6 Tren Yang Bakal Membentuk Industri Keamanan dan Identitas Digital

tren identitas digitalDi tengah maraknya kasus-kasus digital dan identitas saat ini, dunia bisnis dan industri sudah saatnya memikirkan keamanan data dan identitas digital.

Marketing.co.id – Berita Digital | HID meluncurkan survei bertajuk “Laporan Industri keamanan dan Identitas 2024”. Survei ini mengumpulkan tanggapan lebih dari 2.600 responden dan menghasilkan 6 tren dalam membentuk industri keamanan dan identitas serta faktor pendukung, tantangan dan game charger utamanya.

Dari keenam tren tersebut, identitas digital menjadi daya tarik tersendiri dalam sektor aplikasi keamanan dan diperkirakan akan makin digunakan beragam bisnis pada 5 (lima) tahun ke depan.

Prabhuraj Patil, Commercial Director, Physical Access Control Solutions, ASEAN & India Subcontinent HID mengatakan, HID telah memperhatikan beberapa tren yang cukup menonjol di pasar Indonesia, termasuk identitas digital yang secara bertahap makin di terima masyarakat. Hal ini didukung koneksi selular dan penetrasi internet yang lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduknya.

Selain itu, lanjutnya, gaya hidup masyarakat pun banyak memanfaatkan media digital dan juga dalam transaksi sehari-hari sehingga mendorong penggunaan identitas digital. Potensi penggunaan identitas digital sebagai bagian dari solusi kontrol akses fisik bisa dikatakan relatif signifikan di Indonesia namun memerlukan waktu bagi para manajer industri keamanan untuk memahami bahwa sistem ini lebih aman dan nyaman dibandingkan sistem mereka saat ini.

Seiring dengan penggunaan perangkat seluler di mana-mana, momentum pemanfaatan identitas digital pun terus berkembang. Otentikasi identitas digital dapat mengidentifikasi pengguna ponsel secara aman dan dapat diandalkan melalui pengalaman pengguna yang sudah disederhanakan sehingga mengurangi gesekan pengguna tanpa mengorbankan keamanan mereka. Aplikasi pembayaran, pengelolaan identitas oleh pemerintah, dan kontrol akses bisa dikatakan menjadi permulaan dari daftar panjang layanan yang disederhanakan secara aman melalui otentikasi idenditas selular.

Survei HID menemukan bahwa dua pertiga organisasi (64%) sudah menerapkan identitas digital pada tingkat tertentu dan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 79% dalam 5 tahun ke depan. Sebanyak 94% responden mengaku lebih agresif untuk menerapkan identitas digital dalam lingkup perusahaan mereka.

Meskipun adaptasi identitas digital meningkat, diketahui bahwa kebutuhan akan identitas fisik dalam bentuk kartu masih dibutuhkan di beberapa sektor. Sebanyak 46% end-user mengaku memerlukan foto pada kartu identitas fisik. Sementara itu, 59% responden melaporkan bahwa pelanggan mereka juga masih membutuhkan hal yang sama. Kondisi ini cenderung terjadi pada beberapa sektor tertentu, seperti pemerintahan (25%), layanan kesehatan (27%), transportasi (29%), dan perhotelan (26%).

Industri-industri tersebut membutuhkan interkasi tatap muka dan memiliki syarat keamanan ketat yang sangat penting untuk mencocokkan tanda pengenal setiap individu. Dapat dibayangkan jika wajah dokter atau pilot sebuah maskapai penerbangan tidak sesuai dengan tanda pengenal mereka.

Di sisi lain, beberapa lini bisnis justru makin tertarik untuk menerapkan identitas digital karena manfaatnya lebih baik bagi industri mereka. Dari seluruh responden, 59% mengaku identitas digital lebih memberikan kenyamanan bagi penggunanya, 45% memuji kenyamanan tambahan yang diberikan, dan 35% mengatakan bahwa fitur ini memberikan kenyamanan lebih bagi administrator.

Para pengguna tidak perlu bersusah payah lagi menyimpan beragam identitas, berhadapan dengan perangkat seluler yang berada di luar jangkauan, dan berkomunikasi dengan admin yang menghabiskan waktu ketika kehilangan identitas fisiknya. Perangkat identitas digital dipercaya hanya memiliki kemungkinan kecil untuk hilang, dibandingkan kredensial fisik yang bersifat konvensional.

Ketika tren yang diidentifikasi pada survei sebelumnya menjadi gaya hidup sehari-hari, misalnya adaptasi keamanan identitas saat bekerja dengan sistem hybrid, maka teknologi teranyar juga memberikan pilihan baru bagi para profesional industri keamanan untuk memerangi tantangan yang terus berubah.

Berikut tren lainnya dari 6 tren yang diyakini akan membentuk industri keamanan dan identitas pada 2024 dan seterusnya:

Otentikasi multifaktor semakin luas, seiring dengan penerapan Zero Trust yang terus berkembang walau perlahan

Lebih dari 83% responden end-user mengatakan, saat ini organisasi mereka telah menggunakan otentikasi multifaktor (MFA), terutama disebabkan karena rentannya sistem penggunaan kata sandi (password). Bagi banyak responden, hal ini menjadi langkah awal dari perjalanan panjang menuju penerapan Zero Trust, yaitu sistem keamanan yang standarnya menerapkan pemahaman untuk tidak percaya kepada siapapun – baik itu pihak internal maupun eksternal – sehingga selalu meminta verifikasi terlebih dahulu. Menurut survei, pendekatan Zero Trust ini telah diterapkan pada 16% organisasi yang memiliki lebih dari 100.000 karyawan dan 14% pada organisasi dengan jumlah karyawan 10.000.

Dengan meluasnya penggunaan MFA, maka masa penggunaan password diperkirakan akan makin berkurang. Pengembangan standar baru seperti FIDO (Fast Identity Online) yang menggunakan “teknik kriptografi public-key untuk menyediakan autentikasi anti serangan phishing“, akan membuka jalan menuju opsi autentikasi baru dan lebih aman. Sehingga, menjadikan arsitektur Zero Trust menguat.

Keberlanjutan menjadi pendorong utama dalam pengambilan keputusan bisnis

Responden survei ini menyatakan bahwa keberlanjutan terus menempati peringkat teratas prioritas bisnis. Para mitra dan pengguna rata-rata menilai Penting di angka “4”, dari skala 1-5. Selain itu, 74% pengguna mengaku bahwa pentingnya keberlanjutan telah meningkat selama setahun terakhir. Lalu, 80% mitra melaporkan tren ini juga menjadi semakin penting di antara pelanggan mereka.

Sehingga, tidak menutup kemungkinan akan adanya penekanan secara kontinu terhadap solusi-solusi yang meminimalisir penggunaan energi, mengurangi pembuangan limbah, dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya. Peralihan ke solusi berbasis cloud dan peningkatan penggunaan perangkat selular merupakan 2 (dua) strategi yang jelas untuk mencapai tujuan keberlanjutan ini.

Momentum biometrik semakin mengesankan

Pada survei tahun ini, 39% mitra industri mengatakan pelanggan mereka menggunakan fingerprint (sidik jari) atau palm print (telapak tangan), dan 30% responden mengaku memanfaatkan facial recognition (pengenalan wajah). Momentum ini terus meningkat ketika 8% responden berencana menguji atau menerapkan salah satu bentuk biometrik pada 2024. Lalu, 12% responden juga berencana melakukannya dalam 3-5 tahun ke depan.

Manajemen identitas mengarah pada penggunaan cloud

Hampir separuh pengguna sedang beralih ke manajemen identitas berbasis cloud, di mana 24% responden mengaku telah menerapkannya dan 24% lainnya sedang berproses menuju sistem tersebut.

Para mitra industri mengatakan bahwa pelanggan mereka menghadapi beberapa kendala untuk mengaplikasikannya karena adanya ketergantungan pada peralatan lama/on-prem (28%), kurangnya anggaran (24%), dan identitas berbasis cloud tidak menjadi prioritas kegiatan bisnis (21%).

Munculnya kecerdasan buatan untuk pekerjaan analitik

Perbincangan tentang kecerdasan buatan mendominasi lanskap bisnis khususnya di bidang keamanan digital, yang melihat bahwa kecerdasan buatan memiliki kemampuan analisis yang mudah dipraktikkan. Daripada mengandalkan kecerdasan buatan untuk menginformasikan sistem keamanan secara keseluruhan, kemampuan analitik kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan demi beroleh hasil yang cepat. Dalam skenario ini, 35% end-user mengaku akan menguji atau menerapkan beberapa kemampuan kecerdasan buatan dalam 3-5 tahun ke depan. Sedangkan, 15% responden juga mengaku telah menggunakan biometrik yang mendukung kecerdasan buatan.

Melangkah Maju

Industri keamanan dan identitas sedang bertransformasi secara masif dan para profesional di lini ini tidak hanya ditantang mengenali perubahan, tapi juga menyesuaikan strategi mereka agar sejalan dengan evolusi yang terjadi. Melihat tren-tren di atas, sudah saatnya kebutuhan mendesak untuk mengadaptasi teknologi terbaru dan memberikan pengalaman yang nyata dalam memanfaatkan teknologi terbaru.

Gaya hidup digital kita sehari-hari tanpa sadar telah mengubah cara melindungi keamanan identitas, terlebih lanskapnya yang semakin berubah akibat teknologi cloud dan beragam penawaran as-a-service (AaS). Berpadu dengan kemampuan mobilitas, keberlanjutan, dan kecerdasan buatan (AI), teknologi cloud mempermudah berbagai hal untuk diakses, memberdayakan penggunaan data yang lebih kuat, dan membantu mendorong kerja bisnis semakin optimal.

Pada saat bersamaan, tren sosial dan ekonomi terus mengubah pengelolaan keamanan identitas, terus menerus memberi tantangan baru kepada pelaku industri untuk mempertimbangankan sistem perlindungan identitas yang mereka gunakan saat ini. Terdapat harapan yang semakin besar dalam bidang keamanan, sama halnya seperti yang terjadi pada bisnis lain, bahwasannya teknologi akan menjadi kekuatan yang mendorong perbaikan usaha, di masa ini dan juga yang akan datang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here