Uang Jadi Sarang Kuman, MasterCard Beri Solusi

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Uang jadi sarang kumanMeski telah banyak yang tahu bahwa uang merupakan sarang kuman dan penyakit, namun hingga kini belum ada orang yang melakukan tindakan preventif. Alasan itu lalu membuat MasterCard berpendapat bahwa beralih ke pembayaran non-tunai akan lebih baik, setidaknya dari nilai kesehatan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Toluna, panel riset online yang menyediakan sampel secara online, sebanyak dua per tiga orang Eropa percaya bahwa alat pembayaran yang ada –baik itu uang kertas, koin, hingga buku tabungan- sangat kotor. Kendati begitu, hanya satu per lima dari mereka yang cuci tangan setelah memegang uang kartal.

Penelitian itu dilakukan kepada lebih dari 9.000 konsumen di 12 negara. Hasil studinya kemudian menemukan, meski banyak yang sadar akan tidak higienisnya uang kartal, namun mereka enggan untuk mencuci tangan setelah memegangnya. Di Eropa, sebanyak 46% dari mereka mencuci tangan setelah memegang hewan, dan 36% setelah menggunakan transportasi publik, tapi tidak dengan uang.

Padahal sebelumnya, yakni di tahun 2013, MasterCard berkerja sama dengan Oxford University menyoroti setidaknya ada sebanyak 26 ribu bakteri terkandung pada uang kartal dan buku rekening. Itu sangat berpotensi untuk menimbulkan berbagai penyakit, terutama flu.

Hal inilah yang kemudian membuat MasterCard berpendapat bahwa jika kita bisa mengganti pembayaran dengan cara non-tunai, mungkin permasalahan mengenai higienitas tak lagi menjadi soal.

Hanya saja, ada beberapa pihak yang enggan mengubah kebiasan tersebut.

Menurut Donna Dowson, seorang psikologis, salah satu yang menjadi alasan adalah, uang merupakan bentuk kekuatan ekonomi dan kesuksesan yang dimiliki. Maka dari itu, sulit bagi orang untuk melihat hal-hal negatif yang berkaitan dengan uang.

Di sisi lain, Dr Jim O’Mahony, dosen Biological Sciences di The Cork Institute of Technology, Irlandia, mengungkapkan bahwa meski kekhawatiran tentang higienitas mengenai uang telah banyak diperdebatkan, tapi kekhawatiran itu dengan cepat berubah menjadi prioritas yang terendah.

“Hubungan antara uang dengan higenitas bukan suatu hal yang baru. Dilihat dari perspektif sejarah, terdapat laporan bahwa beberapa orang-orang percaya uang bertanggung jawab atas wabah penyakit epidemi di Inggris,” papar Dr Jim O’Mahony, dosen Biological Sciences di The Cork Institute of Technology, Irlandia.

“Secara ilmiah, terdapat banyak studi selama beberapa tahun terakhir ini yang membuktikan bahwa uang kertas dan koin membawa bakteri dan mikroba lain. Sebagian besar orang mengakui bahwa memegang uang kartal dapat dianggap berbahaya, namun pada prakteknya orang-orang masih enggan untuk meninjau kebersihan uang,” tambahnya.

Hingga saat ini, telah banyak memang perusahaan yang menawarkan berbagai cara pintar dalam mengatasi pembayaran tunai. Hanya saja itu masih dirasa merepotkan, kurangnya sosialisasi, dan tidak sedikit pula dari mereka yang takut akan menyebarnya malware saat transaski non-tunai (khusus transaksi digital) menjadi faktor utama keengganan mereka.

 

Foto: Transportation Research Board

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here