3 Ide Praktis Memanfaatkan AI Musik untuk Brand

0
AI musik bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana brand mampu mengubah momen sederhana menjadi pengalaman emosional.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

AI musik bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana brand mampu mengubah momen sederhana menjadi pengalaman emosional.AI musik bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana brand mampu mengubah momen sederhana menjadi pengalaman emosional.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Di era digital yang serba cepat seperti sekarang ini, musik kembali menemukan relevansinya sebagai bahasa emosional brand. Bedanya, kali ini musik tidak hanya lahir dari studio rekaman, tetapi juga dari algoritma kecerdasan buatan. Kehadiran AI musik seperti SUNO AI membuat proses kreatif menjadi jauh lebih cepat, fleksibel, dan terjangkau.

Ini bukan sekadar tren, melainkan peluang baru bagi brand untuk menyentuh hati audiens dengan cara yang lebih personal. Seperti ditunjukkan oleh praktisi AI dan digital marketing Syahril Anwar yang baru saja merilis lagu “Kopi Ujang” dengan bantuan AI. Ia memperlihatkan bahwa teknologi mampu menjadi partner produktivitas sekaligus kreativitas.

Lalu, bagaimana brand dapat memanfaatkan musik AI secara praktis? Berikut tiga ide yang bisa langsung dicoba.

Membuat jingle brand dengan cepat dam relevan dalam hitungan jam

Dulu, menciptakan jingle membutuhkan waktu berminggu-minggu. Mulai dari brainstorming, aransemen, hingga revisi yang seakan tak ada habisnya. Kini, dengan bantuan AI, sebuah draft jingle bisa dihasilkan hanya dalam hitungan jam.

Brand dapat menentukan genre, mood, hingga tempo sesuai identitas merek. Misalnya, perusahaan fintech bisa memilih beat elektronik yang energik, sementara brand kopi lebih cocok dengan nuansa akustik yang hangat. AI menghadirkan efisiensi tanpa harus mengorbankan kreativitas.

Musik personalisasi untuk segmen audiens

Setiap audiens memiliki selera musik yang berbeda-beda, dan AI mampu menjawab itu.

Bayangkan sebuah kampanye e-commerce yang memutar musik berbeda untuk segmen anak muda dan segmen keluarga. AI memungkinkan brand menciptakan variasi musik personalisasi yang relevan dengan segmen audiens tertentu, meningkatkan engagement, sekaligus memperkuat pesan kampanye. Di dunia pemasaran yang semakin customer-centric, personalisasi adalah kunci engagement.

Menghadirkan soundtrack pada customer journey

Musik bukan hanya pemanis, melainkan bagian dari perjalanan pelanggan. Brand travel misalnya, bisa menghadirkan soundtrack perjalanan saat konsumen memesan tiket. Brand kopi bisa menyajikan musik khas kafe di aplikasi mobile mereka. Bahkan, bank bisa menambahkan nuansa musik optimistis ketika pelanggan menyelesaikan transaksi penting.

Dengan AI, pembuatan soundtrack ini menjadi lebih sederhana, murah, dan dapat diubah sesuai konteks kampanye. Setiap interaksi pelanggan pun bisa terasa lebih hangat dan memorable.

Menurut Syahril Anwar, keberanian bereksperimen dengan AI musik bisa membuka jalan menuju strategi marketing baru. “AI bukan ancaman, melainkan partner. Kreativitas tetap di tangan manusia, AI hanya mempercepat dan memperluas kemungkinan,” tegasnya.

So, brand yang berani mengadopsi AI lebih awal akan memiliki keunggulan kompetitif dalam menciptakan pengalaman emosional yang membekas. Musik AI adalah cara baru untuk menghidupkan narasi brand, bukan sekadar suara di latar belakang.

AI musik bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana brand mampu mengubah momen sederhana menjadi pengalaman emosional. Tiga ide di atas bisa menjadi pintu masuk untuk bereksperimen, sebelum melangkah lebih jauh ke strategi pemasaran berbasis AI yang lebih terintegrasi.