Transaksi Penjualan Langsung di Indonesia Capai Rp15,75 Triliun di Tahun 2016

Seiring  perkembangan ekonomi dunia dan perubahan pola belanja masyarakat, metode penjualan retail baik dalam bentuk gerai maupun non-gerai mengalami transformasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penjualan langsung adalah salah satu metode penjualan yang selalu mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Juni 2017 lalu, World Federation of Direct Selling (WFDSA) merilis data Penjualan Langsung Global – Penjualan Retail melalui metode Penjualan Langsung untuk 2016 yang menunjukkan nilai transaksi penjualan global mencapai US182,6 miliar, meningkat 1,9% dari 2015.

Pertumbuhan global didorong oleh peningkatan penjualan di empat regional. Kawasan Asia Pasifik menyumbang 46% terhadap penjualan global, Amerika 33%, Eropa 20% dan wilayah Timur-Tengah & Afrika 1%.

Di Indonesia, penjualan langsung merupakan salah satu industri yang prospektif dengan pertumbuhan positif setiap tahunnya. Nilai transaksi penjualan langsung di Indonesia di tahun 2016 mencapai USD1,184 juta atau setara dengan Rp 15,75 triliun; meningkat sekitar 10% dari pencapaian 2015 sebesar Rp 14,31 triliun dan meningkat sekitar 24% dari pencapaian 2014 sebesar Rp 12,68 triliun.

Magnus Brännström, Chairman of WFDSA yang juga Chief Executive Officer & President of Oriflame Holdings mengatakan, transformasi digital akan membuat penjualan langsung akan menjadi lebih relevan dari sebelumnya. “Penjualan langsung juga membantu menggerakkan roda perekonomian negara dan memiliki kontribusi yang signifikan dalam menciptakan micro-entrepreneurs,” tuturnya

Pada 2016, jumlah independent representative di dunia mencapai 107 juta dan mengalami peningkatan 3,1% dari tahun 2015. Menurut Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), industri penjualan langsung di Indonesia pada 2014 melibatkan lebih dari 11.743.600 direct seller dan pertumbuhan direct seller pada 2011-2014 mencapai 11,3%.

Djoko Hartanto Komara, Ketua Umum Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan Magnus Brännström, Chairman of WFDSA

Djoko Hartanto Komara, Ketua Umum Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), mengatakan, penjualan langsung memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan di Indonesia. Pasar Indonesia yang terus berkembang dan didukung oleh sumber daya manusia yang besar, akan menarik banyak perusahaan penjualan langsung baik lokal maupun asing untuk memperluas pasarnya di Indonesia. “Selain memberikan pendapatan tambahan bagi para direct seller, penjualan langsung juga menyerap banyak tenaga kerja.”

Fleksibilitas jam kerja dan pendidikan menjadi keuntungan bagi sistem penjualan langsung dalam menarik para penjual langsung. Keuntungan lain, direct seller dapat memberikan sentuhan personal saat berinteraksi dengan konsumen. Hasilnya, penjual langsung dapat menikmati pendapatan dari para konsumen yang menjadi pelanggan setia dari merek yang mereka pasarkan.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.