Harry Sanusi: Manuver Berlandaskan Digitalisasi (2)

Marketing.co.id – Artikel ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya berjudul Harry Sanusi: Manuver Berlandaskan Digitalisasi (1). Menurut Harry Sanusi, CEO Kino ada tiga kata kunci dalam visi Kino, yakni inovasi, mendunia, dan tidak meninggalkan nilai-nilai lokal. Tiga kata kunci ini menjadi values atau landasan Kino yang tak lekang oleh waktu dan terus tercermin dalam setiap bisnis proses Kino, yang dalam pelaksanaannya harus mengadaptasi tren yang sedang berkembang, mulai dari pengembangan produk, komunikasi, teknologi, dan lainnya.

Kino, kino group, Harry Sanusi - CEO and President Director Kino Group
Harry Sanusi – CEO and President Director Kino Group. Foto: Majalah MARKETING/LL.

Termasuk dengan teknologi digital yang mendominasi dunia saat ini, imbuhnya. Sesuai dengan values perusahaan, Kino telah melakukan manuver inovasi berlandaskan digitalisasi, membawa nilai-nilai modern sesuai dengan kebutuhan pasar, dengan tetap mengedepankan nilai lokal sebagai daya saing.

Tak ketinggalan dengan tren yang terus berkembang, Kino telah memasukkan digital dalam bisnis prosesnya. Dalam bidang marketing, misalnya, digital telah masuk dalam omni-channel marketing. Ini menjadikan semua terintegrasi dengan channel marketing lain. Tak ayal, banyak hal yang telah dilakukan dengan menggunakan channel digital, yaitu mulai dari mencari insight mengenai apa yang dibutuhkan hingga dicintai konsumen, mengomunikasikan pesan brand sampai pada tahap memasarkan produk. Tidak hanya itu, teknologi digital juga secara khusus telah diterapkan di dalam sistem human resources—dimana karyawan dapat melakukan segala sesuatu melalui satu aplikasi.

“Dalam digital marketing, ada tiga hal yang menjadi strategi kami. Pertama, visible. Ini memperkuat eksistensi brand di dunia digital dan expanding jangkauan brand di platform yang tepat di mana target audience masing-masing brand berada. Kedua adalah relevant content, mengomunikasikan apa yang relevan dengan konsumen, lebih personal dan spesifik sesuai dengan demografi serta interest konsumen, bukan dari sudut pandang pemilik brand. Terakhir adalah collaborations untuk memperluas jangkauan dan membangun word of mouth,” papar Harry Sanusi, CEO PT Kino Indonesia (Kino).

Untuk itu, dalam menentukan channel atau platform yang digunakan, lanjut Harry, Kino selalu melihat di manakah target audience (konsumen) untuk tiap-tiap brand. Secara garis besar, Kino sudah ada di setiap channel digital, seperti social media (Instagram, Facebook, Youtube, WhatsApp), kanal publishers, KOLs, influencers, website, searching page, e-commerce, dan lainnya. Sejauh ini, channel digital Kino ditangani langsung oleh tim internal, mulai dari strategic, production, hingga placement.

Kino juga sudah bermain di platform e-commerce, yakni dengan hadirnya Kino Official Store di beberapa marketplace ternama. Jika ditelisik, kontribusinya dinilai terus meningkat. Meski demikian, sejauh ini kanal konvensional tetap menjadi fokus Kino karena masih memberikan kontribusi yang sangat besar.

“Sebagian besar produk Kino telah menjadi market leader di kategorinya, seperti Ellips Hair Vitamin, Sleek Baby, Resik V, Larutan Cap Kaki Tiga, Eskulin, termasuk yang lainnya. Transfomasi digital sangat membantu brand-brand kami untuk bertumbuh. Melalui digital, brand dapat melakukan banyak hal mulai dari awareness, consideration, hingga kepada purchase,” tutur Harry.

Marketing.co.id | Info & Portal Berita Marketing dan Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here