Moosa Farm Kembangkan Peternakan Sapi Wagyu Tabung

Marketing – Moosa Farm mengusung konsep pertanian baru untuk merevolusi bisnis peternakan Indonesia. Saat ini, Moosa Farm mengembangkan pembibitan sapi premium wagyu menggunakan teknologi MOET yang berasal dan induk betina dan sperm Wagyu yang mempunyai pedigree (full blood). Proses ini ditangani langsung oleh ahli dari dalam negeri dan konsultan Prof Suzuki dari Hiroshima Jepang dan Australia.

Seperti diketahui, permasalahan besar dari swasembada daging sapi di Indonesia, salah satunya berada pada rantai usaha yang belum terbentuk hingga terbatasnya ketersediaan lahan untuk penggemukan sapi. Di sisi lain, biaya industri daging sapi lokal – dari sisi pembibitan, penggemukan sampai pemotongan, yang besar menjadikan harga sapi lokal menjadi tidak kompetitif.

Padahal, kebutuhan akan daging sapi sangat besar di Indonesia. Ya, walaupun sebesar 90% dari kebutuhan daging tersebut adalah untuk memenuhi permintaan pasar basah, nyatanya kebutuhan akan daging sapi premium seperti wagyu pun sangat tinggi. Ini bisa dilihat dari hasil import asal Amerika, Jepang, dan Australia.

Salah satu upaya terobosan dalam pembibitan yang dapat dilakukan adalah menggunakan teknologi Transfer Embrio (TE) atau program Sapi Tabung. Di mana, program ini dilakukan di luar negeri untuk mempercepat peningkatan populasi sapi genetik tinggi. Hal ini pun menginisiasi Moosa Genetika Farmindo – usaha peternakan Indonesia, yang berinovasi dengan menerapkan pembibitan Wagyu dengan menggunakan program Sapi Tabung. Teknologi ini didukung oleh ahli reproduksi dan genetika hewan anak bangsa di Indonesia, yakni Prof Arief Boediono dan Dr Sigit Prastowo, serta dipimpin oleh Dr Ivan Sini, Entrepreneur dalam bidang inovasi teknologi sains.

Moosa Farm

“Sapi wagyu merupakan tipe sapi yang mempunyai nilai jual tinggi. Dimana, harga daging dengan kualitas terbaik di pasaran berkisar antara Rp 1-2 juta per kilogram. Produksi daging wagyu lokal dapat membantu untuk menyediakan daging wagyu berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau,” kata Dr Ivan, pimpinan perusahaan Moosa Farm.

“Kami juga menghasilkan Pedet yang disediakan pada usia 4 hingga 10 bulan, yang dapat digunakan untuk para peternak wagyu di Indonesia maupun luar negeri. Kami juga menyediakan sapi wagyu, lokal, impor Australia, dan kurban. Termasuk juga menyediakan daging sapi premium yang diproduksi dan dikemas dalam standar tinggi,” papar dia. Untuk peternakan, Moosa Farm mempunyai lokasi di Solok dan Kota Padang, Sumatera Barat di area seluas total 28 hektar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here