformasi agrifood Asia. Forum ini fokus pada AI & Digitisation, Regenerative Agriculture, serta Bio-Innovations, tiga pilar utama dalam membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan tangguh.

Baca Juga: 15 Ide Bisnis Pertanian Yang Bisa Anda Coba

“AI bukan sekadar alat, melainkan katalis perubahan. Teknologi ini mampu menghubungkan seluruh rantai nilai agrifood – dari petani hingga konsumen – dalam satu ekosistem data yang saling terintegrasi,” ujar Jennifer Yuen, Co-founder Further.

Sementara itu, Asia Director AgFunder John Friedman menegaskan bahwa transformasi pertanian memerlukan kombinasi modal dan teknologi. Asia punya potensi besar, tapi dibutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk menjadikannya nyata.

Menuju Pertanian Cerdas dan Berkelanjutan

AI tidak hanya membantu meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjadi solusi dalam menghadapi krisis iklim. Melalui penerapan pertanian regeneratif dan analitik prediktif, teknologi ini memungkinkan penggunaan sumber daya secara efisien sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca Juga: Brand Smartphone Paling Disukai Netizen Indonesia

Dari startup seperti Living Roots dan Eclipse Ingredients, hingga lembaga keuangan besar seperti ING dan Mirova, semakin banyak pihak yang percaya bahwa masa depan pangan bergantung pada inovasi berbasis data dan AI.

Transformasi ini bukan sekadar tentang teknologi, tetapi tentang membangun ketahanan pangan, memberdayakan petani, dan memastikan bahwa dunia dapat terus memberi makan populasi yang terus bertambah secara berkelanjutan.