Maksimalkan Potensi Wakaf, Dompet Dhuafa Luncurkan Gerakan Sejuta Wakaf

Dompet Dhuafa meluncurkan “Gerakan Sejuta Wakaf”. Gerakan ini diluncurkan untuk memaksimalkan potensi wakaf yang sangat besar di Indonesia. Jika dioptimalkan, potensi wakaf ini bisa menjadi instrumen pembiayaan alternatif yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat.

dompet dhuafa
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ismail A Said (tengah) sedang memberikan keterangan pers.

Mengutip data Badan Wakaf Indonesia (BWI), saat ini setidaknya ada 450 titik lahan wakaf dengan luas sekitar 3,3 miliar meter persegi. Menurut Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ismail A Said, luas aset wakaf yang tersebar di 366.595 lokasi itu merupakan harta wakaf terbesar di dunia.

Ismail menyayangkan, dari sekian banyak aset wakaf tersebut, sebagian besar masih dimanfaatkan sebagai fasilitas sosial, seperti tempat pemakaman. Padahal, wakaf dapat dioptimalkan fungsi dan kebermanfaatannya untuk masyarakat banyak.

“Terlebih, banyak diantara aset tersebut berada di lokasi strategis, sehingga sebenarnya bisa dimanfaatkan nilai ekonominya,” jelas Ismail, di sela-sela acara peluncuran  Indonesia Wakaf Summit dan Peluncuran Gerakan Sejuta Wakaf, di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (14/12/17).

Selain, wakaf berupa aset lahan, Indonesia juga memiliki potensi yang sangat besar di wakaf uang. Berdasarkan perhitungan BWI, potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp180 triliun. Saat ini, wakaf uang yang dihimpun tata-rata baru mencapai sekitar Rp400 miliar tiap tahunnya.

Namun demikian, Ismail menegaskan, wakaf uang bukan tujuan akhir, tapi sebagai tangga awal untuk mengelola wakat produktif. Hal ini dikarenakan uang menjadi tantangan utama ketika ingin mengelola dan memberdayakan aset wakaf dalam bentuk lahan. ”Untuk itu, wakaf uang bisa digunakan untuk  untuk mengubah lahan-lahan wakaf yang tadinya ‘tidur’ itu menjadi aset yang produktif,” imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Dompet Dhuafa Filantropi, Iman Rulyawan mengatakan, pengalaman Dompet Dhuafa menunjukan, aset wakaf yang dikelola profesional dapat menghasilkan surplus atau keuntungan. Tahun 2016 lalu, aset wakaf produktif Dompet Dhuafa berhasil membukukan surplus sebesar Rp2 miliar.”Surplus disalurkan kepada orang miskin melalui program-program Dompet Dhuafa,” jelasnya.

Saat ini, beberapa aset wakaf yang dikelola Dompet Dhuafa meliputi beberapa sektor, yakni pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Di sektor pendidikan Dompet Dhuafa mengelola Sekolah Islam Al-Syukro Universal, Ciputat, Tangerang, Banten, Sekolah Smart Semen Cibonong, Bogor, dan Khadijah Learning Center (KLC). Untuk Sektor ekonomi Dompet Dhuafa mengelola agroindustri kebun nanas dan buah naga, Subang, Jawa Barat;  mini market “Daya Mart” dan toko buah segar “De Fresh; DD Water, Bogor.

Sementara di bidang kesehatan, Dompet Dhuafa mengelola hospital network berbasis wakaf seperti Rumah Sakit (RS) Rumah Sehat Terpadu (RST) Parung, Jawa Barat; RS AKA Sribhawono, Lampung Timur; RS Ibu Anak As-Sayyidah, Jakarta Timur; RS. RST Lancang Kuning, Pekanbaru, Riau, RS Mata Ahmad Wardi, Serang Banteng

Tony Burhanudin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.