Lady Gaga

Di tahun 2011, Lady Gaga tidak bersinar seperti tahun sebelumnya di ajang American Music Award. Ada Taylor Swift, penyanyi country dan Adele yang menjadi bintang dengan meraih masing-masing tiga penghargaan.

Namun, di bulan November 2011, Gaga punya hasil yang lebih membanggakan dirinya selama ini dibandingkan AMA. Sebulan setelah dia mengumumkan bahwa follower dari Twitter-nya mencapai 15 juta, ternyata kini sudah bertumbuh menjadi lebih dari 16 juta. Itu artinya, follower Gaga bertumbuh 1 juta orang dalam jangka waktu satu bulan. @ladygaga sekaligus mempertahankan posisinya sebagai akun dengan jumlah follower terbanyak di dunia, jauh meninggalkan Justin Bieber di bawahnya yang memiliki 14 juta follower. Anda bayangkan saja, betapa susahnya meraih 1.000 follower baru di akun Twitter Anda, sementara Gaga meraih 1 juta lagi dalam waktu singkat.

Gaga tahun 2008 adalah nothing, namun dalam tiga tahun dia telah menjadi selebriti terbesar di planet ini. Hobinya mengoleksi follower di Twitter memang bukannya tanpa alasan. Gaga menjadi besar karena kekuatan jejaring sosial Twitter, mirip seperti penyanyi Justin Bieber yang menjadi besar karena YouTube.

Sejak album pertamanya dirilis tahun 2008, Gaga sudah memanfaatkan media sosial dengan sebaik-baiknya. Dia selalu menulis tweet dari tangannya   serta melakukan kontrol penuh terhadap akun Twitter-nya. Dia juga punya tim yang bekerja khusus di media sosial seperti menyiapkan berbagai konten dari message sampai video. Juga mengatur wawancara khusus Gaga dengan para blogger musik yang berpengaruh. Di luar itu, Gaga sendiri yang turun tangan menyapa para fans-nya di Twitter. Bandingkan saja dengan beberapa penyanyi yang menyerahkan ponselnya kepada manajer atau promotion team-nya untuk meng-update status. Dengan Lady Gaga seperti ada original bonding yang selalu terjadi dibandingkan pemusik lain.

Lady Gaga juga tergolong antiboring. Dia selalu tampil dengan gaya baru yang terkadang kontroversial. Yang paling menonjol memang pakaian dan gaya rambutnya yang selalu unik. Dengan cara ini dia selalu menciptakan conversation di antara para “Little Monster”, sebutan untuk para fans-nya.

Follower semakin lama akan menjadi pelanggan Anda. Mereka adalah profit masa depan Anda. Makanya Lady Gaga pun berupaya untuk menjaga loyalitas para followernya. Bagi Gaga, setiap follower yang dimiliki akan memiliki kesempatan untuk dikonversikan menjadi angka penjualan di masa depan. Dengan 16 juta follower, Gaga sudah memiliki potential captive market untuk album, video, dan merchandise yang dikeluarkannya.

Lady Gaga menjadi contoh bagaimana brand dibangun dan dijaga profitabilitasnya dalam jangka panjang. Kasus Lady Gaga bahkan menjadi salah satu kasus marketing yang banyak diangkat di kelas-kelas di Harvard Business School. Gaga juga menjadi contoh bagaimana brand harus tetap hidup di tengah-tengah pelanggannya. Itulah sebabnya, sekalipun dia tidak bersinar di ajang American Music Award, Gaga lebih bahagia memenangkan hati pelanggannya. (marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here