Bagaimana Dampak Jejaring Sosial Pada Hubungan Pertemanan di Kehidupan Nyata

Menurut survei JWTintelligence, sekitar 40 persen orang usia 13-67 mengatakan bahwa jejaring sosial telah meningkatkan rasa cemas terhadap kehidupan pribadinya. Kecemasan atau yang biasa disebut “galau” ini dipicu oleh update berkala dari apa yang teman kita lakukan serta tren yang dengan cepat berubah.

Pernah merasa sebal ketika membaca status update teman kamu? Pernah menganggap orang lain mempunyai kehidupan yang lebih baik dari kamu karena album foto ataupun tweet mereka?

Dari pelajar SMP hingga dewasa, pengguna jejaring sosial menyaksikan kawannya bersenang-senang dan memamerkan kehidupan pribadinya. Hal ini membuat pengguna jejaring sosial, terutama pria, merasa gerah dan sebal dengan tingkah kawan-kawannya.

Dampak dari kegalauan di jejaring sosial ini lebih dirasakan oleh remaja. Beberapa gejala dari “galau” yang dialami remaja dapat disinyalir dari perilakunya yang tidak dapat berhenti menatap layar smartphone untuk melihat update tweet dan status terbaru kawan-kawannya. Hal ini kerap dilakukan tidak hanya di saat sedang sendiri, bahkan pada saat berkumpul dengan kawan-kawannya, ia sibuk chatting dengan kawan yang tidak berada dengannya.

Kita benar-benar tidak bisa dijauhkan dari jejaring sosial. Dua puluh empat persen dari responden mengaku telah melewatkan momen penting, karena ia justru sibuk berfoto dan berbagi informasi di internet. Hampir setengah responden di usia remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersosialisasi dengan kawannya melalui jejaring sosial dibandingkan hubungan tatap muka. Sepertiganya bahkan lebih menyukai mengenal teman baru melalui jejaring sosial dibandingkan bertemu langsung.

Tapi apakah teman online bisa menggantikan teman “di dunia nyata”? Studi di Hong Kong menyebutkan bahwa dibandingkan dengan pertemanan online, pertemanan di dunia nyata melibatkan lebih banyak: Rasa saling ketergantungan, kedalaman hubungan, saling toleransi dan komitmen.

Jika tidak dapat menggantikan teman “di dunia nyata”, lalu apa manfaat pertemanan online? Teknologi mempermudah kita untuk menjaga hubungan dengan teman yang berlokasi jauh dari tempat kita, selain itu juga membantu orang yang pemalu dan kesepian untuk bertemu teman baru.

Lalu bagaimana solusi untuk mengatasi rasa “galau” yang kita alami pada saat berjejaring sosial? ComScore, sebuah lembaga riset internet terkemuka memberikan alternatif yakni, “log out – go outside!”. Kegiatan yang kita gunakan dalam mengakses Facebook, Twitter, Tumblr, dapat digantikan dengan aktivitas di luar rumah yang tidak kalah menyenangkan seperti menonton konser musik, menonton pertunjukan teater atau berolah raga, yang membuat kita bertemu dan mengenal teman baru secara tatap muka (Ridho Irawan | @ridirawan –  wirausahawan muda, konsultan di bidang media digital, pendiri eXo Digital).

Photo source: Flickr

 

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here