Generasi milineal merupakan aset masa depan bangsa Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2030, usia produktif negeri ini sebesar 70% berasal dari kelompok milineal. Saat ini lebih dari 40% milineal merupakan pembeli properti dan pasar terbesar hingga 10 tahun mendatang.
Kendati potensinya besar, sayangnya generasi milenial dinilai terancam tak bisa memiliki hunian, khususnya rumah tapak karena diniai cenderung menghabiskan penghasilannya untuk leisure danĀ traveling. Sementara pendapatan dan harga rumah kian timpang.
Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, mengatakan, faktanya harga properti naik lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan kenaikan gaji milenial setiap tahun. āKenaikan gaji normal di luar promosi rata-rata sebesar 10%, sedangkan harga rumah naik dengan angka asumsi minimal 17% per tahun,ā sebutnya.
Untung menilai kebiasaan mengutamakan kebutuhan gaya hidup leisureĀ danĀ traveling justru kian membuat milenial kian susah memiliki hunian dan sangat berbahaya sekali bagi industri properti jika generasi ini tidak bisa atau tidak mau membeli produk properti.
Apalagi berdasarkan survei yang dilakukan Rumah123.com, sebagian besar kaum milineal belum memprioritaskan untuk membeli properti dalam 6 bulan ke depan. Berdasarkan survei tersebut, generasi milineal yang memiliki pendapatan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta, prioritas belanjanya adalahĀ traveling, gadget,Ā dan komputer, baru properti.
Sementara generasi milenial dengan pendapatan antara Rp 5 juta sampai Rp 8 juta memprioritaskan membeli gadget dan komputer, traveling, mobil, dan properti. Kemudian, mereka yang berpendapatan antara Rp 8 juta sampai Rp 15 juta memprioritaskan membeli gadget dan komputer serta properti.
āPenghasilan erat hubungannya dengan rencana membeli properti dalam hubungannya dengan kemampuan mencicil. Sebetulnya kaum milineal tidak beli properti bukan karena ketidak mampuan tetapi juga karena adanya ketidak mauan. Jadi perlu edukasi lebih mengenai keuntungan berinvestasi di properti,ā jelas Untung.
Untung menyarankan generasi milenial yang sudah punya kemampuan menyicil rumah, untuk tidak menunda-nunda keinginannya memiliki rumah sendiri. Sebab, setiap tahun terjadi pengurangan ukuran rumah sebanyak 4-8% sehingga membuat generasi milineal mendapatkan hunian yang lebih kecil, bahkan di lokasi yang lebih jauh.
Lebih lanjut, ia mengatakan rentang usia 25-32 merupakan usia ideal untuk mulai membeli properti karenaĀ belum banyak keperluan dan tanggungan keluarga, jadi bisa menabung untuk uang muka sebelumnya mengajukan KPR.
āPembelian properti sedini mungkin membuat pembeli beradaptasi untuk menyesuaikan pengeluaran pokok ketika mulai mencicil properti dan pembelian properti hanya akan menurunkan daya beli untuk pengeluaran lain selama 3 tahun pertama,ā pungkasnya.