Dilema Keamanan Perangkat IoT

Marketing.co.id – Berita Digital | Dalam beberapa tahun terakhir ini kita telah melihat pesatnya perkembangan perangkat pintar, mulai dari asisten pinter untuk memonitor bayi hingga  lampu pintar dan lemari es yang terhubung ke internet.

Baca Juga: Inilah Sasaran Empuk Penjahat Siber di 2021

Kenyamanan yang ditawarkan perangkat-perangkat pintar  yang terhubung tersebut tentunya disertai dengan risiko pelanggaran keamanan siber yang akan berdampak pada konsumen dan produsen.

Baca Juga: Identifikasi Risiko dengan Memahami 3 Tren Ancaman Siber Ini

lantas, apa jadinya jika produsen gagal menangani masalah keamanan? Apa saja risiko pelanggaran keamanan siber yang akan berdampak pada konsumen dan produsen?

Baca Juga: Gamers, Hati-hati Penipuan Akun Bodong Jualan Diamond

Baca Juga: Perlindungan Data Pribadi Mutlak Diperlukan

Para peretas telah menemukan banyak cara untuk mendapatkan akses ke informasi pribadi dengan cara memanfaatkan kelemahan  yang ada diperangkat pintar yang digunakan sehari-hari.

Baca Juga: 3 Risiko Cybersecurity Pada Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0

Oleh karena itu, produsen perangkat IoT harus mempetimbangkan soal masalah keamanan saat mendesain suatu produk, terutama ketika perangkat tersebut memiliki umur yang sangat panjang seperti smart TV, lemari es pintar dan lainnya.

Baca Juga: Malware Canggih Ini targetkan Pengguna Android di Asia Tenggara

Tim Mackey, Principal Security Strategist, Synopsys Cybersecurity Research Center (CyRC) menyarankan para produsen perangkat IoT untuk berinvestasi dalam keamanan siber sejak awal.

“Berinvestasilah dalam membuat model ancaman agar produk dapat dikompromikan dan memahami apa saja risiko dalam software yang sedang dibuat dan dioperasikan. Karena, model ancaman mencerminkan lanskap ancaman saat ini, model tersebut perlu terus diperbarui dan menyertakan pemahaman tentang siklus hidup program apapun yang didukung oleh software. Pelanggan mengharapkan produk Anda dapat diandalkan dan softwarenya kuat.

Yang perlu diingat, software memiliki rantai pasokannya sendiri. Sehingga, keamanan software harus menjadi fokus utama tim pengembangan internal. Ada kemungkinan yang sangat kuat bahwa vendor atau layanan pihak ketiga juga menggunakan kode dari sumber eksternal, dan kode itu sendiri dapat memiliki kelemahan atau kerentanan. Jika Anda tidak memperhatikan kombinasi kode khusus dan kode yang ditarik dari pustaka pihak ketiga, Anda bisa berada dalam posisi di mana Anda dibutakan oleh kerentanan yang tidak terduga.

Baca Juga: 4 Prinsip Dasar Cybersecurity

Pada akhirnya, tidak ada cara untuk membangun sebuah software yang sempurna. Produsen perlu mengikuti praktik keamanan terbaik dan menanamkan mekanisme keamanan selama proses pengembangan software. Jika perangkat lunak yang mendukung produk Anda sulit dikompromikan, kemungkinan besar para penjahat siber akan berpindah ke target potensial lainnya dan pelanggan Anda tentunya akan menyambut dengan baik upaya keamanan siber yang Anda lakukan.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here