Investasi Saham dan Reksadana Kian Populer di Kalangan Milenial, Emas Masih Pilihan Utama

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Investasi, Saham, Reksadana, investor muda, Gen Z, gen Y, milenial, survei perilaku investasi milenial, milenial, marketing, berita keuangan, Zigi.id ,Stockbit, Head of Financial Education Stockbit & Bibit.id, Vivi Handoyo Lie,Manajer Riset Katadata Insight Center Vivi ZabkieMarketing.co.id – Berita Financial Service |  Dalam 2 tahun terakhir ini, investor dari Gen Z dan Y (milenial) paling banyak mulai membeli saham dan danareksa. Hal tersebut terlihat dalam survei kepada 806 investor saham dan 613 investor danareksa yang dilakukan Katadata Insight Center.

Dalam survei tersebut, sebanyak 41,3% milenial mengaku mulai membeli saham pada 1-2 tahun terakhir. Sedangkan kelompok usia Gen Z, sebanyak 48,1% mengaku baru membelinya kurang dari 1 tahun terakhir.

Investor saham dalam survei yang didominasi responden dari kelompok usia muda ini mengatakan mereka melakukan investasi setiap mendapat dana lebih (47,6%). Namun ada pula yang melakukannya rutin setiap bulan (27,2%) dan saat pasar sedang bagus (20,0%).

Manajer Riset Katadata Insight Center Vivi Zabkie mengatakan, survei hasil kerja sama dengan Zigi.id dan Stockbit ini menganalisis perilaku investor muda dalam berinvestasi dan persepsi mereka terhadap beragam jenis investasi tradisional maupun digital.

Survei menunjukkan bila proporsi investor saham yang memiliki jumlah investasi cukup besar (lebih dari 50 juta) dan yang relatif kecil (kurang dari 5 juta) cenderung seimbang. “Namun, laki-laki dan Gen X umumnya memiliki saham dengan jumlah besar (lebih dari 50 juta), sementara perempuan serta mereka yang berusia muda lebih banyak memiliki saham dengan jumlah kecil,” kata Vivi Zabkie dalam jumpa pers Senin (6/12/21).

Saham perusahaan sektor finansial merupakan saham paling banyak dibeli sekaligus menjadi saham favorit para investor. Posisi berikutnya ditempati sektor pertambangan dan consumer goods. “Menarik melihat preferensi setiap generasi dalam memilih jenis investasi. Bahkan, dalam memilih platform pembelian saham pun beda,” ujar Vivi. Platform pembelian saham yang tumbuh beberapa tahun terakhir cenderung digunakan kelompok usia lebih muda dibanding platform yang sudah ada lebih lama.

Pada kelompok investor reksadana, kelompok usia muda juga terlibat banyak membeli investasi ini dalam 2 tahun terakhir. Perempuan dan Gen Z paling banyak masuk dalam kategori ini. Sementara, Gen X cukup banyak yang telah berinvestasi reksadana selama lebih dari 5 tahun.

Dari sisi nominal investasi yang dimiliki, investor reksadana pada survei ini tergolong investor baru. Ada 39% investor yang memiliki total investasi kurang dari 1 juta rupiah, lalu 26% lainnya memiliki investasi 1 hingga 5 juta rupiah. Secara proporsi, perempuan dan Gen Z lebih banyak yang masuk kategori ini. Sementara, Gen X & Y cukup banyak yang memiliki reksadana dengan nilai lebih dari 50 juta rupiah.

Sementara jika dilihat dari jenis reksadana, sebagian besar investor membeli reksadana pasar uang. Selanjutnya hampir separuhnya memilih reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham.

“Mayoritas responden (79,6%) membeli reksadana melalui aplikasi online, ada juga yang membeli lewat eWallet (15.8%) dan marketplace (14,7%),” jelas Vivi.

Emas masih menjadi investasi terfavorit

Selain secara khusus membedah perilaku investor muda yang membeli saham dan reksadana, survei ini juga menggali kecenderungan investor dalam memilih investasi secara umum. “Kami secara total mensurvei 1.939 responden yang berinvestasi dalam beragam bentuk, baik tradisional maupun modern seperti investasi digital,” ungkap Vivi.

Secara umum, emas masih menjadi pilihan umum saat investasi. Termasuk dalam kelompok usia muda (Gen Y dan Gen Z).  Lebih dari 60% responden mengaku saat ini memiliki emas. Investasi tanah dan usaha menjadi pilihan berikutnya. Sedang pada kelompok investasi digital, reksadana dan saham yang paling banyak dipilih.

Emas dipilih, umumnya karena dipersepsikan mudah dijual. Sedang jenis investasi digital karena faktor high return, kepraktisan dan modern.  “Pada variabel high risk, high return, praktis dan modern, investasi digital berada di TOP 3. Sementara pada variabel mudah dijual/dicairkan/liquid, emas unggul di posisi tertinggi,” jelas Vivi.

Head of Financial Education Stockbit & Bibit.id, Vivi Handoyo Lie mengakui bila investor baru cukup banyak muncul dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal itu terlihat dari pengguna platform mereka.

Untuk memastikan investor baru atau pemula ini dapat melakukan investasi dengan tepat dan aman, Stockbit berusaha membantu dengan menghadirkan Stockbit Academy. Lewat fasilitas ini, para pengguna dapat belajar saham dari nol, dengan dipandu pengajar profesional. “Supaya tidak terjebak investasi bodong atau caranya salah jadi terlalu berisiko. Agar visi masa depan lebih baik, kita menghadirkan bagaimana analisis dan membaca laporan keuangan, dengan bahasa yang mudah agar semua bisa mengerti,” kata Vivi Handoyo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here