Puang Ridu, Petani Gowa yang Gigih Bangun Semangat Bersama Lewat Pertanian Sayuran

0
Dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat berbagi, Puan Ridu membuktikan bahwa seorang petani bisa menjadi penggerak perubahan bagi keluarga, komunitas, hingga generasi muda yang ingin menekuni pertanian di masa depan.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat berbagi, Puan Ridu membuktikan bahwa seorang petani bisa menjadi penggerak perubahan bagi keluarga, komunitas, hingga generasi muda yang ingin menekuni pertanian di masa depan.Dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat berbagi, Puan Ridu membuktikan bahwa seorang petani bisa menjadi penggerak perubahan bagi keluarga, komunitas, hingga generasi muda yang ingin menekuni pertanian di masa depan.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Kisah inspiratif datang dari Ridwan, atau yang akrab disapa Puang Ridu, seorang petani sayuran asal Gowa yang berhasil membuktikan bahwa kerja keras, ketekunan, serta dukungan teknologi pertanian modern dapat melahirkan hasil luar biasa.

Sejak tahun 2009, Puang Ridu konsisten mengolah lahan pertanian di desanya. Lahir dari keluarga petani, ia telah terbiasa dengan tanah, benih, dan proses bercocok tanam sejak kecil. Pengalaman itulah yang menumbuhkan kecintaannya pada dunia pertanian.

Baginya, bertani bukan hanya pekerjaan, tetapi juga jalan hidup. Ia percaya bahwa tanah yang dirawat dengan sungguh-sungguh bukan hanya akan menghasilkan sayuran, melainkan juga harapan dan kehidupan bagi banyak orang.

Baca Juga: Modal Minim, 3 Tanaman Ini Cocok untuk Memulai Bisnis Pertanian

Titik balik penting dalam perjalanan Puang Ridu terjadi pada tahun 2020, ketika ia mulai menggunakan benih unggul Cap Panah Merah. Dukungan ini membawanya pada pengalaman panen yang lebih baik, stabil, dan memuaskan. Di lahan seluas 2 hektar, Puan Pandu kini menanam berbagai varietas unggulan, di antaranya tomat GUSTAVI F1, timun BATARA F1, tomat SERVO F1, kembang Kol PM 3000 F1, dan sawi putih LEONY F1.

Salah satu panen yang paling berkesan adalah ketika menanam timun BATARA F1 sebanyak 25 bungkus benih, yang menghasilkan 20.000 kilogram timun dengan nilai jual mencapai Rp 50 juta. “Hasil panen itu membuat saya semakin yakin bahwa bertani dengan cara yang tepat akan memberi hasil yang luar biasa,” ujar Puang Ridu.

Menginspirasi Petani Lain di Gowa

Kesuksesan tidak membuatnya berjalan sendiri. Ia kerap membagikan pengalaman dan ilmunya kepada petani lain di sekitarnya. Hingga kini, sekitar 20 petani di Gowa telah mengikuti langkahnya menggunakan benih dan teknik yang sama.

“Kalau kita sama-sama belajar, sama-sama bekerja, hasilnya akan lebih cepat terasa. Pertanian itu soal saling menguatkan,” katanya penuh semangat.

Baca Juga: 15 Ide Bisnis Pertanian Yang Bisa Anda Coba, Auto Jadi Sultan!

Atas dedikasi dan kerja kerasnya, Puang Ridu dianugerahi gelar Master Panen oleh Cap Panah Merah. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas perannya dalam mendorong pertanian yang produktif dan berkelanjutan. Meski demikian, ia tetap rendah hati. Bagi Puang Ridu, gelar itu bukan akhir, melainkan motivasi untuk terus belajar, berbagi, dan menginspirasi generasi petani berikutnya.

Perjalanan sukses Puang Ridu tidak lepas dari peran Cap Panah Merah sebagai mitra yang menyediakan benih unggul berkualitas tinggi, bimbingan teknis pertanian, informasi inovasi terbaru, dan pendampingan pengelolaan lahan, hama, dan panen. Dengan dukungan tersebut, Puang Ridu mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas panen, sekaligus memperluas wawasan tentang teknologi pertanian modern.

Baca Juga: Cocok untuk Milenial, 3 Ide Bisnis Rumahan dengan Modal Kecil

Dari lahannya di Gowa, Puang Ridu kini tidak hanya menanam timun, tomat, dan sayuran lainnya, tetapi juga menumbuhkan semangat kebersamaan, harapan, serta kepercayaan diri bagi komunitas petani di sekitarnya.