Menciptakan Masyarakat Digital di Indonesia, Hambatan dan Cara Mengatasinya

Marketing.co.id – Berita Digital | Adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Meski mengalami pertumbuhan pesat, distribusi terhadap pengadopsian teknologi di Indonesia nyatanya masih belum merata sehingga menimbulkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh beberapa daerah.

Terlepas dari pesatnya kemajuan transformasi digital, banyak tantangan yang menghambat kemajuan untuk mencapai akses digital yang setara, seperti:

Distribusi inftrastruktur belum merata

Meskipun ada kemajuan di area pedesaan, kesenjangan digital antara perkotaan dan pedesaan masih terus terjadi. Peta di bawah ini mengilustrasikan penetrasi internet pada tahun 2021, yang menunjukkan adanya kesenjangan dengan warna lebih gelap menunjukkan tingkat populasi dengan akses internet yang lebih besar.

Terfokus akses internet di Indonesia bagian barat dan wilayah perkotaan menekankan kebutuhan mendesak untuk menjembatani kesenjangan digital melalui peningkatan distribusi infrastruktur TIK.

Tingkat keamanan siber lemah

Tahun 2022 menjadi saksi  dari 8.831 kasus kejahatan siber yang ditangani oleh Unit Kepolisian Republik Indonesia, Bareskrim E-MP Robinopsnal. Selain itu, insiden pencurian data oleh peretas yang dikenal sebagai “Bjorka” menekankan kebutuhan terhadap keamanan siber yang  lebih baik dan tindakan perlindungan data.

Ketidaksetaraaan tingkat literasi digital

Kuranganya pengetahuan digital dan terbatasnya adopsi teknologi di Indonesia tergambar dengan adanya 3 dari 10 besar provinsi dengan skor EV-DCI 2023 tertinggi masih memiliki indeks literasi digital lebih rendah dari nilai rata-rata.

Hal ini menghambat adopsi teknologi dan kurangnya kualitas talenta digital di Indonesia. statistik menunjukkan bahwa hanya 50% dari talenta digital di Indonesia yang memiliki keterampilan digital tingkat dasar dan menengah. Sementara, hanya 1% memiliki keahlian tingkat lanjut di bidang seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT).

Lalu, bagaimana cara mengatasi ketidaksetaraan dalam akses digital? Untuk mengatasi masalah tersebut dan mengupayakan akses digital yang setara, ada beberapa inisitatif yang telah dilakukan untuk sektor TIK dan menjembatani kesenjangan. Hal-hal yang menjadi fokus utama di bawah ini sangat penting untuk mengatasi kesenjangan akses digital, seperti:

Meningkatkan infrastruktur jaringan internet

Pemerintah secara pro aktif memprioritaskan peningkatan lanskap infrastruktur digital untuk memperluas akses digital, khususnya mendorong pemerataan ketersediaan internet seperti peluncuran Satelit Satria yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sinyal dan  memperluas cakupan di daerah-daerah yang belum terjangkau.

Mengembangkan ekosistem digital

Pemerintah dan perusahaan startup dapat mengembangkan ekosistem digital melalui kolaborasi yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital. Melalui kolaborasi ini perusahaan startup dapat membagikan pengetahuan dan teknologi digital secara langsung kepada masyarakat. Sementara pemerintah memfasilitasi program tersebut.

Selain berkolaborasi dengan perusahan startup, pemerintah melalui Kominfo juga meluncurkan Hub.id, sebuah platform yang melayani startup lokal pasca-seed untuk mendorong pengembangan dan inklusivitas di tingkat regional.

Memprioritaskan keamanan siber

Seperti diketahui, di era revolusi digital kita menghadapi berbagai tantangan keamanan siber. Oleh karena itu, memanfaatkan teknologi untuk melindungi ekosistem digital sangatlah penting.

Memanfaatkan AI

Mengutip situs Kominfo.go.id, AI dapat merevolui sektor TIK dan meningkatkan PDP Indonesia sebesar 12% pada tahun 2023, melalui ekonomi digital dan kemajuan teknologi. Pemerintah menyadari potensi untuk memanfaatkan peluang AI dan telah mengembangkan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan (STRANAS KA) 2020-2045 yang dikeluarkan  oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Beberapa pemerintah provinsi pun telah memanfaatkan teknologi AI. DKI Jakarta misalnya, telah memasang teknologi AI yang disebut VisionAlre di 278 area untuk memantau batas ketinggian air. Di Jawa Timur, pemerintah juga telah menerapkan teknologi AI di 11 titik.

So, mengatasi kesenjangan digital dan mewujudkan akses digital yang merata membutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah, organisasi dan masyarakat. Memprioritaskan adopsi teknologi, berinvestasi pada infrasturktur yang kuat, mempromosikan literasi digital, dan membina kolaborasi merupakan langkah penting dalam memberdayakan populasi yang kurang terlayani dan menciptakan masyarakat digital yang lebih inklusif.

Dengan memanfaatkan potensi transformatif dari teknologi, kita dapat membuka jalan menuju masa depan di mana akses digital yang merata menjadi nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sumber: East.VC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here