Pandji Pragiwaksono, Bajak Karya Sendiri

Pandji PragiwaksonoMaraknya pembajakan yang muncul membuat para pelaku di industri musik mengalami banyak keruguan. Selain itu, kemunculan era internet juga memudahkan siapa saja untuk bisa men-download lagu secara gratis.

Inilah yang kemudian memaksa para pelaku bisnis musik memikirkan cara lain dalam menjual karyanya. Misalnya lewat RBT (Ring Back Tone) atau memperbanyak konser offline, tapi menurut Pandji, seharusnya para pekerja kreatif tidak perlu takut dengan pembajakan atau gratisan.

“Mereka tidak perlu takut terhadap pembajakan atau banyaknya lagu gratisan, karena pasarnya berbeda. Hanya saja, mereka harusnya lebih kreatif lagi dalam memasarkan produknya,” kata Pandji Pragiwaksono.

Inilah yang kemudian membuat Pandji berpikir untuk membajak bahkan menggratiskan lagu-lagunya sendiri. Memang merupakan hal yang aneh dilakukan, tapi menurut Pandji, ini merupakan strategi marketingnya.

“Saya terinspirasi dari Microsoft. Mereka tahu versi bajakannya banyak, tapi mereka tidak pernah melarang atau menuntut hal itu. Karena menurut mereka pasarnya beda. Bajakan lebih untuk mereka yang ekonominya kurang, sedangkan yang asli pasti dibeli oleh mereka yang punya penghasilan tinggi,” ucap Pandji.

“Mereka (Microsoft) bilang, ‘daripada masyarakat menggunakan software lain atau bajakan lain karena murah, lebih baik mereka pakai software bajakan kami. Setidaknya merek kami akan tetap jadi Top of Mind.’ Dan itu masuk akal,” tambahnya.

Maka dari itu, Pandji membajak hingga menggratiskan lagunya sendiri. Tujuannya untuk mendongkrak penjualan ketika versi original-nya keluar.

Pertama ia menggratiskan lagu-lagunya untuk dinikmati secara massal. Ya, publik yang penasaran akan lagu hip-hop besutan Pandji bisa mengunduh lagu tersebut secara gratis di blog pribadinya.

Sebulan kemudian Pandji menelurkan DVD versi bajakannya dengan harga sekitar Rp 25.000an. Versi bajakan ini menampilkan berbagai video yang diunduh dari YouTube, kemudian ditambahkan dengan satu video clip special edition.

Setelah versi bajakan keluar, sebulan kemudian Pandji memasarkan DVD original albumnya seharga Rp 75.000. Meski versi gratis dan bajakannya sudah banyak, tapi persediaan 1.000 keping DVD original-nya ludes hanya dalam waktu 30 hari.

Dalam DVD original-nya, Pandji menyuguhkan video clip asli beserta special edition dengan tambahan behind the scene Pandji dalam menetaskan albumnya.

“Hal yang membuat album saya cukup laku karena saya memainkan perasaan publik. Pertama saya menyuguhkan yang gratis biar mereka tahu lagu-lagu saya. Kemudian bajakan untuk mereka yang ingin tahu special edition-nya. Tak puas dengan kualitas gambar yang low-res, nantinya mereka akan membeli album original saya, apalagi dengan tambahan behind the scene untuk mereka yang penasaran dan ingin tahu,” terang Pandji.

“Padahal kalau mau menunggu lebih lama, versi original-nya pasti akan dibajak juga. Tapi karena penasaran, mereka jadi membeli album saya,” lanjut pria yang ikut mempopulerkan Stand Up Comedy di Indonesia.

Menurut Pandji, seharusnya para pelaku bisnis musik bisa melihat peluang seperti ini, tidak hanya mengeluh tentang pembajakan dan gratisan, tapi berpikir lebih kreatif lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.