Volume Transaksi dan Jumlah Nasabah Turun, ini Strategi Rifan Financindo Berjangka

Marketing.co.id – Berita Financial Services |Kinerja perusahaan pialang perdagangan berjangka dapat dilihat dari volume transaksi dan jumlah nasabah. Selama periode 2019 hingga September 2023 volume transaksi dan jumlah nasabah di PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) mengalami naik turun.

Untuk volume transaksi yang dihitung dalam lot, periode periode 2019 hingga September 2023 berturut-turut angkanya 1,548,502 (tahun 2019); 1,650,527 (tahun 2020); 1,724,222 (tahun 2021); 996,212 (tahun 2022); dan 530,117 (hingga September 2023).

Adapun untuk jumlah nasabah dalam periode yang sama, masing-masing 3.987 (tahun 2019), 4.713 (tahun 2020), 6.635 (tahun 2021), 1.737 (tahun 2022), dan 963 (hingga September 2023).

Dari paparan angka di atas terlihat transaksi tertinggi dicapai tahun 2021 dengan 1,724,222. Di tahun ini pula RFB memiliki jumlah nasabah terbanyak, yakni 6.635. Dengan demikian terlihat ada korelasi antara besaran volume transaksi dengan jumlah nasabah.

Lisa Usfie, Kepala Cabang RFB – DBS Tower mengatakan, penurunan transaksi dan nasabah periode Januari 2023 dibandingkan tahun 2021 dan 2022 karena isu-isu negatif yang menerpa perdagangan berjangka. “Ini yang coba kita luruskan ke masyarakat sebagai calon konsumen, bahwa yang kita lakukan sesuai dengan peraturan perundangan dan kita beri tahu bagaimana mekanisme transaksi dan mendapatkan profit,” tuturnya dalam jumpa pers, di cabang RFB DBS Bank Tower, Jakarta, Jumat (27/10).

Faktor lain yang menyebabkan turunnya transaksi dan nasabah menurut Muhammad Barkah Direktur Utama RFB, kabar negatif yang dihembuskan dari para nasabah yang mengalami kerugian berinvestasi di perdagangan berjangka. “Isu-isu miring ini menjadi viral, mengakibatkan jumlah nasabah berkurang, tapi ini bukan hanya menimpa kita, juga dialami pialang lainya di bursa berjangka,” tuturnya.

Baca juga: Strategi Investasi di tahun Pemilu

Barkah menegaskan, hal lumrah perusahaan jasa seperti RFB mendapatkan keluhan dari nasabah, baik keluhan dari sisi pelayanan ataupun administrasi. “Banyak nasabah yang mengeluhkan mengalami kerugian yang relatif cepat ketika bertransaksi. Sebenarnya WPB (Wakil Pialang Berjangka) sudah mengedepankan bahwa perdagangan seperti bisnis lainnya yang ada peluang dan kerugiannya. Kita tidak menjanjikan kepastian untung, ini perdagangan yang high risk-high return,” lanjut Barkah.

Target 1 Juta lot Transaksi dan 1200 Nasabah Baru

Hingga akhir tahun ini RFB menargetkan bisa mencapai 1 juta lot. Sepertinya RFB perlu kerja ekstra keras untuk mencapainya, karena tahun 2023 praktis tersisa 2 bulan lagi. Seperti diungkap diawal tulisan hingga September 2023, volume transaksi RFB baru mencapai  530,117 lot.

Target ambisius lainnya dari RFB yakni menggaet 1200 nasabah baru sampai akhir tahun. Padahal per September jumlah nasabah RFB sebesar 963.

Rifan Financindo Berjangka
Kika: Syaiful Bachri (Senior Analyst RFB), Muhammad Barkah (Direktur Utama RFB), dan Lisa Usfie (Kepala Cabang RFB – DBS Tower)

Untuk menggenjot jumlah nasabah dan volume transaksi RFB setidaknya akan melakukan beberapa hal, antara lain gencar melakukan edukasi ke calon nasabah. Sebagaimana disampaikan Lisa, pihaknya melalui WFB akan menjelaskan ke calon-calon klien mengenai apa itu perdagangan berjangka, produk-produk perdagangan berjangka, potensi risiko yang dihadapi serta profit yang akan diperoleh.

Terhitung hingga 30 September 2023, jumlah Wakil Pialang Berjangka RFB mencapai 40. “Jumlah WPB RFB terus meningkat setiap tahun. Hal ini sejalan dengan tenaga pialang yang kami rekrut juga terus bertambah sehingga kami memiliki calon WPB yang cukup banyak. Di RFB-DBS Tower saat ini memiliki total WPB sebanyak 25 dan jumlahnya akan terus bertambah menjadi 50 WPB hingga akhir tahun ini,” terang Lisa.

Barkah menambahkan, untuk mendongkrak jumlah nasabah RFB perlu melakukan promosi. Untuk melakukan promosi FRB harus mendapat ijin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti). “Akan ada insenstif-insentif atau reward yang diberikan kepada nasabah ketika mereka naik ke level tertentu. Ini yang kita akan kerja sampai akhir tahun,” tuturnya.

Baca juga: Rhenald Kasali: 3 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berinvestasi di Era Digital

Upaya lain yang akan dilakukan meluncurkan satu produk baru. Saat ini RFB sedang memproses membuka perdagangan berjangka Silver. Sampai saat ini RFB sudah memiliki tiga produk perdagangan berjangka yaitu Kontrak Berjangka Emas, Kontrak Berjangka Olein, dan Kontrak Berjangka Emas 250 Gram.

Barkah mengatakan, Kontrak Berjangka Silver notabene mirip dengan emas. “Fluktuasinya cukup tinggi, sehingga tingkat likuiditas transaksinya relatif hampir sama dengan emas, dapat memperoleh keuntungan dalam waktu yang relatif cepat,” tandasnya.

Pada kesempatan yang Syaiful Bachri, Senior Analyst RFB, menjelaskan pentingnya melakukan proses Know Your Customer (KYC) dalam menggaet nasabah baru. Pertama, katanya, calon nasabah harus aman secara finansial. “Jangan gunakan uang panas, gunakan idle money untuk investasi di bursa berjangka,” ucapnya.

Selanjutnya, calon nasabah akan diberikan informasi mengenai peluang di perdagangan berjangka dan cara untuk meminimalisir risiko. “Kita bukan perbankan yang menawarkan fixed income deposito, dan nasabah harus tahu legalitas perusahaan dari pialang berjangka,” tuturnya.

Kemudian sebelum melakukan transaksi calon nasabah akan diajari demo account. Setelah paham cara bertransaksinya barulah mereka diminta untuk melakukan penyetoran dana dan melakukan transaksi. “Setelah bergabung kita melakukan customer relation melalui WFB, bagaimana transaksi hariannya, transaksi tengah hari hingga malam hari. Kita selalu berkomunikasi dengan nasabah, sehingga nasabah awam menjadi expert, yang sudah expert menjadi lebih expert,” tutur Syaiful.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here